2 March 2021
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
  • Login
  • Register
No Result
View All Result
tatkala.co
tatkala.co
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result
Home Opini
Foto: Yogi Sancaya

Foto: Yogi Sancaya

Tuah Wanita Bali – Kebahagiaan saat Memberi

Gde Aryantha Soethama by Gde Aryantha Soethama
February 2, 2018
in Opini
420
SHARES

LAKI-LAKI menjadikan wanita sengsara, anak membuatnya bahagia. Sungguh? Betapa menyesakkan kisah ini, tapi  ia bisa menjadi ungkapan dari zaman ke zaman: anak lebih dibutuhkan oleh seorang ibu tinimbang oleh sang bapak. Laki-laki menaruh pengharapan di banyak tempat, di sembarang waktu. Ia punya peluang tanpa batas untuk berkuasa, berkelana kemana pun ia ingin, menyentuh apa pun yang ia mau, dan mencicipi apa saja, siapa saja, yang ia suka. Tapi wanita? Pengharapannya cuma satu: anak.

Putra pengharapan yang sangat menyayangi ibu itu kemudian punya tuntutan gamang: ia ingin istrinya seperti ibunda. Si istri pun tumbuh di tengah mahligai yang sempit dan kaku. Ia merintih karena harus menjadi wanita yang takluk. Ia menderita seperti dikutuk sejarah: sengsara oleh laki-laki yang dibentuk ibunda. Kisah pun kembali ke awal: wanita itu disengsarakan laki-laki, dan berharap anak akan membahagiakannya. Sungguh celaka, wanita juga disakiti oleh kaumnya.

Cerpenis terbaik Bali, Nyoman Rastha Sindhu (almarhum) rajin menulis derita wanita Bali. Karyanya, “Made Sukerti”, di majalah Sastra (almarhum), berkisah tentang perempuan biasa yang disunting bangsawan, laki-laki yang doyan perempuan, gemar berjudi, matajen, dan tak begitu peduli pada keluarga. Setiap hari Sukerti harus menanak nasi, mengurus anak-anak dari sekian istri lain suaminya. Sore, setelah memandikan anak-anak, ia harus memberi makan babi-babi piaraan keluarga.

Tak ada klimaks dalam cerpen itu. Tapi kita segera tahu: wanita ditakdirkan untuk menerima. Ia punya hak memberi hanya kepada siapa harus dikasi: anak, keluarga, kerabat. Ia tak punya hak memberi kepada sembarang orang, tidak di sembarang waktu. Maka kebahagiaan perempuan justru ketika menyerahkan, tidak ketika menuntut.

Kebahagiaan ketika memberi, banyak dilakoni wanita Bali. Ni Ketut Ringin, wanita Bali dari Desa Sidemen, Karangasem, yang dibesarkan di zaman Belanda, bisa memberi kita catatan penting, betapa keikhlasan perempuan justru bisa berubah menjadi kepiluan dan malapetaka bagi dirinya sendiri. Di zaman Jepang, Ringin merelakan adiknya diperistri suaminya, agar sang adik yang berangkat remaja tidak dirampas untuk dijadikan wanita penghibur, jugun ianfu. Ia sadar dirinya wanita dimadu, ketika suami mulai berpaling. Perlahan-lahan ia sangat paham: lelaki berulang-ulang menyodokkan penderitaan, anak cucu menggantinya dengan kebahagiaan.

Setelah tua renta pun ia berusaha secara teratur dan bergilir mengunjungi belasan anak dan cucu. Ia singgahi mereka di rumah kontrakan, memberi uang, mengguyurkan semangat, mengajarkan siasat untuk merebut sukses, dan begitu cerewet bertanya: kapan mereka jadi sarjana. Ketika sakit, beberapa hari menjelang meninggal, ia sangat bahagia didampingi anak cucu, mereka yang pernah ia beri, sehingga tumbuh “jadi orang”. Menjelang ajal, ia ingin sekali membenci laki-laki yang membungkusnya dengan derita, tapi tak sanggup, juga tak mungkin. “Sebab mustahil aku punya anak cucu yang memberi kebahagiaan kalau aku tak bersuami,” bisik hatinya. Matanya sembab, basah oleh pilu.

Oleh orang luar, tradisi acap kali dituding penyebab kepiluan wanita Bali, dan kesempatan sah laki-laki untuk “menindas”. Tapi kebanyakan wanita Bali mengungkapkan, tradisi justru memberi tempat terhormat, sehingga mereka bisa tampil sebagai wanita bertuah: perempuan yang beruntung, bahagia, “sakti”, dan “keramat”. Bagi wanita Bali, tradisi tak cuma berarti sebuah masa, bukan sebatas wilayah, tidak cuma tempat, tapi sebuah jiwa yang menjaga. Sebuah perlindungan, sesuatu yang membedakan, sehingga memberi keunikan dan rasa da­mai.

Tuah sebagai perempuan Bali akan kian terasa jika seseorang berada di luar Bali. Seorang remaja puteri yang ikut pertukaran pemuda, diminta menceritakan pengalaman oleh kawan-kawannya. Ia mengaku sangat dihargai oleh rekan-rekannya yang berkumpul dari seluruh belahan dunia, justru karena ia wanita Bali. “Mereka langsung mengatakan, karena aku dari Bali pasti pintar menari, cekatan merangkai janur, hebat memainkan gamelan, dan fasih menembang. Mereka menganggap aku sungguh beruntung lahir dan tumbuh di tengah budaya tradisi.”

Tapi tradisi acap kali membuat hidup jadi tidak mudah. Bagi wanita Bali, tradisi merupakan sebuah dilema. Ia memberi tempat untuk menunjukkan sosok dan jatidiri, menyuguhkan tuah; tapi juga sebuah medan yang memaksa mereka untuk takluk. Keputusan-keputusan penting menyangkut kehidupan desa, mengesampingkan peran wanita. Skenario upacara adat, agama, lebih banyak direkayasa oleh laki-laki.

Wanita Bali mensyukuri skenario itu. Bagi mereka, rekayasa tradisi merupakan sebuah peluang menyabet peran khas: membuat dan menghaturkan sesaji misalnya, mengurus yang serba suci. Maka sesungguhnya, beruntunglah siapa saja yang dilahirkan sebagai wanita Bali, karena mereka segera bisa dibedakan dari perempuan lain.

Pada akhirnya Bali adalah sebuah tempat unik kehidupan perempuan. Di sini orang bisa menyimak wanita tak cuma fisik, juga emosi. Tak hanya ketidakberdayaan, juga peran. Barangkali itu sebabnya, wanita Bali, yang punya mata indah seperti mata kijang, tampil sederhana, tidak meledak-ledak, tapi bertuah. (T)

Tags: baliPerempuan
Gde Aryantha Soethama

Gde Aryantha Soethama

Dikenal sebagai wartawan kawakan, penulis esai dan cerpen. Bukunya Bolak Balik Bali ditetapkan sebagai buku nonfiksi terbaik oleh Pusat Bahasa (2006). Kumpulan cerpennya Mandi Api meraih penghargaan Khatulistiwa Literary Award (2006). Tahun 2016 diberi penghargaan Kesetiaan Berkarya oleh Kompas.

MEDIA SOSIAL

  • 3.4k Fans
  • 41 Followers
  • 1.5k Followers

ADVERTISEMENT

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Features
  • Fiction
  • Poetry
Essay

Towards Success: Re-evaluating the Ecological Development in Indonesia in the Era of Anthropocene

Indonesia has long been an active participant of the environmental policy formation and promotion. Ever since 1970, as Dr Emil...

by Etheldreda E.L.T Wongkar
January 18, 2021

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Puisi

Puisi-puisi IGA Darma Putra | Kematian Siapa Hari Ini?

by IGA Darma Putra
February 28, 2021
Kenangan bersama Pak Bas dan istri ketika saya mengantar Pak Rudolf Puspa dan Bu Derry dari Teater Keliling ke rumah beliau.
Esai

Drama Ini Tak Akan Berakhir – Obituari Sunaryono Basuki Ks.

Tiga malam sejak tanggal 17, 18 dan 19 Desember saya sedang mengurus pentas akhir mata kuliah drama  Jurusan Pendidikan Bahasa ...

December 21, 2019
Presiden Jokowi di Gedung Kesenian Singaraja. Foto: PM
Peristiwa

Jokowi di Buleleng: Resminya Bagikan Sertifikat, tapi Yang Asyik Bagi-bagi Buku dan Sepeda

  “Siapa yang mau sepeda, angkat tangan?” Itu kata Presiden Joko Widodo kepada ribuan siswa di Gedung Kesenian Gde Manik, ...

February 2, 2018
Opini

Apa Gunanya Memiliki Presiden Mahasiswa?

Dalam waktu dekat, mahasiswa Undiksha akan dihadapkan dengan sebuah pesta yang (mungkin) lazim disebut sebagai pesta demokrasi, di dalam lingkungan ...

February 22, 2020
Menkopolhukam Wiranto pada pembukaan Rakornas KMHDI di Taman Budaya Denpasar, Kamis 31 Agustus 2017
Kilas

Rakornas KMHDI 2017: Berperang, Ayo Berperang, tapi Siapa Musuh Kita?

  MAHASISWA Hindu diajak berperang. Bukan angkat senjata, bukan gerilya masuk hutan, bukan merayap-rayap di semak. Tapi berperang secara intelektual. ...

February 2, 2018
Foto: koleksi penulis
Esai

Anak Perempuan Suka Boneka – Apakah Mereka Pilih Mainan Sendiri?

SI laki-laki sibuk membatu istrinya yang sedang hamil memilih-milih pakaian bayi di sebuah toko pakaian bayi. Mereka memilih pakaian-pakaian yang ...

February 2, 2018

PERISTIWA

  • All
  • Peristiwa
  • Kilas
  • Khas
  • Perjalanan
  • Persona
  • Acara
Jro Alap Wayan Sidiana memanjat pohon kelapa di Desa Les, Buleleng
Khas

Jro Alap, Kemuliaan Tukang Panjat Kelapa di Desa Les

by Nyoman Nadiana
March 2, 2021

ESAI

  • All
  • Esai
  • Opini
  • Kiat
  • Ulasan
Ilustrasi tatkala.co | Vincent Chandra
Esai

Di Nusa Penida, Ada Gadis Menikah dengan Halilintar

by I Ketut Serawan
March 1, 2021

POPULER

Foto: koleksi penulis

Kisah “Semaya Pati” dari Payangan Gianyar: Cinta Setia hingga Maut Menjemput

February 2, 2018
Istimewa

Tradisi Eka Brata (Amati Lelungan) Akan Melindungi Bali dari Covid-19 – [Petunjuk Pustaka Lontar Warisan Majapahit]

March 26, 2020

tatkala.co mengembangkan jurnalisme warga dan jurnalisme sastra. Berbagi informasi, cerita dan pemikiran dengan sukacita.

KATEGORI

Acara (67) Cerpen (156) Dongeng (11) Esai (1418) Essay (7) Features (5) Fiction (3) Fiksi (2) Hard News (10) Khas (343) Kiat (19) Kilas (196) Opini (478) Peristiwa (83) Perjalanan (53) Persona (9) Poetry (5) Puisi (103) Ulasan (336)

MEDIA SOSIAL

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber

Copyright © 2018,BalikuCreative - Premium WordPress.

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
  • Login
  • Sign Up

Copyright © 2018,BalikuCreative - Premium WordPress.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In