15 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Topeng Tugek Carangsari – Memainkan Topeng Mengolah Karakter

Eka PrasetyabyEka Prasetya
February 2, 2018
inFeature

Foto-foto: Eka Prasetya

20
SHARES

KALANGAN Ayodya di Taman Budaya Bali, malam itu begitu riuh. Gelak tawa dan tepuk tangan terus berganti. Penonton berjejalan. Duduk berdesak-desakan. Banyak yang akhirnya duduk lesehan di anak tangga. Tak sedikit yang memilih berdiri, atau bersandar di tembok pembatas jika sudah terlalu lelah berdiri.

Sekaa Topeng Tugek Carangsari_1Malam itu, Jumat 19 Agustus 2016, ratusan penonton rela berdesak-desakan untuk menyaksikan pementasan dari Komunitas Seni Tugek, yang bermarkas di Desa Carangsari, Kecamatan Petang. Malam itu begitu istimewa, karena para pemain yang naik panggung adalah para sesepuh di Sekaa Topeng Tugek. Mereka adalah Gusti Ngurah Windia (pemeran topeng tugek), Dayu Sugi, Nyoman Kanda, dan Gusti Made Gempur.

Komunitas Seni Tugek sebenarnya sudah kenyang dengan pengalaman jam terbang. Mereka pernah tampil pada Pesta Kesenian Bali 2015 dalam parade topeng panca, dan kembali hadir saat Pesta Kesenian Bali 2016 dalam lomba bondres. Namun kala itu para pemainnya adalah generasi muda, pewaris topeng tugek.

Malam itu pada acara Bali Mandara Mahalango III Tahun 2016, Komunitas Seni Tugek sengaja kembali diberikan tempat. Namun dengan catatan, pemainnya adalah para sepuh. Legenda hidup yang masih bertahan dan berkesenian di komunitas tersebut. Mereka menepati janjinya. Gusti Ngurah Windia, Dayu Sugi, Nyoman Kanda, dan Gusti Made Kempur, kembali naik panggung.

Tampil di hadapan ratusan penonton selama 2,5 jam penuh. Kebanyakan adalah masyarakat paruh baya yang juga fans setia topeng tugak. Mereka begitu rindu menyaksikan the living legend kembali tampil di atas panggung. Citra lucu dari para pemain masih melekat. Tawa terus muncul selama mereka tampil. Wibawa para pragina masih begitu kuat. Penonton dibuat bertahan menyaksikan pertunjukan. Waktu 2,5 jam pun terasa begitu singkat.

Topeng Tugek memang begitu legendaris. Tokoh topeng perempuan (yang ditarikan laki-laki) diperkirakan lahir pada tahun 1965 silam. Itu berarti usia topeng itu kini telah menginjak usia 51 tahun. Tatkala tokoh topeng tugek diciptakan, Gusti Ngurah Windia sang penari topeng tugek, baru berusia 20 tahun. Itu artinya sang penari sekarang sudah berusia 71 tahun.

Walau baru diciptakan pada tahun 1965, topeng tugek langsung melesat ketenarannya pada tahun 1970. Topeng ini menjadi pembicaraan di desa-desa. Bukan hanya di wilayah Badung Utara, namun di saentero Bali. Selama satu dasa warsa, sejak era 1970-an hingga era 1980-an, Topeng Tugek terus berkeliling Bali, bahkan hingga ke Los Angeles, Amerika Serikat.

Memainkan Beragam Topeng

Satu hal patut dicatat dari Topeng Tugek Carangsari adalah kepiawian mereka memainkan banyak peran dan karakter. Topeng Tugek-lah yang memperkenalkan sejumlah karakter unik dalam seni petopengan dan bebondresan yang kini terus berkembang.

Antara lain, Topeng Tugek memperkenalkan sekaligus menghidupkan karakter perempuan (yang terkenal dengan nama Tugek atau Luh Manik), karakter orang tuli yang mengundang kelucuan dengan segala bentuk miskomunikasinya, dan karakter orang dengan anatomi wajah berantakan serta artikulasi yang juga berantakan. Dalam seni pertunjukkan di Bali, karakter itu biasa disebut karakter kerakyatan.

Karakter-karakter itu biasanya dimainkan oleh satu pemain. Mereka – karakter rakyat dengan berbagai keunikan itu, muncul ketika cerita masuk pada babak di mana sebuah kerajaan menyelenggarakan upacara keagamaan. Rakyat satu persatu keluar untuk ngayah ke puri (istana).

Sebelum masuk puri, terjadi dialog antara punakawan Punta-Wijil dan rakyat dengan beragam karakter. Di situ terjadi dialog lucu. Bukan sekadar lucu, karena di dalam dialog itu kerap terkandung falsafah hidup bermasyarakat sekaligus otokritik dan kritik terhadap berbagai hal termasuk kritik terhadap kekuasaan. Bagian itulah yang disebut bebondresan. Dalam seni pertunjukkan di Jawa, bagian itu biasa juga disebut goro-goro.

Yang menarik, sekali lagi, peran rakyat dengan berbagai karakter itu biasanya diborong oleh satu pemain dengan berganti-ganti topeng. Beda dengan sekarang, seni pertunjukkan yang disebut bondres dimainkan oleh banyak pemain dan setiap pemain hanya memegang satu karkater atau hanya memainkan satu topeng.

Meski tak sebanyak peran yang dimainkan sekitar tahun 1970-an, saat acara Bali Mandara Mahalango di Taman Budaya, Sekaa Topeng Tugek ini juga menerapkan hal yang sama. Dengan empat orang personil saja, mereka harus bisa memainkan enam peran sekaligus. Meski rata-rata sudah berusia lanjut, keempatnya masih bisa membagi peran dengan apik. Mereka berhasil menjaga kekuatan fisik, sehingga bisa tampil secara bergantian dalam durasi yang cukup panjang.

“Beliau-beliau ini masih kuat menari, seperti dulu waktu tahun 1970-an waktu topeng tugek sedang tenar-tenarnya. Suaranya masih sama, taksunya juga terjaga. Memang kalah di fisik. Tapi saya juga nggak nyangka bisa sampai selama ini pentasnya,” ucap Gusti Ngurah Artawan, sang pewaris kesenian, sekaligus Koordinator Komunitas Seni Tugek.

Mempertahankan Gaya Carangsari

Artawan yang lebih akrab disapa Gung Tut mengaku sengaja meminta agar Komunitas Topeng Tugek kembali mendapat tempat malam itu. Permintaan itu disampaikan langsung kepada Dinas Kebudayaan Bali. Alasannya banyak penggemar-penggemar dari generasi 80-an hingga 90-an yang berharap bisa kembali menyaksikan penampilan penari-penari sepuh. Harapan itu acap disampaikan kala Komunitas Topeng Tugek tampil saat Pesta Kesenian Bali.

Sekaa Topeng Tugek Carangsari_4Dengan semangat nostalgia kembali, sekaligus mengobati kerinduan para penggemar, Gustut akhirnya memohon agar para penari sepuh bisa kembali pentas. Tak perlu waktu lama untuk mempersiapkan pementasan malam itu. Cukup dua kali pertemuan saja. Keahlian dalam memainkan seni pertunjukan klasik mereka tunjukkan kepada khalayak. Meski berusia sepuh, mereka ingin menunjukkan bahwa legenda topeng tugek tidak akan pernah mati, dan harus terus teringat.

Malam itu, mereka menutup pementasan dengan standing aplause dari penonton. Malam itu, kisah penampilan topeng tugek yang begitu melegenda seperti yang terjadi 20 tahun silam, kembali terulang. (T)

Tags: baliSeniseni pertunjukantopeng
Previous Post

Buang Bukumu Ambil “Gadget”-mu

Next Post

Idealisme, Politik dan Lain-lain – Obrolan Mewah di Warung Desa

Eka Prasetya

Eka Prasetya

Menjadi wartawan sejak SMA. Suka menulis berita kisah di dunia olahraga dan kebudayaan. Tinggal di Singaraja, indekost di Denpasar

Next Post

Idealisme, Politik dan Lain-lain - Obrolan Mewah di Warung Desa

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ulun Pangkung Menjadi Favorit: Penilaian Sensorik, Afektif, atau Intelektual?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • ”Married by Accident” Bukan Pernikahan Manis Cinderella

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

‘Puisi Visual’ I Nyoman Diwarupa

by Hartanto
May 14, 2025
0
‘Puisi Visual’ I Nyoman Diwarupa

BERANJAK dari karya dwi matra Diwarupa yang bertajuk “Metastomata 1& 2” ini, ia mengusung suatu bentuk abstrak. Menurutnya, secara empiris...

Read more

Menakar Kemelekan Informasi Suku Baduy

by Asep Kurnia
May 14, 2025
0
Tugas Etnis Baduy: “Ngasuh Ratu Ngayak Menak”

“Di era teknologi digital, siapa pun manusia yang lebih awal memiliki informasi maka dia akan jadi Raja dan siapa yang ...

Read more

Pendidikan di Era Kolonial, Sebuah Catatan Perenungan

by Pandu Adithama Wisnuputra
May 13, 2025
0
Mengemas Masa Silam: Tantangan Pembelajaran Sejarah bagi Generasi Muda

PENDIDIKAN adalah hak semua orang tanpa kecuali, termasuk di negeri kita. Hak untuk mendapatkan pendidikan yang layak,  dijamin oleh konstitusi...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

May 13, 2025
“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

May 8, 2025
Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

May 7, 2025
Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

April 27, 2025
Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

April 23, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
45 Tahun Rasa itu Tak Mati-mati: Ini Kisah Siobak Seririt Penakluk Hati
Kuliner

45 Tahun Rasa itu Tak Mati-mati: Ini Kisah Siobak Seririt Penakluk Hati

SIANG itu, langit Seririt menumpahkan rintik hujan tanpa henti. Tiba-tiba, ibu saya melontarkan keinginan yang tak terbantahkan. ”Mang, rasanya enak...

by Komang Puja Savitri
May 14, 2025
Pendekatan “Deep Learning” dalam Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila 
Khas

Pendekatan “Deep Learning” dalam Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila

PROJEK Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P-5) di SMA Negeri 2 Kuta Selatan (Toska)  telah memasuki fase akhir, bersamaan dengan berakhirnya...

by I Nyoman Tingkat
May 12, 2025
Diskusi dan Pameran Seni dalam Peluncuran Fasilitas Black Soldier Fly di Kulidan Kitchen and Space
Pameran

Diskusi dan Pameran Seni dalam Peluncuran Fasilitas Black Soldier Fly di Kulidan Kitchen and Space

JUMLAH karya seni yang dipamerkan, tidaklah terlalu banyak. Tetapi, karya seni itu menarik pengunjung. Selain idenya unik, makna dan pesan...

by Nyoman Budarsana
May 11, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

May 11, 2025
Ambulan dan Obor Api | Cerpen Sonhaji Abdullah

Ambulan dan Obor Api | Cerpen Sonhaji Abdullah

May 11, 2025
Bob & Ciko | Dongeng Masa Kini

Bob & Ciko | Dongeng Masa Kini

May 11, 2025
Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

May 10, 2025
Puisi-puisi Pramita Shade | Peranjakan Dua Puluhan

Puisi-puisi Pramita Shade | Peranjakan Dua Puluhan

May 10, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co