29 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Harapan 2018: Kuajak Ibu ke Bali, Lihat Kos dan Kampusku, Tapi Tuhan Mengambilnya…

Taufikur Rahman Al HabsyibyTaufikur Rahman Al Habsyi
February 2, 2018
inEsai

Foto ilustrasi: Mursal Buyung

159
SHARES

 

SEMUA orang di awal tahun membuat harapan-harapan yang digantung di tiang-tiang panjang jalanan, di tembok-tembok kumuh yang berlumut, di media sosial, atau bahkan buku catatan harian (diary). Semua berharap kebaikan untuk tahun yang baru dan semangat baru, dan belajar memperbaiki kesalahan-kesalahan di tahun yang telah berlalu.

Tidak jauh berbeda dengan yang lain, aku membuat coretan harapan di sudut kamar kost. Iya, karena aku anak kost yang lebih suka membaca harapan-harapan ketika baru membuka mata setelah melewati mati suri sebagai keabadian (tidur).

Harapanku tidak rumit dan muluk-muluk, aku mulai menulis dengan spidol permanet dengan perasaan tidak henti-hentinya menyebut nama Tuhan. Aku tidak mungkin menuliskan semua catatan itu di sini, tetapi ada sebagian catatan yang membuat aku menangis karena belum sempat kuwujudkan, Tuhan telah mengambilnya tanpa berkompromi. Aku benar-benar merasa berada di titik nol, seakan Tuhan dengan kejam mengambil kenikmatan yang telah ia pinjamkan.

Tepat dua tahun lalu aku terdampar di Pulau Dewata sebagai seorang mahasiswa berstatus gaji negara (beasiswa). Tentu tidak mudah untuk aku bisa kuliah dengan ekonomi ayah dan ibu sebagai seorang petani dengan hasil panen yang cukup makan sehari-hari. Aku berdosa besar dan manusia paling tidak berguna jika melupakan jasa orang tua; terutama jasa seorang ibu.

Aku percaya satu hal, kenapa bisa kuliah dan diterima program beasiswa yaitu;kekuatan do`a seorang Ibu. Sebelum mengikuti tes SBMPTN (Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri) aku teringat ibu yang tergopoh-gopoh bangun sepertiga malam melawan rasa kantuk, letih, dan hawa dingin hanya untuk shalat Tahajjud berdo`a kepada Tuhan, agar anaknya bisa kuliah program beasiswa.

Selain itu ibu selalu puasa Senin Kamis supaya segala urusanku dipermudah oleh Tuhan. Sumpah atas nama ibu dan izin Tuhan akhirnya aku diterima sebagai seorang mahasiswa di prodi Pendidikan Sosiologi, Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja Bali (Alhamdulilah).

Jujur selama aku dalam kelas mengikuti tes SBMPTN penuh rasa gundah, cemas, dan yang pasti menjawab pertanyaan dengan ragu-ragu karena aku tidak terlalu menguasai materi. selama masa terdampar aku lebih suka menyibukkan diri dengan segala aktivitas kampus baik kuliah atau pun organisasi. dan yang paling begok aku lebih suka menanyakan kabar kekasihku dari pada kabar ibuku.

Tidak jarang ibu mengeluh bahkan sampai memintaku pulang karena rindu kepada anak lelaki satu-satunya. Namun aku dengan begitu egoisnya selalu beralasan tidak ada waktu pulang karena kuliah begitu padat. Iya.. Memang benar ada jatah waktu liburan sebagai bonus untuk seorang mahasiswa di akhir semester. Lagi-lagi aku pulang beberapa hari saja untuk berkumpul bersama keluarga. karena jatah hari liburan lebih banyak kuhabiskan untuk travelling, mendaki gunung, atau berkunjung ke rumah teman dalam waktu yang lama.

Aku benar-benar menjadi orang yang telah diperbudak kebahagian diri sendiri, aku lupa untuk sampai di titik sebagai seorang mahasiswa ada peran seorang ibu yang telah mengantarkannya dengan do`a. Bahkan tidak jarang rintihnya selalu merayu Tuhan agar anaknya kuliah dan lulus tepat waktu, memperoleh pekerjaan yang mapan untuk mengangkat derajat keluarga.

Jumat, 05 Januari 2018 selepas turun masjid. Sebuah pesan melesat dalam ponselku, kulihat sebuah kabar dari kampung membuat langit hitam gelap, petir menghantamku dari kiri dan kanan, dan rasa sebuah penyesalan yang akan selalu membekas sampai akhir hayat. “Adek cepet pulang Ibu dipanggil Tuhan, adek yang tabah iya” pesan singkat Mbak Yu

Belum sempat kubalas apapun, langsung kuambil tas tanpa pikir panjang masih suasana UAS kuputuskan untuk pulang. Sepanjang perjalanan pantura aku ditimpali rasa penyesalan, rasa bersalah, dan air mata yang mengalir seperti air bah. Aku teringat catatan untuk awal tahun ini akan membawa ibuku liburan ke Bali sebagai rasa maafku jarang menemuinya.

Rasa penyesalan itu semakin menjadi-jadi karena selama masa terdamparku ibu belum pernah berkunjung ke tempatku di Bali. Ibu tidak pernah tahu kampusku seperti apa, kostku seperti apa, bahkan wujud pulau Bali sebernanya seperti apa, karena ibu hanya tahu Bali lewat siaran televisi.

Selain itu rasa penyesalan semakin menghujamku, ketika aku ingat akhir bulan ini kami berencana untuk melakukan foto keluarga. Selama hidup keluarga kami tidak pernah melakukan sesi foto keluarga dengan personil yang lengkap. Terutama untuk bulan ini sesi foto keluarga terus tertunda karena hanya menunggu kedatanganku.

Setelah kulalui perjalanan cukup panjang Bali-Jawa, tepat di depan rumah bendera kuning tertempel di pohon halaman. Rasa histerisku berteriak aku telah benar-benar kehilangan seoarang ibu. Ibu terbujur kaku dalam keranda, aku hanya bisa menangis, penyesalan-penyesalan itu semakin bertubi-tubi bertebaran di kepalaku; aku belum sempat sepatah dua patah berbicara mesra dengan ibu; semisal melafalkan kalimat syadahat di ujung helaan nafasnya.

Kenikmatan kasih sayang seoarang ibu Tuhan cabut tanpa aku tahu kedepanya harus berbuat apa, tidak ada lagi yang akan berdo`a di sepertiga malam dan puasa Senin Kamis untukmu. Tidak ada lagi sosok penenang ketika aku bercerita tentang kuliahku yang penuh seabrek tugas. Tidak ada lagi yang menasehatiku untuk shalat tepat waktu dan rajin belajar atau jangan lupa baca kita suci Al Qur`an.

Selama tulisan ini kubuat air mataku terus menetes, aku teringat pesan ibu yang selalu aku simpan dalam hati rapat-rapat; kita hidup tidak selamanya akan tersenyum atau menangis, sebab hidup bagaimana kita memilih untuk bersedih atau bahagia. Jagalah shalat sebagai penenang ketika kamu gundah dan putus asa.

Pesannya begitu teduh memberiku semangat mewujudkan cita-cita ibu melihat anaknya menjadi seorang mahasiswa dan bergelar sarjana, meski pada kenyataannya ibu tidak pernah bisa melihatku diwisuda.

Selamat jalan ibuku; IRLIYA, anakmu hanya bisa berdo`a agar Tuhan menerima amal baikmu selama di dunia, mengampuni segala dosa dan semoga kita dipertemukan kelak di tempat terbaikNya. Aminn.. Opik sayang Ibu. (T)

Tags: baliibujawamahasiswa
Previous Post

“Chat Vs Surat” – Tentang Kesulitan Siswa Belajar Menulis

Next Post

Pameran 12 Pelukis Batuan: “The Dynamic Heritage”, Warisan-warisan yang Bergerak

Taufikur Rahman Al Habsyi

Taufikur Rahman Al Habsyi

Biasa dipanggil Koko Opik. Lahir di Bondowoso, 05-06-1998. Anak kedua dari pasangan Arjas dan Irliya, orang tua yang selalu berjuang membahagiakan anak-anaknya.

Next Post

Pameran 12 Pelukis Batuan: “The Dynamic Heritage”, Warisan-warisan yang Bergerak

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Film “Mungkin Kita Perlu Waktu” Tayang 15 Mei 2025 di Bioskop

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Sunyi yang Melawan dan Hal-hal yang Kita Bayangkan tentang Hidup : Film “All We Imagine as Light”

by Bayu Wira Handyan
May 28, 2025
0
Sunyi yang Melawan dan Hal-hal yang Kita Bayangkan tentang Hidup : Film “All We Imagine as Light”

DI kota-kota besar, suara-suara yang keras justru sering kali menutupi yang penting. Mesin-mesin bekerja, kendaraan berseliweran, klakson bersahutan, layar-layar menyala...

Read more

Karya-karya ‘Eka Warna’ Dollar Astawa

by Hartanto
May 28, 2025
0
Karya-karya ‘Eka Warna’ Dollar Astawa

SALAH satu penggayaan dalam seni rupa yang menarik bagi saya adalah gaya Abstraksionisme. Gaya ini bukan sekadar penolakan terhadap gambaran...

Read more

Waktu Terbaik Mengasuh dan Mengasah Kemampuan Anak: Catatan dari Kakawin Nītiśāstra

by Putu Eka Guna Yasa
May 28, 2025
0
Pawisik Durga, Galungan, dan Cinta Kasih

DI mata orang tua, seorang anak tetaplah anak kecil yang akan disayanginya sepanjang usia. Dalam kondisi apa pun, orang tua...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

May 13, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025
Panggung

Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025

LANGIT Singaraja masih menitikkan gerimis, Selasa 27 Mei 2025, ketika seniman-seniman muda itu mempersiapkan garapan seni untuk ditampilkan pada pembukaan...

by Komang Puja Savitri
May 28, 2025
Memperingati Seratus Tahun Walter Spies dengan Pameran ROOTS di ARMA Museum Ubud
Pameran

Memperingati Seratus Tahun Walter Spies dengan Pameran ROOTS di ARMA Museum Ubud

SERATUS tahun yang lalu, pelukis Jerman kelahiran Moskow, Walter Spies, mengunjungi Bali untuk pertama kalinya. Tak lama kemudian, Bali menjadi...

by Nyoman Budarsana
May 27, 2025
Pameran “Jaruh” I Komang Martha Sedana di TAT Art Space
Pameran

Pameran “Jaruh” I Komang Martha Sedana di TAT Art Space

ANAK-ANAK muda, utamanya pecinta seni yang masih berstatus mahasiswa seni sudah tak sabar menunggu pembukaan pameran bertajuk “Secret Energy Xchange”...

by Nyoman Budarsana
May 27, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [16]: Genderuwo di Pohon Besar Kampus

May 22, 2025
Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

May 17, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [15]: Memeluk Mayat di Kamar Jenazah

May 15, 2025
Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

May 11, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co