14 June 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Ngobrol dengan Yudane: Bisa-bisa Gong Kebyar Dipengaruhi Banyuwangi

Made Adnyana OlebyMade Adnyana Ole
February 2, 2018
inFeature

Foto: koleksi penulis

132
SHARES

PAGI-PAGI di awal Juli aku ditelepon dramawan Putu Satria Kusuma. “Ole, Yudane sedang di Singaraja, tolong temani dia. Aku lagi di Denpasar,” kata Putu tentu dengan gaya bicara yang khas: cepat dan seakan terburu-buru.

Aku jawab singkat, “Oke oke!”

Yudane yang dimaksud Putu adalah komposer Wayan Gde Yudane. Selain menguasai tekhnik bermain alat-alat musik tradisional Bali, dia juga menguasai berbagai alat musik modern. Di Bali ia pernah menjadi pelatih gong kebyar yang memberi pembaharuan dalam permainan, jalinan dan kekotekan nada. Di dunia internasional, namanya tak asing di kalangan seniman musik. Ia pernah melakukan kolaborasi dengan Paul Grabowsky dengan garapan The Theft of Sita, di Next Wave Festival di New York City.

Tiba-tiba ia di Singaraja. Padahal, aku dengar ia segera terbang ke New Zealand, untuk tinggal kembali di negara itu bersama istri dan anaknya. Tentu juga untuk mengembangkan musik juga.

“Aku di Singaraja, di Jalan Gajah Mada, cabut gigi. Ini sedang menunggu gigi dicetak. Di mana bisa ngobrol?,” katanya melalui telepon.

Mimih, jauh-jauh dari Denpasar ke Singaraja untuk cabut gigi. Tapi, tentu saja ia rela ke Singaraja, bahkan naik sepeda motor sendirian. Ia ternyata mendapat rekomendasi dari Ayu Weda (penyayi dan cerpenis) untuk mencabut gigi di Dokter Sri, dokter legendaris di Singaraja yang tak lain ibu dari Ayu Weda dan penyanyi Ayu Laksmi. “Struktur gigiku aneh, dokter di dekat rumah tak berani nyabut,” katanya.

***

SEMBARI menunggu cetakan gigi untuk mengganti gigi yang dicabut, Yudane kutemani minum jus di Apple Mart. Ia belum bisa mengunyah sehingga menolak ditraktir siobak dan babi guling.

“Putu Satria sebenarnya ingin bertemu kau. Dia ingin wawancara gong kebyar untuk film dokumenternya. Tapi sekarang ia justru di Denpasar,” kataku saat ngobrol di Apple Mart.

“Apa yang ingin diketahui soal gong kebyar. Kalau bicara fisik, gong kebyar itu sudah selesai,” ujarnya sambil sesekali memegang dagu menahan sakit.

“Yang belum selesai, apanya?”

“Gong kebyar itu bukan hanya fisik. Bukan alat, bukan perangkat. Soal fisik itu sudah selesai. Malah, kalau bicara fisik, gong kebyar itu pemiskinan. Dulu, kita biasa pakai tujuh nada, tapi gong kebyar memakai lima nada,” katanya.

Aku minum jus. Ia juga.

Ia melanjutkan. “Yang belum banyak dibicarakan itu soal musikal. Repertoarnya dari mana. Dapat pengaruh dari mana? Ditemukan pertama kali di Jagaraga, Bungkulan, atau sekitarnya. Itu benar. Tapi itu kan tidak serta merta. Tidak jatuh dari langit. Tidak tiba-tiba. Repertoarnya bagaimana?”

Aku memandang saja. Yudane berkata seakan-akan tidak sedang sakit gigi. Bersemangat.

“Pengaruhnya bisa dari mana-mana. Salah satu yang pasti, gong kebyar adalah perkembangan dari tabuh lelonggoran yang memang asli Buleleng. Dan mungkin dapat juga pengaruh dari tabuh-tabuh Bali Selatan. Jauh sebelum lahir gong kebyar, pergaulan seniman pelatih dari berbagai kabupaten sangat intens. Banyak pelatih dari selatan ke utara. Mungkin mereka saling berbagi tabuh dari daerah masing-masing. Dilihat dari pola kejutan (intro), gong kebyar bisa-bisa dapat pengaruh dari gamelan Banyuwangi. Itu tak ada yang membicarakan,” katanya.

Aku hanya bengong dan merasa tersindir. Sebagai wartawan sekaligus penggemar gong kebyar aku merasa sangat bodoh. Aku sering menulis gong kebyar, bahkan sering secara sok pintar mengulas panjang-lebar perkembangan gong kebyar di Bali. Tapi hal yang kutulis hanya berputar-putar soal fisik, sejarah munculnya, dan sejenisnya. Jarang sekali menelusuri dari segi musikalnya.

“Tabuh Kebyar Legong dan juga Terunajaya apa tidak ada pengaruh dari gamelan yang sudah ada? Apa memang benar-benar baru? Apa tak dapat pengaruh dari Bali selatan?” kata Yudane, kali ini sambil meringis. Tampaknya rahangnya makin sakit setelah disiram jus.

“Berarti Terunajaya dipengaruhi gamelan sebelumnya?” tanyaku.

“Jika dilihat dengan cermat, gamelan Terunajaya mengandung pola tabuh lelambatan, tabuh telu dan juga variasi gilak di bagian tertentu. Tabuh lelambatan berkembang di selatan, dan itu kemungkinan dibawa oleh penguruk dari selatan ke utara. Dipadukan dengan karakter musik di Buleleng, jadilah gong kebyar. Setelah jadi, dibawa lagi ke Bali selatan,” ujarnya.

“Selain kau, apakah soal-soal seperti itu tak ada yang membicarakan, di seminar atau di mana,”

“Belum banyak yang bicara soal itu. Mereka sibuk dengan fisik. Padahal ini harus dicari. Agar kita paham bagaimana perkembangan sebenarnya gong kebyar. Bukan hanya bicara soal sejarah di mana lahir, lalu di mana berkembang dan seperti-seperti itu,”

“Darimana mulai mencarinya?”

“Kenapa tidak kembali bertanya kepada seniman-seniman tua di desa? Mereka punya banyak pengalaman soal itu. Mereka banyak tahu dan keterangan mereka bisa dicatat kembali, diteliti kembali,” ujarnya.

***

AKU tak pernah sangsi apa pun yang dikatakan Yudane soal gong kebyar. Sekitar akhir tahun 1980-an hingga awal tahun 1990-an, ketika aku belum mengenalnya dengan akrab, Yudane membuatku punya harapan besar terhadap perkembangan gong kebyar. Saat itu, di Pesta Kesenian Bali (PKB) aku menonton tim gong kebyar duta Kabupaten Badung (saat itu Denpasar belum bersatus kotamadya). Saat menonton aku mendengar nada-nada yang tak biasa. Misalnya, dalam satu tarikan nafas, permainan yang dimulai dari nada besar langsung menjalar, bahkan kadang meloncat, ke nada paling kecil. Namun di telinga jalinan nada itu terdengar tetap harmonis.

Tim gong kebyar itu ternyata dilatih Yudane. Meski banyak penekun karawitan memandang sinis pada tabuh-tabuh garapan Yudane karena dianggap aneh dan “tak sesuai pakem”, namun kemudian tabuh itu banyak ditiru pencipta gending-gending kekebyaran di Bali. Hanya banyak yang salah tiru. Sehingga tabuh gong kebyar belakangan terkesan mementingkan tingkat kerumitan, dengan loncatan nada yang benar-benar aneh. Orang bilang, “pang kwala becat dan keras”.

Sayangnya, kini Yudane tak mau lagi melatih tim gong kebyar. Wilayah itu, termasuk wilayah PKB, sudah lama ditinggalkannya. Namun, apa sebenarnya yang dilakukan Yudane terhadap gong kebyar pada tahun 1990-an itu?

“Aku hanya tak mau aman. Sebelumnya gong kebyar itu bermain aman, bermain simetris. Biasanya jalinannya hanya berkutat di satu oktaf. Nah, aku berpikir kenapa kita tak bermain sampai melewati satu oktaf, tiga oktaf misalnya,” ujarnya.

Karena sikapnya tak mau aman itulah, pada saat melatih untuk PKB, Yudane sempat diprotes para penabuh. Para penabuh yang terdiri dari anak-anak muda energik itu bahkan sempat mogok tak mau latihan. Para penabuh itu tak bisa mengikuti alur pikiran sang pelatih yang terus menawarkan hal-hal baru dalam garapannya. Tapi Yudane tak peduli. Yudane tak mau mengubah garapannya untuk menjadi lebih mudah dan lebih aman. Akhirnya para penabuh mengalah, dan garapan mereka memang mendapat sambutan luar biasa saat itu.

***

LALU bagaimana dengan tabuh Oleg Tambulilingan yang diciptakan Mario alias I Maria di Tabanan?

Yudane tampak sangat bersemangat ingin menjelaskan. Namun kulihat ia tak kuasa menahan sakit di rahangnya. “Masih ada satu gigiku belum bisa dicabut. Itu yang sakit,” katanya.

Maka, dari Apple Mart aku ajak Yudane ke rumahku di Pantai Indah. Di rumah, kami lebih banyak mendengar garapan-garapan barunya dari laptop. Akhirnya sore, dan cetakan giginya sudah mau selesai, ia hendak kembali ke rumah Dokter Sri di Jalan Gajah Mada.

Sebelum keluar rumahku ia tiba-tiba ditelepon Heri Anggara, seorang pemusikalisasi puisi dari Kelompok Sekali Pentas yang terkenal di Denpasar. Heri saat itu kebetulan pulang kampung ke Singaraja. Yudane menjawab telepon dan kudengar ia agak gelagapan menjawab.

“Apa? Oh, gak usah. Gak usah. Aku sedang minum antalgin,” katanya.

Kutahu, Heri sedang menawarkan arak. (T)

 

Tags: gong kebyarkomposermusikPesta Kesenian BaliSeni
Previous Post

Bergenit-genit dengan Akronim: Ada Batagor Ada Kamtibmas

Next Post

Biker dan Kehidupan: Makin Besar Power, Makin Kuat Daya Rem

Made Adnyana Ole

Made Adnyana Ole

Suka menonton, suka menulis, suka ngobrol. Tinggal di Singaraja

Next Post

Biker dan Kehidupan: Makin Besar Power, Makin Kuat Daya Rem

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Kabut Membawa Kenikmatan | Cerpen Ni Made Royani

    Kabut Membawa Kenikmatan | Cerpen Ni Made Royani

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Sederhana, Haru dan Bahagia di SMPN 2 Sawan: Pelepasan Siswa, Guru Purnabakti dan Pindah Tugas

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Lonte!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

LELUHUR JAGUNG

by Sugi Lanus
June 13, 2025
0
PANTANGAN MENGKONSUMSI ALKOHOL DALAM HINDU

—Catatan Harian Sugi Lanus, 13 Juni 2025 *** Ini adalah sebuah jejak “peradaban jagung”. Tampak seorang ibu berasal dari pulau...

Read more

Apa yang Sedang Disulam Gus Ade? — Sebuah Refleksi Liar Atas Karya Gusti Kade

by Vincent Chandra
June 12, 2025
0
Apa yang Sedang Disulam Gus Ade? — Sebuah Refleksi Liar Atas Karya Gusti Kade

Artikel ini adalah bagian dari tulisan pengantar pameran tunggal perupa Gusti Kade di Dinatah Art House, Singapadu, opening pada tanggal...

Read more

Tanah HGB, Kerjasama dan Jaminan Kredit

by I Made Pria Dharsana
June 10, 2025
0
Perjanjian Pengalihan dan Komersialisasi Paten dalam Teori dan Praktek

Tanah HGB, Kerjasama dan Jaminan Kredit : Pasca Putusan MK Nomot 67/PUU-XI/2013 Penulis: Dr. I Made Pria Dharsana, SH., MHumIndrasari...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Gede Anta Wakili Indonesia dalam “International Visitor Leadership Program” di AS

Gede Anta Wakili Indonesia dalam “International Visitor Leadership Program” di AS

June 5, 2025
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Rizki Pratama dan “Perubahan Diri” pada Acara “Suar Suara: Road Tour AKALPATI” di Singaraja
Panggung

Rizki Pratama dan “Perubahan Diri” pada Acara “Suar Suara: Road Tour AKALPATI” di Singaraja

DI acara “Suar Suara: Road Tour AKALPATI” itu, Rizki Pratama tampaknya energik ketika tampil sebagai opening di Café Halaman Belakang...

by Sonhaji Abdullah
June 10, 2025
New Balance Sneakers Store di Indonesia Terpercaya
Gaya

New Balance Sneakers Store di Indonesia Terpercaya

SAAT ini sneakers bukan lagi sekadar kebutuhan untuk melindungi kaki saja melainkan telah berkembang jadi bagian penting dari gaya hidup....

by tatkala
June 9, 2025
I Wayan Suardika dan Sastra: Rumah yang Menghidupi, Bukan Sekadar Puisi
Persona

I Wayan Suardika dan Sastra: Rumah yang Menghidupi, Bukan Sekadar Puisi

ISU apakah sastrawan di Indonesia bisa hidup dari sastra belakangan ini hangat diperbincangkan. Bermula dari laporan sebuah media besar yang...

by Angga Wijaya
June 8, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [19]: Mandi Kembang Malam Selasa Kliwon

June 12, 2025
Gunung Laut dan Rindu yang Mengalir | Cerpen Lanang Taji

Gunung Laut dan Rindu yang Mengalir | Cerpen Lanang Taji

June 7, 2025
Puisi-puisi Emi Suy | Merdeka Sunyi

Puisi-puisi Emi Suy | Merdeka Sunyi

June 7, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [18]: Bau Gosong di “Pantry” Fakultas

June 5, 2025
Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

May 31, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co