LUPAKAN sejenak Kintamani yang indah. Mari berdoa agar tak ada susulan bencana longsor, banjir atau angin kencang. Sudah 12 warga meninggal akibat terjangan longsor, dan mari berdoa agar warga lain di desa-desa lereng bukit di wilayah itu selamat.
Bencana tanah longsor terjadi di tiga desa di Kintamani, Bangli, Jumat, 10 Februari 2017, dini hari. Informasi menyebutkan, bagian Bukit Bubung Pegat di wilayah Desa Songan, longsor. Tanah tergerus dan menimpa pemukiman di bawahnya. Akibatnya, sejumlah rumah di Banjar Bantas rusak dan ada yang rata dengan tanah.
Tujuh warga meninggal di Banjar Bantas. Mereka adalah Jero Balian Resmi (40); Jero Kadek Sriasih (7); Komang Agus Putra Santi (1); Gede Sentana (40); Ni Luh Bunga (40); Ni Kadek (20) serta Ni Ketut Susun (40). Tujuh warga itu meninggal karena terkubur tanah longsor. Selain itu sejumlah warga juga luka-luka.
Di Desa Awan, masih di Kecamatan Kintamani, empat warga meninggal. Ini terjadi setelah rumah Gede Kemur Suparsa (30) diterjang tanah dan material senderan lapangan voli yang ambruk.
Warga yang meninggal, yakni Nyoman Budiastra (45) dan Ni Nengah Parmini (37) yang merupakan mertua dari Gede Kemur dari Desa Suter Kintamani. Dua korban lagi adalah Ni Kadek Rini (27) serta Ni Putu Natalia (9). Seorang balita, I Kadek Aris (3,5 tahun) selamat. Ketika diterjang material senderan yang ambruk, mereka tidur dalam satu kamar.
Di Desa Sukawana, longsor akibat hujan lebat mengakibatkan satu korban jiwa, I Made Kawi (50). Sehingga keseluruhan korban meninggal sebanyak 12 warga.
Hingga kini upaya evakuasi terus dilakukan melibatkan banyak pihak. Mari berdoa untuk keselamatan semua warga, dan berdoa agar semua orang yang membantu keselamatan warga diberi kekuatan. (T)