BAPAK Nyoman Serengen (almarhum), seorang guru meditasi dan pendiri Perguruan Tenaga Dalam Bambu Kuning, suatu hari bertutur bahwa YOGA dan UGA berakar dari akar kata yang sama. Keduanya punya peran yang serupa.
Kata YOGA berasal dari akar kata Sansekerta yaitu “YUJ”, yang artinya menyatukan atau menghubungkan sehingga dua elemen serasi. Demikian juga kata UGA. Dalam bahasa Inggeris disebut YOKE (a wooden crosspiece that is fastened over the necks of two animals and attached to the plow or cart that they are to pull).
UGA adalah alat mempersatukan 2 sapi atau 2 kerbau ketika membajak atau meratakan (melasah) di lahan pertanian. Dua sapi atau kerbau harus berjalan bersama, barulah terjadi gerakan yang mampu menarik bajak atau lampit. Tanpa UGA, tidak seimbang keduanya. Hanya dengan bantuan UGA kedua kerbau menemukan keselarasan gerak.
Tentang UGA kakek saya sering berbagi tentang bagaimana melatih sapi-sapi muda untuk bisa berjalan harmonis di bawah kekangan UGA. Proses membajak, apalagi mengajari sapi-sapi muda untuk membajak, tidak beda dengan YOGA itu sendiri.
Membajak Sawah Ladang adalah Yoga Para Petani
Kakek menjelaskan, “Membajak dan melampit adalah proses mendamaikan dua binatang. Kesabaran mendamaikan 2 binatang tak bisa terjadi jika kita tidak sabar. Mendamaikan 2 bintang yang membantu kerja kita tidak bisa kita capai tanpa disertai disiplin mendamaikan diri kita sendiri.”
Jika UGA menyatukan 2 binatang penarik bajak atau lampit, agar mampu berkerja produktif, YOGA “menyelaraskan” 2 elemen internal manusia, yaitu PIKIRAN dan NAFAS. Pada titik pikiran selaras dengan nafas, keduanya disatukan seirama, lalu dihubungkan atau diselaraskan lagi dengan elemen internal yang lebih dalam lagi, JIWA-ATMA. Pada titik ini YOGA diharapkan mampu menjadi penyelaras atau pemersatu roh individu (Atma/Purusa) dengan Roh Universal (Maha Purusa/Paramatman).
UGA menyelaraskan 2 kerbau untuk membajaki dan meratakan sawah tegalan, YOGA menyelaraskan pikiran dan badan (tubuh dan nafas) manusia, “dua kerbau” yang jarang selaras, untuk “membajaki ladang hati dan jiwa”, agar mengkristal menjadi soca (sauca) dan harmoni diri. UGA membantu kita mendamaikan 2 binatang di ladang pertanian (karang-uma), YOGA membantu kita mendamaikan 2 binatang di ladang diri (karang awak). (T)
30 Juni 2016.