17 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Jangan Dipandang Remeh, Kantin itu Nyawa Sebuah Negara

Muhammad Fathur RozibyMuhammad Fathur Rozi
October 21, 2018
inEsai
Jangan Dipandang Remeh, Kantin itu Nyawa Sebuah Negara

Ilustrasi: Kantin mewah dalam adegan di K-Drama “The Heirs”

17
SHARES

KETIKA ada seseorang bicara kantin, yang terlintas di benak adalah makanan, minuman, atau segala hal yang berhubungan dengan mulut dan perut. Ya, memang wajar dan kita tidak dapat pungkiri itu. Tapi sebenarnya ada hal lain yang terselubung di balik “kantin” dan tak banyak orang sadari.

Saya sebagai langganan kantin di kampus, tersadar ketika diskusi bersama dengan rekan-rekan tukang nongkrong. Diskusinya, ya di kantin. Di kantin itulah, suatu saat, terlontar kalimat bahwa kantin sebagai nyawa sebuah negara. Atau dapat saya katakana, kantin itu setara dengan lembaga atau ruang kuliah mahasiswa. Karena tempat itulah yang sebenarnya menstimulus ide-ide baru lebih luas mengenai lingkup politik, filsafat, sastra, agama, dan sebagainya.

Inilah kebiasaan mahasiswa di kantin. Setelah usai makan-minum dilanjutkan sesi ngerumpi. Ya! Memang ngerumpi kedengarannya kurang bagus, tapi apa salahnya ngerumpi sebuah topik yang hangat dan baik, yang ringan atau yang serius, yang penting tidak mengganggu orang lain. Ngerumpi, jika dikelola dengan baik, bisa melatih pikiran kritis.

Di situlah sebenarnya anak muda mulai membicarakan apa yang terjadi saat ini, sehingga muncul pandangan-pandangan baru, di antara mereka mulai mengeluarkan ide baru, di antara mereka ada yang menyangkal argumen teman yang lain, dan di antara mereka kemudian mencari solusi bagaimana jalan keluar yang pas atas nuansa polemik yang telah terjadi apa lagi musim ini adalah musimnya politik menjelang pilpres 2019.

Ngerunpi di kantin bisa melewati ruang-ruang kelas dan jurusan. Politik yang biasanya hanya dibahas di jurusan PPKN atau jurusan Ilmu Hukum, di kantin topic itu bisa didiskusikan bersama mahasiswa jurusan yang lain. Jadi, pengetahuan mereka lebih komprehensif dan meneyeluruh tidak hanya berkutat pada satu jalur bidangnya masing-masing. Atau jurusan yang ada di fakultas ekonomi dan katanya hanya membahasa uang, uang, dan uang buktinya juga bisa berkutat dalam bidang sastra dan kain sebagainya.

Kegiatan seperti itu sebenarnya tidak kalah penting dari kegiatan resmi pembelajaran dalam kelas, maka saya katakan kantin sebagai nyawa negara.

Pendidikan dalam pandangan Paulo Freire merupakan pengembalian fungsi pendidikan sebagai alat pembebasan, maka dengan demikian dapat dikatakan yang menjadi substansi sebenarnya adalah bagaimaa pendidikan tersebut diterapkan, tidak terletak pada lembaga pendidikan, maka bebas tempat seperti apa untuk menjalankan proses pendidikan sebenarnya.

Pernah terlintas dalam pikiran sebuah pendidikan atau rangkaian mengajar tanpa RPP dan Silabus? Ya, itu adalah sebuah kantin; pendidikan tanpa RPP dan Silabus. Sebenarnya apa yang terjadi di dalam kantin bagian dari pendidikan. Tempat di mana diskusi liar terjadi. Untuk kemajauan sebuah negara RPP dan Silabus tidak menjadi tolak ukur pembelajar berkembang.

Dua hal tersebut hanya formalitas menambah beban guru atau mahasiswa yang sedang PPL Real. Pada akhirnya ya hasilnya tidak jauh berbeda dengan pendidikan tanpa RPP dan Silabus atau bahkan proses dan hasil belajarnya bagus dan lebih jeli belajar dan disksi di dalam kantin daripada di kelas atau kampus.

Kita sekali-kali melihat sepion dalam artian menoleh ke belakang melihat sejarah. Untuk menjadikan negara Indonesia merdeka dan bebas dari cengkraman Belanda itu membutuhkan kaum muda yang cerdas. Jika dulu Tjokroaminoto dan murid-muridnya seperti Soekarno, Semaun, dan Kartosierjo pendidikannya tanpa fasilitas yang komplit seperti era saat ini, bahkan Tjokroaminoto cara mengajarkan ilmu pada muridnya dengan sederhana, tapi hasilnya jelas menjadikan karakter anak muda berwibawa.

Dulu mungkin tidak ada nama kantin, tapi mungkin pula namanya tongkrongan atau lebih tepatnya adalah kedai. Di situ mereka banyak bertukar pikiran memunculkan inovasi baru menegenai negara. Nah, benar juga di situ dapat dikatakan kantin dan kedai nyawa negara.

Kantin pula tempat anak muda bangasa mengutarakan kebebasan dalam berpendapat, beropini, dan mengeluh kesah. Kita sekarang berbicara demokrasi dalam skala kecil. (Diane Ravitch, 1991: 5) mengatakan demokrasi merupakan sistem di mana warga negara bebas mengambil keputusan dan pengetahuan mengenai sosok guru demokrasi merupakan salah satu faktor penting bagi pemahaman makna demokrasi seutuhnya.

Sepengalaman saya duduk di bangku SD sampai sekarang kuliah, untuk berpendapat masih saja tidak ada kebebasan. Di sana pengajar sebagai raja, hakim, atau sebagai wasit menentukan jalannya pertandingan sepak bola. Seolah-olah pendapat merekalah yang paling benar daripada ujaran orang lain. Di sana demokrasi dalam kelas tidak berjalan sesuai dengan arti demokrasi yang sebenarnya.

Lain halnya dengan kantin, sebagai tempat anak muda bebas mengutarakan pendapatnya dalam segala hal. Misalnya menaggapi isu terbaru saat ini terkait maraknya agama dan politik. Jika berbicara dan mengutarakan argumennya dalam kelas pasti tidak ada kebebasan tapi jika di kantin bebas berpendapat, teman yang satu memandang ke arah A dan teman yang lain bisa jadi B. Jika di dalam ruang kelas yang benar adalah pendapat pendidik atau pengajar. Jadi hal sekecil itu terkadang memengaruhi pemikiran cemerlang anak muda khusunya mahasiswa. Untungnya ada kantin, dan saya rasa kantin sebagai salah satu nyawa negara.

Selain itu, kantin yang disebut salah satu nyawa negara juga unik dan luar biasa. Karena jika dalam lembaga pendidikan kelas/kampus dan guru/dosen hanya mengajarkan satu tema persemester dengan bertahap dalam satu minggu satu bab, kalah dengan anak muda yang sering nongkrong di kantin. Mungkin dalam sekali ngobrol bisa membahas beberapa buku yang ada, beberapa topik tentang sejarah dibahas dalam rentan waktu beberapa jam. Lebih asiknya lagi diskusi lebih santai dengan hidangan pisang goreng dan seteguk kopi hangat, tertawa terbahak-bahak tapi mendapatkan hasil yang tidak kalah dengan lembaga formal.

Jangan mengira kantin hanya untuk mengisi perut dan melepas dahaga saja, tapi di sisi yang lain tak kalah pentingnya adalah kantin sebagai kegiatan belajar santai, diskusi sembari tertawa, tempat di mana sebuah kebebasan berpendapat terjadi. Saya tidak dapat membayangkan bagaimana jika tidak ada kantin sebagai ajang adu ideologi. Maka dari itu, kantin sebagai salah satu nyawa kampus dan negara. Jadi, jangan dianggap remeh. (T)

Tags: kampuskantinnegaraPendidikan
Previous Post

Ayam, Taji dan Radio

Next Post

Terperangkap Jejaring Warisan: Perlu Hermeneutika untuk Bali #Kolom Made Metera

Muhammad Fathur Rozi

Muhammad Fathur Rozi

Alumni mahasiswa PBSI–Undiksha. Kini menjadi guru dan mahasiswa magister aktif di Universitas Nurul Jadid Paiton. Facebook: El-Fathur Rozi. Gmail: rozi8917@gmail.com

Next Post
Terperangkap Jejaring Warisan: Perlu Hermeneutika untuk Bali #Kolom Made Metera

Terperangkap Jejaring Warisan: Perlu Hermeneutika untuk Bali #Kolom Made Metera

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ulun Pangkung Menjadi Favorit: Penilaian Sensorik, Afektif, atau Intelektual?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Galungan di Desa Tembok: Ketika Taksi Parkir di Rumah-rumah Warga

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Mencari Bali Menemukan Diri — Ulasan Buku “Dari Sudut Bali” Karya Abdul Karim Abraham

by Gading Ganesha
May 17, 2025
0
Mencari Bali Menemukan Diri — Ulasan Buku “Dari Sudut Bali” Karya Abdul Karim Abraham

PULAU Bali milik siapa? Apa syarat disebut orang Bali? Semakin saya pikirkan, semakin ragu. Di tengah era yang begitu terbuka,...

Read more

‘Narasi Naïve Visual’ Ni Komang Atmi Kristia Dewi

by Hartanto
May 16, 2025
0
‘Narasi Naïve Visual’ Ni Komang Atmi Kristia Dewi

KARYA instalasi Ni Komang Atmi Kristia Dewi yang bertajuk ; ‘Neomesolitikum’.  menggunakan beberapa bahan, seperti  gerabah, cermin, batu pantai, dan...

Read more

Suatu Kajian Sumber-Sumber PAD Menurut UU No. 1 Tahun 2022

by Suradi Al Karim
May 16, 2025
0
Ramadhan Sepanjang Masa

TULISAN ini akan menarasikan tentang pentingnya Pendapatan Asli Daerah (PAD), khususnya di Kabupaten Banyumas, Provinsi Jawa Tengah. Karena  PAD adalah...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

May 13, 2025
“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

May 8, 2025
Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

May 7, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Literasi Film untuk Keluarga: Anak-anak Menonton Sekaligus Belajar
Panggung

Literasi Film untuk Keluarga: Anak-anak Menonton Sekaligus Belajar

AMFLITEATER Mall Living World, Denpasar, ramai dipenuhi pengunjung. Sabtu, 10 Mei 2025 pukul 17.40, Tempat duduk amfliteater yang bertingkat itu...

by Hizkia Adi Wicaksnono
May 16, 2025
Sariasih dan Manisnya Jaja Sengait Gula Pedawa 
Kuliner

Sariasih dan Manisnya Jaja Sengait Gula Pedawa

ADA beberapa buah tangan yang bisa kalian bawa pulang untuk dijadikan oleh-oleh saat berkunjung ke Singaraja Bali. Salah satunya adalah...

by I Gede Teddy Setiadi
May 16, 2025
45 Tahun Rasa itu Tak Mati-mati: Ini Kisah Siobak Seririt Penakluk Hati
Kuliner

45 Tahun Rasa itu Tak Mati-mati: Ini Kisah Siobak Seririt Penakluk Hati

SIANG itu, langit Seririt menumpahkan rintik hujan tanpa henti. Tiba-tiba, ibu saya melontarkan keinginan yang tak terbantahkan. ”Mang, rasanya enak...

by Komang Puja Savitri
May 14, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [15]: Memeluk Mayat di Kamar Jenazah

May 15, 2025
Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

May 11, 2025
Ambulan dan Obor Api | Cerpen Sonhaji Abdullah

Ambulan dan Obor Api | Cerpen Sonhaji Abdullah

May 11, 2025
Bob & Ciko | Dongeng Masa Kini

Bob & Ciko | Dongeng Masa Kini

May 11, 2025
Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

May 10, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co