Tidak usah jauh-jauh belajar entrepreneur. Cukup belajar dari cara toko Indra Jaya di Singaraja memanfaatkan peluang. Tumpukan peralatan yang memberatkan calon mahasiswa menjadi ladang emas buat mereka.
Bagaimana tidak, semua kebutuhan mahasiswa dan organisasi mahasiswa, apalagi mahasiswa baru, hampir pasti akan disediakan. Dan hampir bisa dipastikan ada.
Datang ke toko itu, dan bilang saja, kegiatannya apa? Fakultas? Jurusan? Al hikmah? KMHD? Perlengkapannya ada semua…
Apa? Snack yang laku banget? Air minum yang Buleleng banget? (yang jelas bikin migrain maba dari luar Bali). Semua bisa dikupas habis oleh Indra Jaya. Nametag warna apa? Pake tali apa? Ketebalan berapa? Tinggal katakan saja, maka akan segera muncul di depan mata. Sehebat itu.
Yang bikin tambah takjub, dulu saya pernah jadi bagian yang menentukan peralatan apa saja yang perlu dibawa calon mahasiswa di kegiatan ratam al hikmah waktu itu. Kita bikin tuh, beda sama tahun-tahun sebelumnya. Yang sekiranya udah gak template-lah.
Bikin nametag tebal seperti kotak amal. Warnanya tidak umum. Eh, ternyata kami kalah jeli sama toko itu. Dengan cepatnya toko itu bisa menyediakan semua daftar yang sudah kami buat. Salut….
Kadang nih, acara-acara seminar entepreneur terkesan terlalu tinggi. Mengundang pelaku usaha yang jauh di sana. Yang kebanyakan tidak membuka jalan suksesnya, tapi memamerkan apa pencapaiannya. Akhirnya, setlah mendatangkan pebisnis kelas kakap dari jauh, tetap aja kita bingung mau mulai dari mana. Ayo ngaku, pasti gitu kan?
Padahal ada toko yang dekat kita yang bisa kita jadikan pelajaran. Tapi kita kadang ingin terkesan waaaaahhhh, hanya dengan mendatangkan pemateri dari kota yang jauh…
Banyak yang bilang, katanya ide bisnis yang bisa sustainable adalah bisnis yang asalnya dari problem. Ada permasalahan yang bikin kita gatel ingin segera menyelesaikan. Muncul ide untuk mencari cara untuk menyelesaikannya. Toko Indra Jaya jelas sekali punya keresahan untuk membantu mahasiswa baru (maba) yang galau. Ia hadir berseri-seri di tengah kusamnya muka dan pikiran maba. Indra Jaya jelas. Adalah kunci dari permasalahan.
Cuman, tolong jangan sering-sering kalau kangen mantan dijadiin permasalahan.. Bisa bisa……. Mantan juga tersedia di Indra Jaya. Hehehehe….
Dari permasalahan itu, Indra Jaya jeli melihat peluang. Dimana ada cuan, disitu sinyal menguat. Maka hal itu harusnya bisa kita teladani. Bagaimana cara menjadi wirausaha adalah jeli melihat peluang yang ada di dekat mata. Janganlah jauh-jauh dulu melihat bisnis yang tinggi-tinggi, karena cenderung membuat kita kebingungan untuk memulai, terus ragu, takut, dan akhirnya, males deh.
Sesimpel Chairul Tanjung yang mulai dari permasalahan fotokopi mahal di sekitar kampus, ia jadi juragan fotokopi. Dari fotokopian milik temannya yang bisa setengah harga, tapi jauh dari kampus. Terus berkembang sampai sekarang.
Maka intinya, liat permasalahan, cari jalan keluar, ada potensi bisnis, mulai aja… [T]