3 June 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Black Out Poetry: Menemu Puisi dalam Berita Koran –Catatan Puu.I.See di Canasta

Jong Santiasa PutrabyJong Santiasa Putra
May 30, 2019
inKhas
Black Out Poetry: Menemu Puisi dalam Berita Koran –Catatan Puu.I.See di Canasta

Peserta Puu.I.See di Canasta Creative Space

74
SHARES

Puu.I.See adalah satu program di Canasta Creative Space, Jalang Tukad Sanghyang  No.2, Panjer, Denpasar, beranggotakan kawan-kawan muda yang gemar sastra, khususnya menulis puisi.

Siapapun boleh datang untuk belajar, menulis dan berdiskusi mengenai jagat perpuisian di Indonesia dan Bali.  Bulan Mei ini merupakan pertemuan ke lima,  karena tidak ada keterikatan apapun di dalam kelompok ini, kawan-kawan yang datang pun, sangat bebas.

Ada yang hanya sekali datang, berkali-kali, ada yang sangat serius dan konsisten datang. Tapi tak apa, begitulah membangun dan resiko kelompok. Yang penting menanam benih dulu lah, akan jadi pohon besar atau sampai mana perjalanannya. 

Kali ini kami mengundang penulis muda, Wayan Esa Bhaskara untuk membagi salah satu metode kepenulisannya. Kebetulan Bli Esa menelurkan antologi perdananya beberapa waktu lalu dan satu penulis yang menekuni metode  Black Out Poetry.

Esa adalah seorang guru Bahasa Indonesia di SMK N 1 Denpasar,  metode ini menjadi sarana dalam kurikulum menulis puisi dan cukup berhasil diterapkan pada murid-muridnya, dari beberapa metode yang pernah ia coba, semisal dengan stimulus lukisan atau  mengajak muridnya ke luar ruang sekolah. 

“Dua metode sebelumnya, tidak mendapatkan hasil yang memuaskan, apalagi jika menulis dari kertas kosong. Metode ini cukup baik, walau hanya mendapat dua atau tiga murid yang karyanya mendekati puisi” ujar Bli Esa sebelum memulai kelas. 

Kelas di mulai pukul 19.30 wita, semakin malam, beberapa kawan berdatangan. Menariknya tidak semua peserta berlatar belakang sastra dan penulis puisi. Ada dari teater, penata artistik, linguistik, desain grafis, dan umum. Metode Black Out Poetry adalah metode menulis puisi dengan cara mencari kata-kata dari sebuah tulisan, berita, artikel, di media cetak.



Kata-kata yang diinginkan ditandai dengan bentuk bulat atau kotak, kemudian kata yang lainnya dihitamkan (boleh juga dengan warna lainnya) seluruhnya, atau dengan membentuk visual kebutuhan penciptanya. Kata-kata pilihan itu, diharapkan membentuk kalimat yang mendekati estetika puisi, serta jauh dari isi artikel mulanya.

Bagi saya sendiri metode ini mengungkung imajinasi  penulis puisi dalam menciptakan suatu peristiwa puitis,  tapi secara teknis  penulis sudah disiapkan kata-kata dari artikel, dan mengharuskan menyambungnya, mengkoneksinya, mengukur kadar puitisnya dengan berbagai pertimbangan.

Saya sendiri sangat sulit memulainya, karena kepala saya sudah diinterpretasi bentuk-bentuk puisi romansa yang selalu saya tulis. Serta selalu terjebak dalam bantang satua (inti cerita) yang tergambar dalam pikiran. 

Tapi kalau Kikydew memiliki pemikiran berbeda. 

“Kalau saya, menulis dengan kertas kosong itu kadang-kadang terlalu banyak ide, tapi jika udah ketemu sama kertas, jadi blank dan nggak bisa nulis apa-apa. Nah metode ini, bisa mengarahkan,” kata Kikydew salah seorang peserta yang sedang belajar menulis puisi 

Ketika mulai kelas, semua khusyuk  dengan lembar korannya masing-masing. Menelaah dengan perlahan karena harus membaca secara keluruhan isi artikel terlebih dahulu, bukan langsung mengada-ngada tanpa mengerti konteks secara utuh.

Saya sendiri sampai dua kali mencoba metode ini, sementara  yang lain cukup asik dengan imajinya masing-masing, ada yang telungkup, memegang  korannya di tangan, duduk bersila sambil menerka,  ada pula yang sesekali menghela nafas karena  kesusahan dalam merangkai. Tapi tidak menyurutkan semangat para peserta untuk melaksanakan tugas. 

Satu diantaranya Bli Komang Tress yang terbiasa dengan komposisi panggung, visual art, kolase, instalasi, dan ukur mengukur ruang. Menganggap metode ini sebagai penyelamat dirinya, jika ditugaskan menulis puisi pada suatu keadaan tertentu. Dan kebiasaannya selalu bergerak dari sesuatu yang ada untuk menjadi ada-yang lebih spesial. Naaah metode ini sangat cocok untuknya, karena bahan sudah tersedia, tinggal dirangkai menjadikan ke puisi. 

“Ini salah satu metode yang menyelamatkan saya jika diharuskan untuk menulis puisi, karena saya tidak terbiasa dengan kertas kosong, dan merangkai kata adalah kelemahan saya,” jelas Bli Komang Tress, yang saat itu menggunakan baju hitam.



Lebih jauh lagi, metode Black Out Poetry ini juga tergantung dari jenis berita yang digunakan. Karena karakter berita juga menentukan diksi-diksi yang dipakai, misalnya berita ekonomi diksinya akan banyak istilah ekonomi dan jabaran angka, berita budaya akan bertaburan kata-kata yang mendekati kesenian dan keseharian, berita kriminal dengan deskripsi pelaku, korban, kekerasan serta berbau provokatif, begitu pula berita politik dan lainnya.

Nah karakter berita ini juga sebagai keuntungan sekaligus kelemahan, jika diksinya susah, cara mengkoneksinya pun perlu berfikir berat, sementara untungnya adalah memunculkan kemungkinan metafora-metafora yang tidak diperkirakan. 

Di sisi lain, Satyawati yang sedang menempuh pascasarjana Lingusitik di Universitas Udayana, melihat metode ini sebagai upaya rekonstruksi kata-kata dari makna awalnya. Sebab ia hadir sebagai makna baru ketika digabungkan dengan kata lain, yang sebenarnya berjauhan.

Rekonstruksi ini akan berhasil jika penulisnya memiliki kecermatan, kejelian, dan harus berulang di lakukan. tidak memandangnya sebagai metode saja, tapi memang cara untuk membuat puisi.

Bagi saya sendiri, metode ini merupakan salah satu cara untuk memecah kebuntuan ide seniman. Serta memunculkan kemungkinan-kemungkinan baru dalam mencipta puisi. Hanya saja jika tidak ada yang serius atau seseorang yang menekuni ini, ya akan menjadi refrensi cadangan saja, bukan hal primer. Siapa yang akan menjawabnya,? 

Tergantung ane nyak gen sih… [T]

Tags: beritaCanasta Creative Spacemedia massaPuisi
Previous Post

Mau Tahu Seberapa Serius & Asyik Pemuda Bali Jadi Petani? -Tengok Farmer Camp di Pancasari

Next Post

Titip Rindu untuk Pengantin Generasi Muda Hindu

Jong Santiasa Putra

Jong Santiasa Putra

Pedagang yang suka menikmati konser musik, pementasan teater, dan puisi. Tinggal di Denpasar

Next Post
Belajar Menawar Harga-harga di Pasar Tradisional

Titip Rindu untuk Pengantin Generasi Muda Hindu

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Film “Mungkin Kita Perlu Waktu” Tayang 15 Mei 2025 di Bioskop

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Lonte!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Susu dan Tinggi Badan Anak

by Gede Eka Subiarta
June 3, 2025
0
Puasa Sehat Ramadan: Menu Apa yang Sebaiknya Dipilih Saat Sahur dan Berbuka?

KALSIUM merupakan mineral utama yang diperlukan untuk pertumbuhan tulang kita, tepatnya untuk pertumbuhan tinggi badan. Kandungan kalsium tertinggi ada pada...

Read more

Kita Selalu Bersama Pancasila, Benarkah Demikian?

by Suradi Al Karim
June 3, 2025
0
Ramadhan Sepanjang Masa

MENGENANG peristiwa merupakan hal yang terpuji, tentu diniati mengadakan perhitungan apa  yang  telah dicapai selama masa berlalu  atau tepatnya 80...

Read more

Seberapa Pantas Seseorang Disebut Cendekiawan?

by Ahmad Sihabudin
June 2, 2025
0
Syair Pilu Berbalut Nada, Dari Ernest Hemingway Hingga Bob Dylan

SIAPAKAH yang pantas kita sebut sebagai cendekiawan?. Kita tidak bisa mengaku-ngaku sebagai ilmuwan, cendekiawan, ilmuwan, apalagi mengatakan di depan publik...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Terong Saus Kenari: Jejak Rasa Banda Neira di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Terong Saus Kenari: Jejak Rasa Banda Neira di Ubud Food Festival 2025

ASAP tipis mengepul dari wajan panas, menari di udara yang dipenuhi aroma tumisan bumbu. Di baliknya, sepasang tangan bekerja lincah—menumis,...

by Dede Putra Wiguna
June 3, 2025
Pindang Ayam Gunung: Aroma Rumah dari Pangandaran yang Menguar di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Pindang Ayam Gunung: Aroma Rumah dari Pangandaran yang Menguar di Ubud Food Festival 2025

UBUD Food Festival (UFF) 2025 kala itu tengah diselimuti mendung tipis saat aroma rempah perlahan menguar dari panggung Teater Kuliner,...

by Dede Putra Wiguna
June 2, 2025
GEMO FEST #5 : Mahasiswa Wujudkan Aksi, Bukan Sekadar Teori
Panggung

GEMO FEST #5 : Mahasiswa Wujudkan Aksi, Bukan Sekadar Teori

MALAM Itu, ombak kecil bergulir pelan, mengusap kaki Pantai Lovina dengan ritme yang tenang, seolah menyambut satu per satu langkah...

by Komang Puja Savitri
June 2, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

May 31, 2025
Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

May 31, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [17]: Wanita Tua dari Jalur Kereta

May 29, 2025
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [16]: Genderuwo di Pohon Besar Kampus

May 22, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co