LIDAHKU SENJATAKU
Lidahku ini konon penyambung luka
Lidahku ini rumor penggerak massa
Lidahku ibarat pisau yang menghujam
Lidahku itu yang menyelamatkan engkau
Lidahku berisikan seribu makna
Lidahku meluluh lantakkan bangsa
Lidahku senjata nuklir pemusnah
Lidahku adalah senjataku
Tapi tahukah engkau
Lidahku ngilu saat kujilat legit lendir selangkanganmu
Pekanbaru, Mei 2017
ABADI TANPA JASAD
Kegelapan itu menyeruak
Mimpi buruk itu menyusup
Mengerat korteks otak ini
Dikit demi dikit tanpa sisa
Kegalauan itu menghampiri
Saat tangan ini menulis
Menjadikan apa yang ada di pikiran
Mencari nyawa kedua
Untuk menuju keabadian itu
Kau harus mati
Tapi buah tulisan di kertas itu
Tetap ada di dunia fana
Kekal di kata tanpa jasad
Pekanbaru, Mei 2017
ULAT MUNGIL DALAM KEPOMPONG
Sebuah kehidupan telah dimulai
Menjadikan benih dalam rahim
Dihembuskan sebuah nyawa
Penciptaan seonggok daging
Kau adalah anak dari ibumu
Tiap sentuhan tanganmu menjadikan sebuah percakapan
Sama seperti kau dilahirkan
Terdorong keluar dari labirin itu
Kau mencari-mencari sesuatu hangat
Mendekap dan memeluk ibumu
Layaknya ulat mungil keluar dari kepompong
Sebelum menjadi kupu-kupu
Dan siap terbang pergi
Pekanbaru, Mei 2017
MAUKAH KAU CANGKOKKAN SYARAF GEMBIRA ITU DI OTAKKU?
Seorang pemuda muram duduk di tepi danau
Memandang rembulan termakan separuh
Matanya sayu tak terarah
Bola matanya menandakan kesedihan
Dalam malam ia terus bergerak
Apa yang kau cari dalam kegelapan itu?
Kosong hampa
Hanya kebencian didalamnya
Kau tak akan menemukan keabadian disana
Pemuda melangkah gontai
Menyusuri tepian kawah berapi
Merasakan panas bara bumi
Apakah kau ingin melepas nyawamu kawan?
Ah..kau tak menjawab
Terkadang kau membuncah sumringah
Tapi sesaat kau meringis kesakitan
Raut wajah tampak beringsut
Ada yang bergejolak didadamu
Dan tak tahu apa itu
Kau terus berjalan tanpa arah
Sesekali kau seret kakimu
Memasuki kota itu
Kau memasuki klinik penyembuhan
Kau memandang wajah dokter itu
“Bisakah kau cangkokkan lebih banyak syaraf gembira dalam otakkku ini?”
Pekanbaru, Mei 2017
MATAMU ADA JAWABAN ITU
Sore itu langit memerah
Seakan kota ini diguyur darah
Bau busuk tercium dimana-mana
Mata-mata liar melotot
Adu hujat adu mulut
Bentrokan demi melegalkan keinginan
Amarah bara mengelupas
“Demi apa kau mau menumpahkan ini semua?
Bangsa ini dibangun dengan airmata
Agama, suku, ras
Hitam, putih, abu-abu
Lebar, cekung, sipit
Semua menyatu melebur
Mengapa kau membunuh demi janji surga itu?
Mencederai kaum sendiri
Melukai etnis lain
Ah..Terkadang atas dasar agama, semua haram jadi halal
Jika kau tanya aku saat ini
Apa yang kau pilih?
Membela perpecahan
Atau
Mengabaikan persatuan
Tak perlu ku jawab itu
Karena…
Kau akan menemukan jawabannya di matamu
Pekanbaru, Mei 2017