3 June 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Tentang Batu, Rindu, Hingga Toleransi – Catatan Ringan Mahasiswa Bali di Malang

Made Surya HermawanbyMade Surya Hermawan
February 2, 2018
inEsai

Foto: Surya Hermawan

52
SHARES

ADALAH kursi taman ini yang mengingatkanku tentang kejadian yang hampir genap setahun berlalu. Kala itu, langkah kaki ini masih menyendiri. Datang dan pergi menuju tempat ini juga sendiri. Hanya berteman senyum sapa dengan mereka yang tak sengaja kujumpai. Meski sejatinya belum saling mengenal, nyatanya dalam hal itu, senyum bisa mengakrabkan.

Aku ingin bercerita tentang sebuah tempat di mana ada kampusku, Malang. Anggapan awal dalam benakku, kota ini asing. Dia tidak begitu akrab denganku sebelumnya. Berbeda dengan Yogyakarta (aku lebih suka menyebutnya Jogja), yang sampai saat ini telah membuatku jatuh cinta, dan selalu membuatku ingin menyapanya (lagi).

Sudah, cukup dengan Jogja, aku tak ingin rindu ini lebih dalam. Kembali ke Malang, sebuah kota yang secara perlahan juga mulai kucinta. Kota ini perlahan, kurasa, juga mencintaiku.

Sebenarnya, saat ini Malang telah menjadi bagian yang akan selalu ada dalam garis hidupku. Menjadi sebuah bagian yang dulunya sama sekali tidak pernah terpikirkan. Yang suatu saat nanti, dugaanku, akan ada dalam daftar kota yang selalu ingin aku datangi lagi. Dia mengenalkan banyak hal kepadaku. Mudah-mudahan, aku juga mengenalkan banyak hal pada kota itu.

Lalu-lintas

Pertama, tentang arus lalu lintas yang cukup berbeda bagiku. Lebih ramai daripada Bali, yang awalnya membuatku cukup heran. Berdebu, ciri khas sebuah kota. Arusnya padat, merayap. Seakan-akan semua traffic ligh tberisi label “belok kiri jalan terus”. Lagi, pada traffic light yang ada durasi waktunya, di beberapa tempat, detik ke-4 menjelang hijau bahkan sudah dianggap hijau. Tapi, kalau dilihat lebih jauh, Bali pun begitu.

Hingga akhirnya aku berpikir, bahwa wajib belajar hingga SMA belum mampu menyadarkan sebagian menusia Indonesia tentang makna warna merah, kuning, dan hijau, yang hampir selalu ada di setiap persimpangan jalan. Ah, aku juga termasuk begitu, kadang-kadang. Berarti, aku bagian dari sebagian manusia Indonesia yang kumaksud.

Bahasa

Kedua, tentang bahasa. Penduduk di sini dominan berbahasa Jawa. Pernah suatu ketika, dosenku menjelaskan materi dengan bahasa Jawa. Aku pikir ketika itu dia lupa, bahwa aku bukan orang Jawa. Hampir 15 menit sebelum kemudian dia sadar, dan berbicara padaku “Aduh, saya lupa kalau Made tidak bisa bahasa Jawa”. Aku tersenyum.

Setelahnya, aku pikir akan selesai. Namun nyatanya berulang, teman-teman pun tersenyum jahil padaku. Begitu juga dengan mereka (teman-temanku) yang kadang kala tanpa sengaja berbahasa Jawa denganku. Oleh karena kejadian itu berulang, hingga saat ini aku sudah mulai paham tentang beberapa diksi bahasa Jawa.

Ya, kendati aku masih belum berada pada tahap yang mampu memproduksi. Aku senang, karena belajar bahasa membuatku belajar budaya, dan aku paham bahwa Indonesia bukan hanya Bali, di luar konteks peta Indonesia.

Dari sana, aku menyakini, sebuah kebiasaan yang berulang tanpa disengaja mencirikan kebiasaan. Kebiasaan erat kaitannya dengan budaya. Hingga simpulanku, bahwa budaya Jawa masih erat melekat. Aku pun yakin, di daerah lain juga begitu. Saling memegang teguh adat budayanya, minimal Bahasa, yang satu sama lain jelas berbeda. Kalau nyatanya memang iya, dan faktanya Nusantara telah berubah menjadi Indonesia, aku bingung, mengapa masih ada manusia Indonesia yang alergi dengan perbedaan

Masih dengan bahasa dan budaya, aku ingin menyinggung sedikit tentang tanah kelahiranku. Kendati di Bali saat ini banyak orang meneriakkan Ajeg Bali, tetapi, anak mereka sedari kecil telah diajarkan berkomunikasi bukan dengan Bahasa Bali. Mengajegkan Bali bukan hanya soal bahasa, bukan?

Iya, bukan hanya soal bahasa, mengurug laut untuk membangun fasilitas pariwisata juga budaya, kan? Kan katanya pariwisata Bali itu pariwisata budaya. Entah pariwisata yang mengenalkan budaya, atau pariwisata yang mengatasnamakan budaya. Ah, semoga bagian ini bisa dibaca dengan lebih tenang.

Toleransi

Ketiga, tentang toleransi. Aku minoritas di sini (meski aku tidak terlalu nyaman dengan kata itu). Tapi nyatanya sedikitpun aku tidak pernah merasa berbeda, di luar konteks keagamaan maksudku. Bahkan, banyak temanku punya rasa ingin tahu yang besar tentang Hindu dan Bali, yang membuatku merasa dirangkul.

Sering kali mereka bertanya tentang ngaben, tentang gambar pemandangan di uang pecahan Rp. 50.000, dan yang paling sensitif, tentang kasta, maksudku warna. Meski aku tak begitu tahu, aku coba jelaskan semampuku. Dalam hal ini aku berpikir, kalau anak muda seperti kami mampu memandang perbedaan sebagai sebuah keindahan, mengapa mereka yang nyatanya sudah berumur masih terbelengku oleh pikiran radikal yang menyesatkan jiwa kebhinnekaan? Ah, entahlah. Aku makin percaya bahwa dewasa bukan perkara usia.

Tentang Rindu

Keempat, tentang rindu. Aku ingat sebuah kalimat yang sampai saat ini masih nyaman kudengar. Pergi karena cita-cita, pulang karena cinta. Tidak bisa aku pungkiri, berada jauh dari keluarga yang sedari kecil menemani bukan perkara mudah. Namun, kalau tidak pernah berpisah, bukankah tidak akan pernah merasa memiliki.

Aku berpikir begitu, berada jauh dari keluarga, meskipun tidak begitu jauh, membentukku menjadi manusia yang lebih menghargai makna keluarga. Bahkan, kadang kala, menghitung hari di kalender menjadi hal paling kurang kerjaan yang aku lakukan. Untuk apa? untuk menghitung waktu pulang tentunya.

Manusia yang tidak memiliki kerinduan, bagiku adalah mereka yang hidupnya belum bahagia. Sekali lagi, bagiku. Karena, membalas rindu adalah hal yang sangat membahagiakan. Karena aku ingin lebih bahagia, suatu saat nanti aku akan pergi lebih jauh. Untuk apa? Untuk memburu rindu tentunya. Namun, pesanku bagi mereka para pejuang ilmu yang bertaruh rindu sepertiku, biarlah rindu itu selalu hadir sebagai pelipur lara. Biarkan ia singgah sementara, bukandibiarkan menetap terlalu lama.

Batu

Kelima, tentang Batu, remaja, dan ketan legenda. Bukan barang baru bahwa Malang identik dengan Batu. Setahun ini, tiga kali sudah kudatangi. Aku melihat tempat itu sebagai pelarian kepenatan mahasiswa. Tempat berlari dari tumpukan tugas kuliah, yang nyatanya memang sangat memusingkan. Batu menjadi saksi bahwa Malang sangat ramah dengan kaum muda. Banyak tempat yang menawarkan hiburan. Untuk bersantai dengan sahabat, atau sekadar cuci mata. Barang kali, banyak mahasiswa yang bertemu tambatan hati di sana. Barang kali, karena aku sesungguhnya tidak begitu tahu.

Udara yang dingin membuat Batu semakin nyaman. Nyaman sembari menyeruput teh hangat dan menyantap ketan legenda. Di sini, ketan legenda menjadi makanan populer. Ketan kukus, berisi berbagai topping. Keju, susu, coklat, dan masih banyak lagi. Sederhana memang, tapi bermakna, untuk mengenyangkan perut, sembari menatap pasangan yang sedang duduk dihadapan. Ah, indah. Tapi, ini bukan pengalaman, cuma khayalan.

Hingga pada akhirnya aku berpikir, Malang bukan sekadar kampus untuk bersekolah. Tapi juga tempat untuk mengenal diri, memahami Indonesia, membangun relasi, dan (mungkin) bagi sebagian orang menjadi tempat menemukan pasangan hidup. Sekian untuk saat ini, setahun lagi, tulisan ini akan kusambung dengan rentetan cerita yang sedang dan akan aku jalani selanjutnya. (T)

Tags: balimahasiswaMalangPendidikan
Previous Post

Memangnya Politikus Saja yang Suka Rebutan Kursi? Mahasiswa juga…

Next Post

Cerita Pekak Renes: Sial Tapi Tetap Untung

Made Surya Hermawan

Made Surya Hermawan

Lahir di Denpasar, 7 Oktober 1993, tinggal di Kuta, Bali. Lulusan Jurusan Pendidikan Biologi Undiksha, Singaraja, 2015. Gemar mendengar cerita politik dan senang berorganisasi. Setleah menamatkan studi pascasarjana di Program Studi Pendidikan Biologi Universitas Negeri Malang, ia mengabdikan ilmunya dengan jadi guru.

Next Post

Cerita Pekak Renes: Sial Tapi Tetap Untung

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Lonte!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Film “Mungkin Kita Perlu Waktu” Tayang 15 Mei 2025 di Bioskop

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Susu dan Tinggi Badan Anak

by Gede Eka Subiarta
June 3, 2025
0
Puasa Sehat Ramadan: Menu Apa yang Sebaiknya Dipilih Saat Sahur dan Berbuka?

KALSIUM merupakan mineral utama yang diperlukan untuk pertumbuhan tulang kita, tepatnya untuk pertumbuhan tinggi badan. Kandungan kalsium tertinggi ada pada...

Read more

Kita Selalu Bersama Pancasila, Benarkah Demikian?

by Suradi Al Karim
June 3, 2025
0
Ramadhan Sepanjang Masa

MENGENANG peristiwa merupakan hal yang terpuji, tentu diniati mengadakan perhitungan apa  yang  telah dicapai selama masa berlalu  atau tepatnya 80...

Read more

Seberapa Pantas Seseorang Disebut Cendekiawan?

by Ahmad Sihabudin
June 2, 2025
0
Syair Pilu Berbalut Nada, Dari Ernest Hemingway Hingga Bob Dylan

SIAPAKAH yang pantas kita sebut sebagai cendekiawan?. Kita tidak bisa mengaku-ngaku sebagai ilmuwan, cendekiawan, ilmuwan, apalagi mengatakan di depan publik...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Senyum Rikha dan Cendol Nangka Pertama: Cerita Manis di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Senyum Rikha dan Cendol Nangka Pertama: Cerita Manis di Ubud Food Festival 2025

LANGIT Ubud pagi itu belum sepenuhnya cerah, tapi semangat Rikha sudah menyala sejak fajar. Di tengah aroma rempah yang menyeruak...

by Dede Putra Wiguna
June 3, 2025
Terong Saus Kenari: Jejak Rasa Banda Neira di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Terong Saus Kenari: Jejak Rasa Banda Neira di Ubud Food Festival 2025

ASAP tipis mengepul dari wajan panas, menari di udara yang dipenuhi aroma tumisan bumbu. Di baliknya, sepasang tangan bekerja lincah—menumis,...

by Dede Putra Wiguna
June 3, 2025
Pindang Ayam Gunung: Aroma Rumah dari Pangandaran yang Menguar di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Pindang Ayam Gunung: Aroma Rumah dari Pangandaran yang Menguar di Ubud Food Festival 2025

UBUD Food Festival (UFF) 2025 kala itu tengah diselimuti mendung tipis saat aroma rempah perlahan menguar dari panggung Teater Kuliner,...

by Dede Putra Wiguna
June 2, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

May 31, 2025
Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

May 31, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [17]: Wanita Tua dari Jalur Kereta

May 29, 2025
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [16]: Genderuwo di Pohon Besar Kampus

May 22, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co