Pada pagi ini, dalam perjalanan saya mengantar pesanan ayam betutu mertua saya di daerah Teuku Umar Denpasar, saya melihat banyak umat Muslim yang datang berbondong-bondong ke masjid untuk melaksanakan sholat. Umat Muslim dari segala lintas umur, jenis kelamin dan dari berbagai latar belakang ekonomi berbaur untk melaksanakan sholat. Menurut informasi istri saya, bahwa hari ini merupakan hari perayaan Idul Fitri. Pagi itu, suhu masih cukup dingin untuk melakukan aktifitas. Namun umat Muslim sangat bersemangat dan khusyuk untuk melaksanakan sholat.
Pada kesempatan kali ini saya tidak akan membahas lebih mendalam tentang Idul Fitri dari sisi keislaman karena itu bukan bidang saya. Saya akan lebih menekankan dari kajian astronomi dan juga persamaan apa yang dialami oleh umat Hindu pada saat bulan kesembilan menuju bulan ke sepuluh dalam penanggalan sasih menurut kalender Bali.
Persamaan ini menurut saya sangat menarik karena kita dapat mengetahui bahwa ternyata kita adalah mahluk Tuhan yang sama dan juga dapat dijadikan sebagai momentum kita untuk membina kerukunan umat beragama di lingkungan kita. Saya yakin kita semua setuju bahwa kerukunan adalah hal yang utama saya tidak akan mencari perbedaan-perbedaannya namun saya akan mencari berbagai persamaan nya untuk menambah keharmonisan dan juga rasa toleransi kita terhadap umat beragama yang lain.
Umat Muslim menggunakan kalender Hijriyah dalam penentuan Hari Raya Islam-nya. Kalender Hijriyah juga digunakan sebagai sistem penanggalan sehari-hari. Dalam kalender Islam penetapan hari ialah berdasarkan fase bulan (kalender candra), sedangkan kalender Masehi berdasar fase bumi mengelilingi matahari (kalender surya). Perbedaan inilah yang menyebabkan penetapan Idul Fitri selalu berubah di dalam kalender Masehi, yakni terjadi perubahan 11 hari lebih awal setiap tahunnya. Pada 1 tahun kalender hijriyah terdapat 12 bulan dalam agama islam.
Idul Fitri, atau Lebaran di Indonesia adalah hari raya umat Islam yang jatuh pada tanggal 1 Syawal pada penanggalan Hijriyah. Karena penentuan 1 Syawal yang berdasarkan peredaran bulan tersebut, maka Idul Fitri atau Hari Raya Puasa jatuh pada tanggal yang berbeda-beda setiap tahunnya apabila dilihat dari penanggalan Masehi.
Umat Hindu juga menggunakan kalender candra sebagai salah satu pengingat hari raya. Dalam umat Hindu mengenal apa yang disebut dengan kalender Caka. Kalender Caka merupakan kalender yang digunakan umat Hindu yang berdasarkan perhitungan bulan. Perhitungan bulan ini di Bali disebut dengan istilah sasih. Pada 1 tahun kalender bali terdapat 12 sasih.
Hal yang sangat menarik adalah hari raya perayaan besar umat Muslim (Idul Fitri) dan Hindu (Nyepi) pertinya tidak jauh berbeda. Hal ini dikarenakan keduanya menggunakan sistem kalender yang sama yaitu berdasarkan periode bulan. Walaupun terjadi tidak bersamaan, namun perayaan ini sama-sama dilakukan pada awal bulan kesepuluh di masing-masing kalender. Idul fitri dilaksanakan pada 1 Syawal (bulan kesepuluh Hijriyah) sedangkan perayaan Tahun Baru Caka dilaksanakan pada tanggal 1 sasih Kadasa. Dimana puncak Nyepi dilaksanakan tepat pada tilem (bulan mati) di akhir sasih kesanga.
Sebelum kita membahas Syawal dan Kadasa sebaiknya kita membahas bagaimana kesamaan kita sebagai umat beragama di bulan Ramadhan (bulan kesembilan Hijriyah) dan sasih kesanga. Saya yakin bahwa kedua bulan ini amatlah disakralkan oleh masing-masing umat. Pada bulan ini umat beribadah untuk sama-sama mengendalikan diri menghadapi dari berbagai godaan.
Pada bulan Ramadhan, kita semua mengendalikan seluruh hawa nafsu kita baik pikiran, perkataan, dan perbuatan. Bulan ini merupakan bulan yang sangat sakral juga bagi umat Hindu. Pada sasih kesanga dalam wariga Bali, merupakan bulan dimana perayaan keagamaan sangat dihindari. Pada sasih kesanga sangat jarang ditemukan piodalan dan juga perayaan Panca Yadnya bagi umat Hindu.
Di bulan kesanga merupakan bulan dormasi bagi umat Hindu untuk merefleksi diri. Sebagai puncak dari sasih kesanga adalah pada saat tilem kesanga yang merupakan pertanda berakhirnya bulan kesembian dimana pada saat itu umat Hindu juga melakukan apa yang disebut dengan catur brata penyepian. Pada intinya dalam kalender candra, bulan kesembilan merupakan bulan dimana seluruh umatnya untuk lebih mawas diri dan juga momentum yang sangat tepat untuk melakukan pengendalian diri.
Setelah satu bulan penuh selama Ramadhan maka datanglah Syawal. Penanda datangnya Syawal yaitu adanya hilal. Hilal adalah bulan sabit muda pertama yang dapat dilihat setelah terjadinya konjungsi (ijtimak, bulan baru) pada arah dekat matahari terbenam yang menjadi acuan permulaan bulan dalam kalender Islam. Biasanya hilal diamati pada hari ke-29 dari bulan Islam untuk menentukan apakah hari berikutnya sudah terjadi pergantian bulan atau belum. Hilal juga merupakan bagian dari fase-fase bulan.
Pada 1 Syawal ini merupakan hari yang penuh dengan kemenangan dan suka cita. 1 Syawal ini merupakan penanda hari raya Idul Fitri bagi umat Muslim. Begitu juga dengan umat Hindu, pelaksanaan setelah berakhir sasih kesanga maka 1 hari setelah tilem kesanga merupakan hari dimana 1 kadasa dimulai. Pada kalender Caka, 1 Kadasa merupakan hari pertama dalam kalender Caka. Kegiatan yang dilakukan pada hari raya 1 Syawal dan 1 kadasa hampir sama yaitu melakukan silaturahmi dengan keluarga serta melakukan persembahyangan. Sungguh indah persamaan ini.
Pada hari yan fitri ini, mari kita jaga dan satukan hati menuju Indonesia yang abadi. Saling memberi maaf dalam diri, berbenah untuk mencapai kontemplasi yang sejati. Rajut terus kerukunan antar umat beragama yang hakiki. Di hari kemenangan ini mari kita saling bersilaturahmi. Di hari yang penuh berkah ini kita jadikan momentum untuk saling menghargai dan meningkatkan toleransi.
Dengan semangat kebersamaan dalam keragaman itu kita tingkat kan solidaritas kita sebagai warga bangsa Indonesia untuk terus bersatu membangun Indonesia untuk menjadi yang lebih maju ini 1 hal yang harus kita lakukan adalah persatuan Indonesia Indonesia tidak hanya satu atau dua tapi tiga yaitu persatuan Indonesia. Selamat Idul Fitri 1440 Hijriah Mohon Maaf Lahir Bathin. [T]