Pengantin generasi muda Hindu yang ideal adalah pengantin yang sudah menempuh pendidikan yang cukup sebagai bekal memasuki tahap berumahtangga. Bekal pendidikan yang cukup diharapkan bisa menuntun pria dan wanita untuk berpikir, bersikap dan berprilaku untuk mewujudkan rumah tangga yang sejahtra dan menurunkan generasi berkualitas.
Keyakinan Hindu mengajarkan tiada persembahan rumah tangga yang bermakna jika di rumah tangga itu perempuan dibiarkan bersedih dan menderita. Sebaliknya jika perempuan dibuat berbahagia maka rumah tangga akan ceria berseri-seri dan berbahagia. Karena itu bagi pria Hindu, membahagiakan perempuan adalah karma untuk mencapai keluarga sejahtera.
Keyakinan Hindu juga memberi jalan bahwa seorang perempuan Hindu pada masa anak-anak berada di bawah asuhan dan tanggung jawab orang tuanya. Setelah menikah berada di bawah tanggung jawab suami, jika kemudian setelah tua ditinggal lebih dulu oleh suami maka perempuan Hindu menjadi tanggung jawab putranya. Bagi seorang perempuan Hindu taat dan menghormati suami adalah karma untuk mewujudkan rumah tangga yang berbahagia. Taat tidak berarti tunduk memenuhi segala keinginan suami.
Perkawinan Hindu tidak hanya berarti ber-“setubuh”-nya sepasang pria dan perempuan. Tetapi juga bersatunya dua keluarga. Seorang pria Hindu yang sudah menikah diharapkan tidak hanya menyayangi istrinya tetapi juga menyayangi keluarga istrinya.
Demikian juga seorang perempuan Hindu yang sudah menikah diharapkan tidak hanya menyayangi suaminya. Tetapi juga menyayangi keluarga suaminya. Orang tua Hindu di Bali dari kedua pihak yang anaknya menikah dalam bahasa Bali disebut “mewarang” yang artinya berkongsi. Sama sama mengeluarkan andil, dibina bersama agar rumah tangga baru itu menurunkan putra putri berkualitas.
Rumah tangga yang baru terbentuk, agar menghasilkan generasi berkualitas perlu merencanakan keluarganya. Mewujudkan generasi berkualitas membutuhkan asupan gizi yang cukup, biaya pemeliharaan kesehatan, dan biaya pendidikan yang cukup. Generasi berkualitas merupakan kerinduan para orang tua. Akan jauh lebih mudah mewujudkannya kalau cukup memiliki dua anak saja. [T]