9 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

“Blencong”, Api di Luar dan Api di Dalam

Sugi LanusbySugi Lanus
February 2, 2018
inEsai
11
SHARES

SATU hal yang paling saya syukuri dari masa kecil saya adalah bertemu dengan kisah-kisah pewayangan. Saya rela berjalan kaki atau begadang untuk menyaksikan dalang yang nrek (pentas di beberapa tempat dalam semalam) sehingga sering kali harus pentas larut malam di tempat pementasan terakhir.

Suatu malam, ketika menonton pertunjukan wayang, dalam kantuk yang tertahan, saya dikagetkan ketokan gedog (peti penyimpan wayang), saya saksikan Sang Darma membayang pada kelir. Sang Darma masuk surga didampingi seekor anjing. Adegan dan suara gedog itu spontan membuat saya terjaga. Rasa kantuk seperti disalak anjing baru beranak, di depan kelir bersama orang-orang tua yang masih tersisa, saya melongo.

Sebagai anak kecil, saya mencerna dengan logika sederhana dan penuh keluguan, anjing pun bisa masuk surga. Anjing juga bisa menjadi makhluk yang menemukan kemuliaan. Getar kaget di malam itu selanjutnya menghantar saya pada renungan tak berkesudahan, tumbuh di benak saya berhari-hari, bahkan sampai sekarang saya tetap terinspirasi oleh pertunjukan itu.

Cerita anjing masuk surga itu, saya rasakan, telah membantu saya menjadi pribadi yang tidak membedakan tinggi rendah hewan dan manusia. Apalagi menurut dongeng-dongeng Bali, binatang, tumbuhan, dan bunga pun punya harkat dan kemuliaanya. Bunga dan segala hewan bisa menjadi sesaji untuk alam semesta, seperti bunga-bunga yang menjadi sesaji di hari-hari suci kami masyarakat Hindu-Bali.

Cerita tersebut telah membuat saya tidak pernah sepakat dengan definisi sederhana bahwa manusia lebih mulia dari binatang. Tentunya juga, saya senantiasa tidak akan bisa sepakat kalau dikatakan ada satu ras atau rumpun manusia yang lebih tinggi derajatnya dibanding rumpun manusia lain. Saya tidak percaya kasta dan rongsokan sejenisnya. Semua makhluk punya sisi kekurangan, dan punya sisi kemuliaan yang dititipkan alam semesta dalam dirinya. Setelah saya beranjak remaja, saya baru tahu bahwa kisah anjing masuk surga tersebut merupakan bagian penutup kisah besar Mahabharata, Swargarohana Parwa.

Entah kenapa, sekalipun saya suka menonton film kartun di televisi, tak ada sebuah kartun pun yang begitu kuat melekat di benak saya. Barangkali software otak saya tidak dipersiapkan untuk merekam dan mencerna televisi. Saya lebih tergetar oleh kelir dan api blencong (lampu minyak kelapa dalam pementasan wayang kulit).

Jika ada orang yang kegirangan bertemu artis sinetron atau telenovela, saya sangat bersukacita kalau diberi kesempatan bertemu dalang. Saya bangga sekali bisa berfoto dengan Dalang Diah dari Nagasepa, Buleleng. Saya menyimpan keinginan untuk berkunjung ke rumah Ida Komang Ordi, dalang terkenal dari Bali Utara, yang konon menjadi dalang dan nglukat (memberi air suci dan memberkati) saya saat upacara tiga bulanan.

Sekalipun tak saya sadari ritual saat berumur tiga bulan itu, tertanam rasa berhutang ke orang tua saya. Kata orang tua-tua, jika ingin membalas budi orang tua, silahkan balas ke anak: dalam 210 hari usia anak saya, saya telah dua kali nanggap (mengundang) dalang.

Pertama, upacara tiga bulanan (105 hari). Saat itu hati saya girang tak terungkapkan. Bapa Sija (Dalang Sija, Gianyar) berkenan datang mendalang dan memberkati anak saya. Beliau panutan semua dalang yang menekuni pedalangan klasik Bali, seorang maestro seni pewayangan Bali, penerima penghargaan tertinggi bagi seniman Indonesia dari Presiden RI. Kesederhanaan hidup dan kesantunannya senantiasa membuat saya malu.

Kedua, upacara otonan (210 hari). Saya mengundang dalang dari Griya Banjar, Bali Utara, seorang dalang muda, masih berhubungan keluarga dengan dalang Ida Komang Ordi (alm) yang nglukat saya di umur 3 bulan.

Saya pun curiga pada diri sendiri: Ah nanggap dalang dua kali bisa jadi bukan murni dilatari motif “balas budi” ke orang tua, tetapi kemungkinan sebagian besar didorong kegandrungan saya pada seni pewayangan dan keinginan menularkannya pada anak yang masih bayi!

Saat wayang dipentaskan, saya berdoa, dan mungkin doa ini terlalu naif diucapkan di zaman sekarang, “Semoga anak saya kelak sempat memasuki dunia imajinasi kisah-kisah pewayangan.”

Api lampu blencong dan kelir wayang punya daya getar. Perpaduan keduanya bisa memberi urip (nafas hidup), seiring tiupan angin yang menggoyang-goyang api blencong, sosok wayang kulit menjadi hidup. Ukirannya membayang penuh kemegahan. Api dan bayang ini terus berkerja sekalipun kelir dan blencong telah ditutup. Mereka mengukuhkan dan mengekalkan berbagai karakter dalam diri saya.

Sering kali saya merasa ditenangkan oleh irama api blencong yang ditiup angin malam. Sering kali napas saya seirama goyangan bayang yang menembus putih kelir. Sering kali saya diterbangkan ke negeri Astina Pura; bertemu Tualen, Krishna, Arjuna, dan Sanghyang Darma, Dursasana, Delem, Sangut, Sengkuni, dan Drupadi, serta Dhristarata; gema bincang mereka memantul di ruang diri. (T)

Tags: baliseni pertunjukanupacarawayang
Previous Post

Bali, Bahasa Bali, dan Mempertahankan NKRI

Next Post

Festival Tepi Sawah: Pembawa Pesan Kesadaran terhadap Kelestarian Lingkungan Hidup

Sugi Lanus

Sugi Lanus

Pembaca manuskrip lontar Bali dan Kawi. IG @sugi.lanus

Next Post

Festival Tepi Sawah: Pembawa Pesan Kesadaran terhadap Kelestarian Lingkungan Hidup

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ulun Pangkung Menjadi Favorit: Penilaian Sensorik, Afektif, atau Intelektual?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • ”Married by Accident” Bukan Pernikahan Manis Cinderella

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Duel Sengit Covid-19 vs COVID-19 – [Tentang Bahasa]

    11 shares
    Share 11 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

ORANG BALI AKAN LAHIR KEMBALI DI BALI?

by Sugi Lanus
May 8, 2025
0
PANTANGAN MENGKONSUMSI ALKOHOL DALAM HINDU

— Catatan Harian Sugi Lanus, 8 Mei 2025 ORANG Bali percaya bahkan melakoni keyakinan bahwa nenek-kakek buyut moyang lahir kembali...

Read more

Di Balik Embun dan Senjakala Pertanian Bali: Dilema Generasi dan Jejak Penanam Terakhir

by Teguh Wahyu Pranata,
May 7, 2025
0
Di Balik Embun dan Senjakala Pertanian Bali: Dilema Generasi dan Jejak Penanam Terakhir

PAGI-pagi sekali, pada pertengahan April menjelang Hari Raya Galungan, saya bersama Bapak dan Paman melakukan sesuatu yang bagi saya sangat...

Read more

HINDU MEMBACA KALIMAT SYAHADAT

by Sugi Lanus
May 7, 2025
0
HINDU MEMBACA KALIMAT SYAHADAT

— Catatan Harian Sugi Lanus, 18-19 Juni 2011 SAYA mendapat kesempatan tak terduga membaca lontar koleksi keluarga warga Sasak Daya (Utara) di perbatasan...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

May 8, 2025
Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

May 7, 2025
Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

April 27, 2025
Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

April 23, 2025
Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

April 22, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra
Panggung

“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra

SEPERTI biasa, Heri Windi Anggara, pemusik yang selama ini tekun mengembangkan seni musikalisasi puisi atau musik puisi, tak pernah ragu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
Mengenang Perupa I Gusti Made Peredi dan Karya-karyanya yang Membingkai Zaman
Khas

Mengenang Perupa I Gusti Made Peredi dan Karya-karyanya yang Membingkai Zaman

TAK salah jika Pemerintah Kota Denpasar dan Pemerintah Provinsi Bali menganugerahkan penghargaan kepada Almarhum I Gusti Made Peredi, salah satu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
“Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng
Khas

“Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

DULU, pada setiap Manis Galungan (sehari setelah Hari Raya Galungan) atau Manis Kuningan (sehari setelah Hari Raya Kuningan) identik dengan...

by Komang Yudistia
May 6, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [14]: Ayam Kampus Bersimbah Darah

May 8, 2025
Perempuan di Mata Mak Kaeh | Cerpen Khairul A. El Maliky

Perempuan di Mata Mak Kaeh | Cerpen Khairul A. El Maliky

May 4, 2025
Puisi-puisi Gimien Artekjursi | Tentang Harimau Jawa

Puisi-puisi Gimien Artekjursi | Tentang Harimau Jawa

May 4, 2025
Poleng | Cerpen Sri Romdhoni Warta Kuncoro

Poleng | Cerpen Sri Romdhoni Warta Kuncoro

May 3, 2025
Puisi-puisi Muhammad Rafi’ Hanif | Kenang-Kenangan Seorang Mahasiswa

Puisi-puisi Muhammad Rafi’ Hanif | Kenang-Kenangan Seorang Mahasiswa

May 3, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co