23 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Asal Tahu Saja, Neno Warisman Pernah jadi Perempuan Bali Kolok

Made Adnyana OlebyMade Adnyana Ole
February 23, 2019
inEsai
Asal Tahu Saja, Neno Warisman Pernah jadi Perempuan Bali Kolok

Foto: tatkala

64
SHARES

Ini asal tahu saja. Tak ada maksud apa-apa.

Neno Warisman, perempuan artis yang kini banyak dibincangkan karena puisi kontroversialnya, Munajat 212, pernah menjadi perempuan Bali yang kolok (bisu) dalam sebuah sinetron sangat bagus pada awal tahun 1990-an. Judul sinetronnya “Aksara Tanpa Kata”.

Ceritanya, ya, tentang Bali. Tentang Bali yang diserbu investasi, di mana banyak tanah dijual, terpaksa dijual, atau dipaksa dijual, kepada broker dan investor. Suting sinetron itu salah satunya dilakukan di Banjar Tubuh, Batubulan, Gianyar.

Putu Putri Suastini, istri Gubernur Koster saat ini, juga turut bermain dalam sinetron itu dan mendapatkan peran, kalau tidak salah, sebagai teman si perempuan kolok.

Saat itu, TVRI, sebagai stasiun televisi milik pemerintah, dianggap cukup berani menayangkan sinetron dengan tema sensitif semacam itu. Padahal itu di zaman Orde Baru, lho. Apalagi, para broker tanah dan investor yang berkeliaran pada masa-masa keemasan dunia pariwisata di Pulau Dewata saat itu, diduga punya hubungan erat dengan istana dan rezim pemerintahan saat itu.

Sebagai sebuah cerita, Aksara Tanpa Kata, pun tak kalah berani. Ceritanya menusuk langsung pada persoalan, tidak bertele-tele, dan klir. Diceritakan, seorang ibu (diperankan oleh Renny Jayusman) yang hidup di sebuah desa alami di Bali, bertahan untuk tidak menjual tanah warisan leluhurnya yang hendak disulap sebagai kawasan pembangunan akomodasi pariwisata, meski ia dirayu sekaligus mendapatkan berbagai tekanan.

“Tolong bilang pada bapak itu, tiang tak akan menjual tanah tiang walau sejengkal pun!” begitu penggalan kalimat  si ibu yang menggetarkan dalam sinetron itu        

Nah, Neno Warisman, dalam cerita itu berperan sebagai anak si ibu itu. Anak perempuan yang gagu, kolok, dan lugu. Neno saat itu main sangat cantik, natural,  dan tentu saja bagus. Aktingnya sebagai perempuan muda yang kolok benar-benar meyakinkan. Perempuan kolok itu punya suami, seorang lelaki pengangguran dan pemalas.

Si suami inilah yang kemudian menggerakkan konflik dalam cerita itu. Si lelaki, yang tak lain adalah menantu si ibu, punya keinginan besar untuk menjual tanah mertuanya. Lelaki itu ingin hidup enak dalam waktu cepat, kaya raya, dan setelah itu, apa lagi jika bukan berfoya-foya. Si ibu tetap kukuh mempertahankan tanahnya meski menantunya terus mendesak.

Sampai akhirnya si ibu tiba pada sebuah dilemma. Ia harus memilih antara kukuh untuk  mempertahankan tanahnya dan memilih untuk mempertahankan kebahagiaan anak perempuannya yang kolok itu. Sebab, ternyata suami anaknya — si lelaki pemalas itu — mengancam menceraikan si perempuan kolok jika si ibu tak mau menjual tanahnya. Si ibu tahu, anaknya sangat mencintai lelaki itu, dan si ibu juga mencintai anak perempuannya.

Sinetron itu ditutup dengan sangat miris dan menyedihkan. Si ibu akhirnya menyerah. Ia menjual tanahnya, dan semua uang diberikan kepada anaknya, si perempuan kolok. Si perempuan kolok kemudian mencari suaminya bermaksud untuk menyerahkan segepok uang hasil penjualan tanah itu. Tapi suaminya diketahui pergi ke bandara hendak berangkat keluar negeri.

Perempuan kolok itu mengejar suaminya hingga ke bandara dan menemukan sang suami menggandeng seorang perempuan bule dan sudah siap naik pesawat. Si perempuan kolok meminta suaminya kembali dan menunjukkan begitu banyak uang hasil penjualan tanah, namun sang suami menolak dan tetap pergi bersama perempuan bule itu.

Maaf, saya benar-benar tak ingat nama tokoh dalam sinetron itu. Yang saya ingat hanya dua pemerannya, yakni Renny Jayusman sebagai ibu dan Neno Warisman sebagai perempuan kolok. Saya ingat betul bagaimana ekspresi wajah Neno Warisman ketika bermain sebagai perempuan kolok yang lemah, terutama di bagian ending, ketika ia ditinggalkan suaminya yang kepincut perempuan bule di bandara. Saya ingat betul. Dan saya mengagumi Neno Warisman sampai bertahun-tahun kemudian.

Kehebatannya bermain dalam sinetron Aksara Tanpa Kata itu memang tak bisa dilupakan. Itu memang sinetron berkualitas dengan sutradara Irwinsyah, seorang sutradara yang punya kualitas melebihi rata-rata sutradara sinetron pada zaman sekarang ini. Irwinsyah banyak melahirkan sinetron penting pada zaman jayanya TVRI, sehingga sinetron saat itu jadi salah satu acara andalan dan ditunggu-tunggu pemirsa.  

Maka tidaklah mengejutkan Aksara Tanpa Kata menjadi jawara pada Festival Sinetron Indonesia (FSI) tahun 1992. Irwinsyah saat itu ditetapkan sebagai sutaradara terbaik,  Renny Jayusman sebagai Aktris Pembantu Terbaik, dan Neno Warisman ditetapkan sebagai Aktris Utama Terbaik.

Saya menulis artikel ini bukan untuk maksud apa-apa. Asal tahu saja.

Asal tahu saja, bahwa Neno Warisman yang puisinya kini banyak dibincangkan, diberitakan, dan dipolemikkan, itu pernah bermain sinetron dan berperan sebagai perempuan muda Bali yang kolok.

Asal tahu saja, bahwa sinetron zaman kejayaan TVRI itu jauh lebih berkualitas dari kebanyakan sinetron-sinetronan pada zaman banyaknya stasiun TV saat ini.

Asal tahu saja, dulu, sekitar tahun 1990-an, cerita tentang Bali, di mana sekelompok warganya ramai-ramai melepaskan tanah warisan, pernah dibuatkan cerita yang bagus dalam sebuah sinetron yang bagus.

Asal tahu saja, dulu saya sangat mengagumi Neno Warisman, dan kini entahlah, saya sudah tak tahu lagi apa yang bisa dijadikan ukuran untuk mengagumi seseorang, terutama seorang artis di zaman perpolitikan yang kacau-balau ini. [T]   

Tags: baliceritaPilpressinetron
Previous Post

Angga Wijaya# Sajak-sajak Jakarta

Next Post

Pemilu Pilih Siapa? Ruwet!

Made Adnyana Ole

Made Adnyana Ole

Suka menonton, suka menulis, suka ngobrol. Tinggal di Singaraja

Next Post
McDonald dan Cerita-cerita Kampungan

Pemilu Pilih Siapa? Ruwet!

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Galungan di Desa Tembok: Ketika Taksi Parkir di Rumah-rumah Warga

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

HP Android dan Antisipasi Malapetaka Moral di Suku Baduy

by Asep Kurnia
May 21, 2025
0
Tugas Etnis Baduy: “Ngasuh Ratu Ngayak Menak”

DALAM beberapa tulisan yang pernah saya publikasikan, kurang lebih sepuluh tahun lalu saya sudah memperkirakan bahwa seketat dan setegas apa...

Read more

Mari Kita Jaga Nusantara Tenteram Kerta Raharja

by Ahmad Sihabudin
May 20, 2025
0
Syair Pilu Berbalut Nada, Dari Ernest Hemingway Hingga Bob Dylan

Lestari alamku, lestari desaku, Di mana Tuhanku menitipkan aku. Nyanyi bocah-bocah di kala purnama. Nyanyikan pujaan untuk nusa, Damai saudaraku,...

Read more

PACALANG: Antara Jenis Pajak, Kewaspadaan, dan Pertaruhan Jiwa

by Putu Eka Guna Yasa
May 20, 2025
0
PACALANG: Antara Jenis Pajak, Kewaspadaan, dan Pertaruhan Jiwa

MERESPON meluasnya cabang ormas nasional yang lekat dengan citra premanisme di Bali, ribuan pacalang (sering ditulis pecalang) berkumpul di kawasan...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

May 13, 2025
“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

May 8, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
“ASMARALOKA”, Album Launch Showcase Arkana di Berutz Bar and Resto, Singaraja
Panggung

“ASMARALOKA”, Album Launch Showcase Arkana di Berutz Bar and Resto, Singaraja

SIANG, Jumat, 23 Mei 2025, di Berutz Bar and Resto, Singaraja. Ada suara drum sedang dicoba untuk pentas pada malam...

by Sonhaji Abdullah
May 23, 2025
Pesta Kesenian Bali 2025 Memberi Tempat Bagi Seni Budaya Desa-desa Kuno
Panggung

Pesta Kesenian Bali 2025 Memberi Tempat Bagi Seni Budaya Desa-desa Kuno

JIKA saja dicermati secara detail, Pesta Kesenian Bali (PKB) bukan hanya festival seni yang sama setiap tahunnya. Pesta seni ini...

by Nyoman Budarsana
May 22, 2025
Membaca Taiwan, Merenungi Indonesia
Tualang

Membaca Taiwan, Merenungi Indonesia

PERTENGAHAN April 2025 lalu untuk pertama kalinya saya mendarat di Formosa, nama lain dari Taiwan. Selasa (15/04/25), Bandara Taoyuan menyambut...

by Arif Wibowo
May 22, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [16]: Genderuwo di Pohon Besar Kampus

May 22, 2025
Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

May 17, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [15]: Memeluk Mayat di Kamar Jenazah

May 15, 2025
Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

May 11, 2025
Ambulan dan Obor Api | Cerpen Sonhaji Abdullah

Ambulan dan Obor Api | Cerpen Sonhaji Abdullah

May 11, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co