16 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Catatan Harian Sugi Lanus: Stempel Bodoh Orang Bali

Sugi LanusbySugi Lanus
February 2, 2018
inEsai

Foto: Google/Warung Sari Anyar

443
SHARES

 

ADA dua stempel umum yang diberikan untuk manusia Bali yang dianggap bodoh atau dianggap mengecewakan:

  1. Manusa sing nawang bedag (Manusia tak tahu anak kuda).
  2. Manusa sing nawang lud (Manusia tidak tahu remah talenan).

Kenapa?

Perihal “Bedag”

Jika manusia Bali tidak paham, apalagi tidak tahu, yang namanya bedag atau bebedag alias ‘panak jaran’ alias anak kuda, artinya tidak tahu dunia ternak dan mode of transportation, ujung tombak atau sandaran penghubung kehidupan pertanian dengan pasar dan perdagangan dan pertanian.

Jika buta kuda dan bedag, maka serta merta buta akan ilmu strategi perang, juga buta akan konteks kekuasaan. Tidak tahu bagaimana baik-buruk kuda (sikut jaran), tidak tahu usada jaran (ilmu pengobatan dan perawatan kuda).

Zaman Bali Kuno tahun 1001 masehi raja Bali sudah kenal peternakan silang alias kuda hibrida, ada pajaknya. Hal ini disebutkan dalam sebuah piagam Bali Kuno, dikenal sebagai Prasasti Air Bang, yang isinya berupa regulasi peternakan silang kuda. Jika tak paham kuda hasil ternak zaman itu disebut ‘jatma sing nawang bedag’ (manusia tak tahu anak kuda alias tak paham ‘peradaban’).

Sebelum kemerdekaan dan sebelum muncul transportasi kendaraan bermotor, kuda adalah tulang punggung perdagangan dan transportasi antarwilayah, serta menjamin terhubungnya manusia di belahan Nusantara. Tak paham bebedag, artinya nggak ngerti urat nadi ekonomi dan urgensi transportasi.

Gelar-gelar kerajaan beberapa terkait juga dengan keahlian seseorang berurusan dengan kuda. Jlantik, menurut naskah Babad Buleleng, berasal dari Jarantik (kuda indah-binal-cekatan). Biasanya gelar ini untuk orang ‘dalem’ terdekat, bisa anak atau ponakan raja yang mengurus logistik kerajaan, posisi paling vital sebuah pasukan, yang tidak diserahkan pada pihak-pihak di luar keluarga kepercayaan.

Gelar lainnya Kuda Pinasih (sang perawat kuda, atau pasukan cepat berkuda), disebut dalam beberapa babad, diantaranya Babad Arya Tabanan, adalah seorang yang punya tugas khusus atau misinya adalah sebagai pimpinan pasukan cepat dan penghubung antar kerajaan atau simpul-simpul benteng dan pemusatan pasukan. Kalau tak paham bebedag mana mungkin kerajaan atau peradaban bisa ajeg?

‘Sing nawang bedag’ artinya sangat mendalam, buat yang paham sejarah Nusantara, khususnya dalam konteks kerajaan dan pasukan.

Paham bebedag artinya paham bibit unggul. Bisa memilih, melek pada nilai-nilai instrisik sesuatu yang tak bisa dipahami umum.

Bahkan, Hayam Wuruk, gelar Raja Majapahit, adalah gelar kehormatan karena dia ahli kuda, atau ahli melatih kuda. ‘Hayam’ (berasal dari bahasa Sansekerta) berarti ‘kuda’. Dalam Jawa Kuno kata kuda ada beberapa, seperti ‘hayam’, ‘aswa’, ‘jaran’, ‘turangga’ serta ‘kuda’. Di masa Kerajaan Majapahit dan zaman kerajaan ada istilah ‘pemanggunggan’ artinya lomba pacuan kuda yang dirayakan berhari-hari di alun-alun kerajaan.

Para ahli kuda dan penunggang kuda memiliki posisi terhormat di masyarakat kerajaan masa itu. Kitab peganggannya yang masih kita warisi adalah lontar ’Carcan Jaran’ (Ciri-ciri Kuda) dan ‘Usada Jaran’ (Pengobatan Kuda).

Perihal “Lud”

Jika tak paham lud dia tak paham ‘remah talenan’ maka ia tak tahu ‘dunia memasak’ disertai semua variable dunia ritual dan sosial yang pengikatnya salah satunya adalah ‘perut’ atau masakan. Jika manusia Bali tidak paham, apalagi tidak tahu, yang namanya lud (dakin talenan, remah sisa talenan) artinya tidak tahu dunia bumbu dan memasak. Tidak paham dunia ‘teba’ dan ‘abian’ serta lembah-lembah yang ditumbuhi berbagai bumbu tersebut.

Dalam lud itu ada semua remah-remah bumbu Bali: Basa Gede disusun oleh semua khasanah hasil bumi dari tangan-tangan petani dan hasil bumi: Lengkuas, Jahe, Kunyit, Kencur, Bawang Merah, Bawang Putih, Merica, Ketumbar, Cabe merah kecil, Daun Ginten : 5 lembar, Terasi, Daun jangan ulam, Sere dstnya.

Paham lud adalah paham semua yang menyusun dunia tani dan tumbuhan. Lud adalah kompleksitas dari makanan, serta obat-obatan herbal, yang membuat manusia bisa tahan dan melek dalam menyusun peradaban.

Jika tidak paham lud, bagaimana bisa tahu basa gede (bumbu agung yang menjadi bumbu pokok makanan ‘tinggi’), bagaimana tahu Dharma Caruban (ilmu masak untuk persembahan, protokoler raja-raja dan dewa-dewa atau sesaji).

Lontar atau naskah Dharma Caruban — yang berisikan tentang tuntunan ‘ngebat’ atau ‘mebat’ untuk penyiapan atau penyelenggaraan hidangan-hidangan dan upacara keagamaan di Bali seperti caru (tawur) dan Panca Yadnya lainnya — adalah pengetahuan yang dihormati semacam ‘pemunah’ atau pemukul kepala ‘manusa sing nawang lud’.

Lontar Dharma Caruban

“Sing Nawang Kangin-Kauh”

Selain bedag dan lud, ada ungkapan kebodohon yang sulit diampuni, yang paling berat: Sing Nawang Kangin-Kauh. Bingung (paling) plus “gagal paham”, tidak tahu orientasi ‘kangin’ (timur) dan ‘kauh’ (barat). Orang ini tak pernah melihat cahaya, tak pernah melihat di mana matahari terbit dan tenggelam. Juga bermakna tidak tahu ‘kaja’ (arah gunung) dan ‘kelod’ (arah laut). Tiada paham orientasi puja dan kesucian.

Perdebatan peneliti ahli antara almarhum Clifford Geertz dan almarhum Christian Hooykaas diwarnai peristilahan ‘sing nawang kangin kauh‘. Prof Hooykaas, mahaguru lontar, memberi stempel Prof Geertz, mahaguru antropolog, sebagai peneliti yang Sing Nawang Kangin-Kauh. Istilah ini jadi mendunia gara-gara ‘gajah dengan gajah’ bertarung di jurnal ilmiah — Yang nonton atau membacanya bisa bengong membaca seperti “kebo mebalih gong”. [Apalagi itu ‘kebo mebalih gong’? Silahkan sana kursus Bahasa Bali].

Jika kita mencermati ungkapan atau stempel kebodohan itu, manusia tercerahi menurut orang Bali adalah sosok yang paham persoalan dan dunia Bebedag Poleng dan Lud, serta Nawang Kangin-Kauh.

Suba kaden duweg gati deweke, jeg Lud jak Bebedag Poleng sing tawanga. (T)

*Catatan Harian, 23 Oktober 2017

Tags: balibali kunofaunakuliner
Previous Post

Musik “Hung Siwer”, Memainkan Taksu Gembira Anak-anak Bali

Next Post

Pantai Atuh di Atas Kanvas Dewa Merta

Sugi Lanus

Sugi Lanus

Pembaca manuskrip lontar Bali dan Kawi. IG @sugi.lanus

Next Post

Pantai Atuh di Atas Kanvas Dewa Merta

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ulun Pangkung Menjadi Favorit: Penilaian Sensorik, Afektif, atau Intelektual?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • ”Married by Accident” Bukan Pernikahan Manis Cinderella

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

‘Prosa Liris Visual’ Made Gunawan

by Hartanto
May 15, 2025
0
‘Prosa Liris Visual’ Made Gunawan

SELANJUTNYA, adalah lukisan “Dunia Ikan”karya Made Gunawan, dengan penggayaan ekspresionisme figurative menarik untuk dinikmati. Ia, menggabungkan teknik seni rupa tradisi...

Read more

Mengharapkan Peran Serta Anak Muda untuk Mengembalikan Vitalitas Pusat Kota Denpasar

by Gede Maha Putra
May 15, 2025
0
Mengharapkan Peran Serta Anak Muda untuk Mengembalikan Vitalitas Pusat Kota Denpasar

SIANG terik, sembari menunggu anak yang sedang latihan menari tradisional untuk pentas sekolahnya, saya mampir di Graha Yowana Suci. Ini...

Read more

‘Puisi Visual’ I Nyoman Diwarupa

by Hartanto
May 14, 2025
0
‘Puisi Visual’ I Nyoman Diwarupa

BERANJAK dari karya dwi matra Diwarupa yang bertajuk “Metastomata 1& 2” ini, ia mengusung suatu bentuk abstrak. Menurutnya, secara empiris...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

May 13, 2025
“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

May 8, 2025
Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

May 7, 2025
Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

April 27, 2025
Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

April 23, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
45 Tahun Rasa itu Tak Mati-mati: Ini Kisah Siobak Seririt Penakluk Hati
Kuliner

45 Tahun Rasa itu Tak Mati-mati: Ini Kisah Siobak Seririt Penakluk Hati

SIANG itu, langit Seririt menumpahkan rintik hujan tanpa henti. Tiba-tiba, ibu saya melontarkan keinginan yang tak terbantahkan. ”Mang, rasanya enak...

by Komang Puja Savitri
May 14, 2025
Pendekatan “Deep Learning” dalam Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila 
Khas

Pendekatan “Deep Learning” dalam Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila

PROJEK Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P-5) di SMA Negeri 2 Kuta Selatan (Toska)  telah memasuki fase akhir, bersamaan dengan berakhirnya...

by I Nyoman Tingkat
May 12, 2025
Diskusi dan Pameran Seni dalam Peluncuran Fasilitas Black Soldier Fly di Kulidan Kitchen and Space
Pameran

Diskusi dan Pameran Seni dalam Peluncuran Fasilitas Black Soldier Fly di Kulidan Kitchen and Space

JUMLAH karya seni yang dipamerkan, tidaklah terlalu banyak. Tetapi, karya seni itu menarik pengunjung. Selain idenya unik, makna dan pesan...

by Nyoman Budarsana
May 11, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [15]: Memeluk Mayat di Kamar Jenazah

May 15, 2025
Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

May 11, 2025
Ambulan dan Obor Api | Cerpen Sonhaji Abdullah

Ambulan dan Obor Api | Cerpen Sonhaji Abdullah

May 11, 2025
Bob & Ciko | Dongeng Masa Kini

Bob & Ciko | Dongeng Masa Kini

May 11, 2025
Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

May 10, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co