JAM-JAM SELEPAS MAKAN SIANG adalah waktu yang sangat riskan. Apalagi ketika saya harus duduk dan mengikuti workshop yang berlangsung hingga sore hari. Perut kenyang dan minim bergerak adalah sebuah situasi kritis dimana setiap saat bisa saja saya sudah berteleportasi ke alam lain.
Yup, itu adalah sepenggal kisah ketika saya mengikuti hari pertama workshop lintas sektoral beberapa waktu yang lalu. Menariknya, pada workshop ini pembicaranya selain berasal dari 2 kementerian juga berasal dari luar negeri. Materi yang lumayan memaksa otak saya bekerja lebih keras khususnya ketika materi dari pembicara internasional. Harap maklum walaupun tinggal di Bali yang menjadi destinasi wisata internasional, saya tidak fasih berbahasa Inggris.
Namun, ada sesuatu yang menarik ketika saya mengikuti materi dari pembicara luar negeri. Saya yang sudah siap berteleportasi ke alam mimpi tiba-tiba ditarik ke alam nyata. Usut punya usut, ternyata ini adalah ulah suara seseorang di ujung headphone yang sedang saya gunakan.
Ya, itu adalah suara sang penerjemah bahasa yang saat itu bertugas mengalihbahasakan saat acara berlangsung. Tentu saja tujuannya agar orang-orang yang kemampuan bahasa Inggris ala kadarnya macam saya ini juga bisa paham materi yang disampaikan.
Masih sangat jelas terbayang dalam ingatan saya bagaimana sang penerjemah begitu bersemangatnya menerjemahkan materi dari pembicara internasional. Saya yang sudah siap menyeberang ke alam mimpi, tiba-tiba mendapat suntikan semangat untuk mengikuti acara sampai akhir.
Memang benar kata orang-orang bahwa emosi dan energi itu menular. Seperti bagaimana semangat dan antusiasme sang penerjemah bahasa menular ke seluruh peserta workshop.
Sang penerjemah yang belakangan saya ketahui bernama Ayu, sangat bersemangat menerjemahkan setiap materi dari pembicara. Karena penasaran, saya pun mencari sumber suaranya. Di pojok belakang ruangan, dalam bilik ukuran 2 x 1 meter yang bertuliskan baliinterpreting.com tampak seorang wanita yang dengan semangat berapi-api berbicara lewat headset yang dikenakannya. Tidak hanya mulutnya yang bergerak, bahkan tangannya tidak tinggal diam dan penuh ekspresi seolah-olah sedang berhadapan langsung dengan lawan bicaranya.
Ini memang bukan pertama kalinya saya mengikuti seminar yang diisi oleh pembicara luar negeri yang membutuhkan jasa seorang penerjemah bahasa. Namun, ini adalah pengalaman yang paling mengesankan dan tak terlupakan.
Karena penasaran, saya pun mencari kesempatan mengobrol dengan Mba Ayu di akhir acara. Ternyata, wanita yang bernama lengkap Ayu Puspita Dewi ini sudah berprofesi sebagai interpreter selama 15 tahun. Berawal dari ajakan salah satu EO untuk menjadi penerjemah pada sebuah event tingkat ASEAN 15 tahun yang lalu, akhirnya malah keterusan sampai sekarang.
Ayu juga menceritakan bahwa menjadi seorang penerjemah Bahasa dalam sebuah event, tidak hanya bekerja pada saat event berlangsung saja. Namun, mereka perlu waktu untuk mempelajari materi yang akan dibahas pada saat event berlangsung. Perlu mempelajari berbagai istilah baru dan padanan katanya dalam Bahasa Indonesia atau pun sebaliknya dalam Bahasa Inggris.
Selain menguasai vocabulary, seorang penerjemah bahasa juga harus menguasai ketrampilan public speaking, kemampuan mengontrol emosi dan konsentrasi yang tinggi. Saya tidak bisa membayangkan bagaimana seseorang mampu menerjemahkan sesuatu segera setelah dia mendengarkannya sambil mendengarkan kalimat selanjutnya yang akan diterjemahkan. Dan begitu seterusnya.
Apa lagi untuk orang seperti saya yang masih menerjemahkan kata per kata. Bisa jadi, si pembicara sudah ngomong 1 paragraf, saya baru nerjemahin 1 kalimat. Wkwkwk.. Namun, nyatanya tidak semua orang yang fasih berbahasa Inggris juga bisa menjadi seorang penerjemah lho.
Sebagai seorang interpreter juga perlu memiliki pengetahuan tentang budaya dan konteks Bahasa yang diterjemahkan. Jadi ketika ada sebuah istilah tertentu, sang penerjemah mampu dengan cepat menemukan padanaan kata yang tepat dan mudah dipahami oleh para pendengarnya.
Berkenalan dan mengobrol singkat dengan Mba Ayu sangat berkesan buat saya. Saya jadi tau ternyata ada peluang sebagai seorang penerjemah bahasa dalam sebuah event buat teman-teman yang suka mempelajari bahasa asing. Apalagi di Bali sering digelar acara-acara internasional yang tentunya membutuhkan jasa seorang penerjemah bahasa.
Adakah di antara kamu yang tertarik menjadi seorang interpreter? [T]