10 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Berbagai Nyepi yang Dirayakan di Bali & Latar Belakangnya

Sugi LanusbySugi Lanus
April 7, 2020
inEsai

Foto: FB/Ketut Ngurah Alit Maruta

69
SHARES

Di Bali dikenal beberapa tradisi Nyepi, diantaranya:

  1. Nyepi Abian (sehari dilarang ke kebun).
  2. Nyepi Subak (sehari sampai 3 hari dilarang bekerja di sawah)*
  3. Nyepi Desa (beberapa desa merayakan ruawatan khusus setelahnya tidak boleh ada aktivitas di desa bersangkutan)
  4. Nyepi Saka Warsa (perayaan tahun baru Śaka)

Tiga Nyepi di atas berbeda lokasi dan hari, kadang bersifat sangat lokal. Hanya Nyepi menyambut tahun baru Śaka yang paling umum dikenal dan menjadi hari libur nasional. Airport di Bali bahkan ditutup dstnya. Nyepi Danu, Nyepi Luh-Muani dll yang masuk “ragam Nyepi Desa” yang ada tidak diurai, secara prinsip Nyepi tersebut bagian dari Nyepi wilayah desa pakraman tertentu.

Kenapa ada berbagai tradisi Nyepi?

Tradisi Nyepi tidak berdiri sendiri. Nyepi adalah persyaratan dari sebuah upakara Tantrik yang bersifat magi. Upakara yang mensyaratkan penyepi adalah upakara yang memakai sesaji (banten) Pangresikan, Prayascita, Durmanggala dan berabagai banten Caru atau Tawur.

Kalau diibaratkan ‘mencuci’ maka ‘nyepi’ ini adalah sehari merendam cucian dan membiarkan berbagai ramuan pemutih-pengharum-pelembut pakaian bekerja/menyusup, agar luntur kekotoran pakaian secara tuntas tanpa terganggu.

‘Ruwatan bumi’ (Tawur) untuk desa-desa dan bumi, ‘permohonan kesuburan’ (penyiwian) untuk perkebunan, ‘ritual mengalau hama’ (Nangluk Mrana) untuk persawahan/subak, ‘ritual penyucian’ (Prayascita) untuk berbagai leteh/kekotoran niskala adalah ritual Tantrik yang mengunakan mantra-stava dan berbagai sarana sesaji yang dipercaya punya daya magi yang bisa bekerja secara gaib. Ritual-ritual ini bukan hanya ritual yang bersifat simbolik, tapi bekerja secara magis. Dipercaya dari berabab-abad lampau punya daya magis menyucikan dan mengembalikan tatatan seseimbangan kosmik. Pengembalian gaib ini dikenal dengan istilah ‘somya’.

Agar ‘ruwatan bumi’, ‘permohonan kesuburan’, ‘ritual mengalau hama’, ‘ritual prayascita’ dll yang dilakukan secara gaib mampu bekerja secara efektif maka harus ada ruang tenggang atau ruang jeda dari masa ‘nyomia’ (proses penyucian) selama sehari. Selanjutnya setelah tenggang sehari penuh hening dan semua doa-mantra-stava-sesaji berkerja secara gaib, dilanjutkan dengan memulai kerja nyata.

– Nyepi Abian

Krama Subak Abian di Desa Belatungan, Tabanan, memilik ‘Nyepi Abian’ yaitu tidak melakukan aktivitas pertanian, atau semua petani pantang datang bekerja ke kebun selama satu hari penuh. Nyepi Abian merupakan rangkaian ‘Upacara Nyiwi’ yang di Pura Subak yang ada di desa setempat. Dalam upakara ini Krama Subak memohon Tirta untuk dibawa ke rumah yang selanjutnya digunakan pada saat persembahyangan penyucian di kebun masing-masing. Upakara ini ditandai dengan sesaji ‘Tipat Sai’ (Ketupat Sai) dihaturkan di tempat pemujaan di kebun masing-masing petani (atau disebut Pelinggih Abian). Tujuannya memohon kesuburan.

– Nyepi Subak/Sawah

  1. Desa Pakaraman Bangal Kecamatan Selemadeg Barat Kabupaten Tabanan melaksanakan ‘Nyepi Subak’ karena merupakan persyaratan setelah ‘Upakara Metabuh’ harus ada sehari Nyepi. ‘Tabuh’ adalah upakara ruwat sekaligus memohon kesuburan pertiwi.
  1. Nyepi Sawah di Krama Subak Desa Jatiluwih, Kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan, kalau tidak salah, disebutkan ada dua versi. Jika petani menanam padi Bali yakni padi beras merah, krama melaksanakan Nyepi selama tiga hari. Sebelum Nyepi, digelar upacara ‘Nangluk Merana’. Jadi ‘penyepian’ adalah persyaratan dari Upakara Nangkluk Mrana (memohon terbebas dari hama). Warga dan petani dilarang masuk areal persawahan atau subak.

– Nyepi Desa

  1. Nyepi Desa di Desa Pakraman Kintamani adalah rangkaian dari pujawali di Pura Dalem Pingit Desa Pakraman Kintamani. Nyepi Desa ini menjadi momentum penyucian desa dengan mengajak semua warga desa tidak berpergian ke luar desa dan berdoa sepanjang hari Nyepi Desa.
  1. Tiga desa pakraman di Karangasem (Desa Pakraman Tanah Ampo, Manggis, Karangasem dan Desa Datah) melakukan penyepian desa terkait ‘Ngusaba Segeha’ serta ‘Ngusaha Dalem’ di ketiga desa itu. ‘Ngusaba’ tersebut adalah upakara penyucian desa dari segala macam hal buruk.
  1. Desa Banyuning, Buleleng, melakukan penyepian sehari setelah Upakacara Pecaruan di Catus Pata Desa Banyuning. Desa ditutup selama sehari sekalipun jalan nasional masih diijinkan dilewati kendaraan, namun krama/warga setempat melakukan Catur Brata Penyepian: Amati geni (tiada berapi-api/tidak menggunakan dan atau menghidupkan api), amati karya (tidak bekerja), amati lelungan (tidak bepergian), dan amati lelanguan (tidak mencari hiburan).

Beberapa desa dan subak yang melakukan penyepian tersebut di atas hanyalah ilustrasi bagaimana sebenarnya ‘penyepian’ itu adalah persyaratan dari ritual ‘ruwatan bumi’, ‘permohonan kesuburan’, ‘mengalau hama’, ‘prayascita’ dll.

Dalam Hindu Bali, sebenarnya, masih ada beberapa ritual lainnya mensyaratkan ‘penyepian’ sepanjang ritual tersebut memakai sesaji atau banten sebagai berikut:

– Banten Biakaon

– Banten Pangresikan

– Banten Prayascita

– Banten Durmanggala

– Berbagai Banten Caru atau Tawur

Sebagai contoh, di masa lalu, sepasang pengantin yang menjalani upakara ‘biakaon’ diwajibkan untuk melakukan salah satu ‘brata penyepian’ yaitu tidak diperbolehkan bepergian ke lain desa, harus berdiam di rumah selama 3 hari setelah menjalani upakara ‘biakaon’ tersebut.

Saya sendiri di masa kecil pernah ‘mabrata nyepi diri’ tidak boleh ke dapur selama 3 hari dan semua makanan diambilkan oleh ibu saya setelah menjalani ‘upakara Tubah’ (Matubah). ‘Tubah’ adalah semacam ‘prayascita alit’ (penyucian buana alit) ditujukan bagi orang Bali yang hari kelahirannya tergolong ‘berat’.

Berdiam diri di rumah (amati lelungan) diiringi doa serta ikhtiar penyucian diri itu disebut masekeb (mengurung diri secara lahir batin), bisa juga disebut sebagai ngeka-brata (Eka Brata).

Begitulah ‘panyepian’, ia adalah ‘ruang terbuka’ yang memberikan ‘instrumen magi’ bisa bekerja dengan ‘efektif’. Secara filosofis ini adalah ruang atau jeda untuk merenung. Ruang dimana kita khusuk-masuk ke dalam kontemplasi diri.

Brata penyepian tahun baru Śaka, disamping menjadi jeda untuk bekerjanya magi dari upakara Tawur dan Caru, diharapkan juga menjadi ruang kontemplasi bersama merenungkan diri sendiri, lingkungan dan Ibu Pertiwi. (SL)

— Catatan Harian Sugi Lanus, 27 Maret 2017.

Tags: baliHari Raya NyepiPendidikanPengetahuan
Previous Post

Nyepi: Membidik Kosong dengan Kosong

Next Post

Mengembalikan Budaya Maritim di Buleleng – Catatan HUT Kota Singaraja 2017

Sugi Lanus

Sugi Lanus

Pembaca manuskrip lontar Bali dan Kawi. IG @sugi.lanus

Next Post

Mengembalikan Budaya Maritim di Buleleng - Catatan HUT Kota Singaraja 2017

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ulun Pangkung Menjadi Favorit: Penilaian Sensorik, Afektif, atau Intelektual?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • ”Married by Accident” Bukan Pernikahan Manis Cinderella

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Duel Sengit Covid-19 vs COVID-19 – [Tentang Bahasa]

    11 shares
    Share 11 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Mendaki Bukit Tapak, Menemukan Makam Wali Pitu di Puncak

by Arix Wahyudhi Jana Putra
May 9, 2025
0
Mendaki Bukit Tapak, Menemukan Makam Wali Pitu di Puncak

GERIMIS pagi itu menyambut kami. Dari Kampus Undiksha Singaraja sebagai titik kumpul, saya dan sahabat saya, Prayoga, berangkat dengan semangat...

Read more

Kreativitas dan Imajinasi: Dua Modal Utama Seorang Seniman

by Pitrus Puspito
May 9, 2025
0
Kreativitas dan Imajinasi: Dua Modal Utama Seorang Seniman

DALAM sebuah seminar yang diadakan Komunitas Salihara (2013) yang bertema “Seni Sebagai Peristiwa” memberi saya pemahaman mengenai dunia seni secara...

Read more

Deepfake Porno, Pemerkosaan Simbolik, dan Kejatuhan Etika Digital Kita

by Petrus Imam Prawoto Jati
May 9, 2025
0
Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

BEBERAPA hari ini, jagat digital Indonesia kembali gaduh. Bukan karena debat capres, bukan pula karena teori bumi datar kambuhan. Tapi...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

May 8, 2025
Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

May 7, 2025
Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

April 27, 2025
Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

April 23, 2025
Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

April 22, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra
Panggung

“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra

SEPERTI biasa, Heri Windi Anggara, pemusik yang selama ini tekun mengembangkan seni musikalisasi puisi atau musik puisi, tak pernah ragu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
Mengenang Perupa I Gusti Made Peredi dan Karya-karyanya yang Membingkai Zaman
Khas

Mengenang Perupa I Gusti Made Peredi dan Karya-karyanya yang Membingkai Zaman

TAK salah jika Pemerintah Kota Denpasar dan Pemerintah Provinsi Bali menganugerahkan penghargaan kepada Almarhum I Gusti Made Peredi, salah satu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
“Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng
Khas

“Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

DULU, pada setiap Manis Galungan (sehari setelah Hari Raya Galungan) atau Manis Kuningan (sehari setelah Hari Raya Kuningan) identik dengan...

by Komang Yudistia
May 6, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [14]: Ayam Kampus Bersimbah Darah

May 8, 2025
Perempuan di Mata Mak Kaeh | Cerpen Khairul A. El Maliky

Perempuan di Mata Mak Kaeh | Cerpen Khairul A. El Maliky

May 4, 2025
Puisi-puisi Gimien Artekjursi | Tentang Harimau Jawa

Puisi-puisi Gimien Artekjursi | Tentang Harimau Jawa

May 4, 2025
Poleng | Cerpen Sri Romdhoni Warta Kuncoro

Poleng | Cerpen Sri Romdhoni Warta Kuncoro

May 3, 2025
Puisi-puisi Muhammad Rafi’ Hanif | Kenang-Kenangan Seorang Mahasiswa

Puisi-puisi Muhammad Rafi’ Hanif | Kenang-Kenangan Seorang Mahasiswa

May 3, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co