25 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Bali Jani Nugraha 2022 | Mas Ruscitadewi Dalam Dunia Cerita Anak-anak

tatkalabytatkala
November 3, 2022
inPersona, Pilihan Editor
Bali Jani Nugraha 2022 | Mas Ruscitadewi Dalam Dunia Cerita Anak-anak

Mas Ruscitadewi | Foto: Istimewa

Anak Agung Sagung Mas Ruscitadewi sesungguhnya adalah seorang sastrawan. Ia menulis puisi dan cerpen dalam Bahasa Bali maupun Bahasa Indonesia. Namun, kegiatan yang paling banyak dilakukan adalah “mengurus” anak-anak. Untuk urusan kreativitas anak-anak, baik dalam menulis, menggambar, main teater, maupun menyanyi, ia selalu punya energi besar.

Jika ditulis dengan titel, nama lengkapnya Dr. Dra  Anak Agung Sagung Mas Ruscitadewi, M.Fil.H. Namun orang biasa menyapa dengan nama Mas Rus, atau Mbok Mas, atau Gung Mas. Semua panggilan itu akan membuatnya tersenyum, apalagi yang memanggil adalah anak-anak.

Mas Ruscitadewi bukan hanya mengurus anak-anak dalam pengertian fisik, misalnya dalam acara menggambar bersama, menyanyi bersama atau menulis bersama. Ia juga konsiten menulis untuk anak-anak.

Ia menulis lagu anak-anak, Ia menulis cerita anak. Sejumlah lagunya sudah direkam dan banyak diantaranya dikenal dengan baik oleh anak-anak, seperti lagu Kupu-Kupu Kuning. Dulu, lagu itu dinyanyikan Liana, sekira awal tahun 2000-an, diproduksi oleh Graha Nadha, dan tayang di Bali TV. Liana, sang penyanyi kini tentu saja sudah besar. Mas Ruscitadewi banyak melahirkan penyanyi seperti Liana, dulu, dan kini mereka sudah besar, bahkan barangkali banyak yang sudah jadi ibu.

Cerita anak-anak yang ditulisnya banyak yang sudah dibukukan. “Lewat, cerita anak itu saya merasa dapat memberikan bekal penting kepada anak-anak,” kata Mas Ruscitadewi.

Ia tak sekadar menulis untuk hiburan. Ia menulis dengan konsep “nadi” atau konsep “menjadi”, sebuah strategi yang ia pelajari saat menempuh pendidikan doktoral di Universitas Hindu Negeri (UHN) IGB Sugriwa, Denpasar (dulu IHNDN).

Artinya, ia sendiri akan menulis dengan konsep “menjadi” anak-anak. Dengan begitu, tulisan yang dihasilkan sangat disukai anak-anak karena cerita yang anak-anak baca memang benar cerita anak-anak, bukan cerita anak-anak yang ditulis dengan pola pikir dewasa.

[][][]

Mas Ruscitadewi lahir di Denpasar, 26 Mei 1965.  Ia mulai menulis cerita anak-anak sejak tahun 1995. Awalnyya ia membuat majalah berbahasa Bali bernama “Kulkul”. Setelah majalah itu terbit, ternyata tidak banyak anak-anak yang membacanya. Itu karena tidak banyak anak yang bisa membaca Bahasa Bali.

Ia lalu mencari cara agar anak-anak mulai mau dan biasa membaca Bahasa Bali. Ia kemudian membuat album lagu anak-anak dalam bentuk kaset, sehingga anak-anak bisa belajar Bahasa Bali lewat bernyanyi. Lagu-lagu rare yang anonim dikumpulkan, lalu diaransemen oleh Kadek Suardana (alm) dan dibantu Yong Sagita untuk urusan mixing.

Selain itu, ia juga tetap menciptakan lirik lagu baru yang diaransemen kemudian oleh musisi yang dipercaya, seperti Subandi dan musisi lain di Bali.

Mas Ruscitadewi

Makin dekatlah Mas Ruscitadewi kemudian dengan anak-anak, apalagi setelah ia dipercaya menjadi penanggung jawab Tabloid Lintang, majalah anak-anak yang diterbitkan Bali Post.

Dalam tabloid ini, Mas kemudian lebih banyak memberikan ruang bagi anak-anak untuk menulis cerita atau puisi, di samping menyiapkan sendiri berbagai tulisan lain untuk anak-anak di majalah itu. Tabloid ini mendapat sambutan hangat, bukan hanya dari anak-anak, melainkan juga para orang tua.

Banyak anak-anak yang sebelumnya tak bisa menulis akhirnya bisa menulis puisi atau cerita pendek (cerpen). “Kami juga mengadakan road show keliling Bali mengajari anak-anak menulis puisi dan cerpen,” kata Mas Rus.

Dari berbagai upaya yang dilakukan Mas Rus kemudian lahirlah banyak penulis cerita anak di Tabloid Lintang.

“Menulis cerita anak itu mirip dengan membuat cerpen, hanya saja bahasanya harus sederhana untuk anak-anak. Agak sulit memang, tetapi perlu membiasakannya agar sesuai konsumsi anak-anak, dan tetap menarik dan tidak kehilangan kedalamannya agar gampang dibaca dan dicerna,” kata Mas Rus.

Selain menulis cerita anak, Mas juga melatih teater untuk anak-anak. “Teater itu ibarat ibunya puisi atau cerpen, sehingga bisa berteater akan sangtat baik untuik menggeluti aktivisa kesenian lainnya,” ujarnya.

Untuk urusan menggambar, Mas Rus punya cara yang unik. Ia bersama teman-temannya mengumpulkan anak-anak yang sedang bersantai di lapangan Puputan Badung untuk diajak melukis bersama.

“Dalam menggambar itu, anak-anak diajak untuk menggores ide, lalu melatih menuliskan ide itu. Gambar yang sudah dibuatnya, wajib diceritakan melalui tulisan. Nah, disini mereka dapat belajar membuat cerita juga, walau itu diawali dengan menggambar,” kata Mas Rus.

[][[][]

Masa kanak-kanak Mas Ruscitadewi sendiri tentu saja amat indah. Bakatnya dalam menulis karya sastra udah tampak sejak ia anak-anak.

Saat bersekolah di SD N 2 Kesiman, ia memiliki guru inspiratif. Namanya Silandri Dipani. Guru itu memberikan pelajaran Bahasa Indonesia dengan menugaskan anak-anak membuat naskah drama. Bukan hanya menulis, tetapi juga diberi kesempatan memainkan naskah drama itu di kelas.

Di samping pentas drama, Silandri Dipani juga melatih anak-anak menulis puisi. Pelajaran-pelajaran itu tak hanya berlangsung di kelas, melainkan juga di luar kelas. Itu terjadi setelah Mas Ruscitadewi dan teman-temannya mendapat kesempatan untuk tampil bermain drama di TVRI.

Mas Ruscitadewi (nomor 4 dari kanan) menerima Bali Jani Nugraha atas pengabdiannya di bidang sastra dan cerita anak-anak

Mas dan kawan-kawannya juga berkesempatan tampil membaca puisi Bali, baik di kelas atau pada acara perpisahan. Ia merasa kesempatan itu sebagai sebuah penghargaan untuk mengenal dunia sastara lebih jauh.

“Saya memang senang dengan sastra, apalagi kemudian diberi kesempatan pentas, maka sangat terasa senangnya. Kalau senang tanpa ada kesempatan, susah juga,” kata Mas Rus.

Masa-masa SD adalah masa-masa menyenangkan bagi Mas Rus. Ia kerapkali tampil sebagai juara dalam setiap kegiatan lomba yang diikutinya. Bukan hanya juara dalam lomba seni, namun juga dalam lomba olahraga.

Antara lain ia menjadi juara tenis meja, catur, lomba membuat penjor, MC, pidato berbaha Bali, mesatwa Bali, juara mebebasan, membaca Bhagawatdigita dan lomba membuat pas bunga.

Ia sempat menjadi juara dua Cerdas Cermat SD se-Bali. Saat itu juara satunya adalah SD Mutiara Singaraja. Di tengah-tengah kegiatan sekolah, ia kemudian berlatih teater dan diajak bermain drama oleh Anom Ranuara yang dikenal sebagai sutradara Teater Mini Badung. Ia juga ikut bermaian film KB dari panggung ke panggung di Art Center dan tampil membaca puisi dan teater di TVR.

Mas Rus juga ikut kelas teater di Art Center bersama Yudane dan Putu Satria Kusuma yang dilatih Made Taro dan Bapak Putra. Kegiatan belajar menari juga tetap dilakukannya, sehingga kegiatan antara tradisi dan modern berjalan dengan seimbang.

Seni tradisi yang berjalan secara alamai itu, tak hanya disajikan untuk ngayah, tetapi sempat pula tampil di Hotel Bali Beach. Namun, kegiatan menulis masih tetap dilakukan. “Sejak SMP, saya sangat serius menulis puisis atau cerpen. Itu karena karya puisi sudah dimuat Bali Post,” katanya.

Saat remaja, Mas Ruscitadewi menulis cerpen remaja. Cerpenya yang berjudul “Mati” dimuat dalam ruang budaya di Bali Post Minggu. Padahal ia penulis SMP, namun karyanya sudah masuk pada kolom budaya yang penulisnya biasa diisi oleh penulis-penulis senior.

Sejak itu mulai serius membuat cerpan. “Saya kemudian dipercaya menjadi wartawan remaja yang membantu mewawancarai artis untuk penerbitan di Bali Post. Saat itu bersama Diga Amerta dan Gus Raka Suardana. Sementara atasan saya termasuk Prof. Darma Putra. Saat itu, saya sudah nyambi kerja di Bali Post,” katanya.

[][][]

Dalam hal menulis puisi, Mas Ruscitadewi juga punya paham tersendiri. Baginya, puisi itu “tenget” atau sakral, karena menulis kata-kata yang indah itu adalah sesuatu yang sudah mendapatkan kesimpulan. Maka, Mas selalu hapal dengan puisinya-puisi yang ditulisnya.

“Puisi dan sastra itu bukan hanya kata-kata, tetapi di situ ada kesimpulan, “nyastra”. Misal bericara tentang pertanian, saya sudah ada di situ lalu mengatakan betapa indahnya menjadi petani,” kata Mas Ruscitadewi.

Saat sekolah di SMAN 3 Denpasar makin menjadi-jadilah prestasinya di bidang seni dan sastra. Ia meraih juara cipta cerpen, membaca cerpen, cipta naskah drama. Lomba-lomba seni modern, biasanya lebih banyak digelar oleh Akademika, Unud.

Begitu juga ketika menjadi mahasiswa di Fakultas Sastra (Jurusan Arkeologi) Universitas Udayana, Mas bermain teater bersama Putu Satria Kusuma, Yudane, termasuk dengan Putri Suastini. Lalu, bergabung bersama teater Abu Bakar, selanjutnya bergabung dengan Sanggar Putih yang dipimpin Kadek Suardana, selanjutnya membuat kelompok teater sendiri.

Pengalaman berteater membawa ke mana-mana, termasuk ke Thailand. Ia juga menggarap Tater Lawa-lawa keliling di Lombok.

Di bidang seni tradisional ia banyak diberikan pengaruh poistif yang didapati pada guru tarinya, seperti Bapa Sija, Bapak Kantor, Limbak, Men Cenik, Sang Ayu Muklen, Reneng dan lainnya. Dari sana, Mas menyerap yang kemudian mempengaruhi proses berkeseniannya.

Selain sebagai pengasuh Tabloid Anak-Anak Lintang, Kelompok Media  Bali Post, Mas juga sebagai Pengurus Listibya Provinsi Bali sampai tahun 2021 serta aktif sebagai Anggota Majelis Desa Adat Propinsi Bali, Pembina Bali Muda Wedari Faiundation, dan Pembina Bali Rare Paduraksa.

Teater anak-anak asuhan Mas Ruscitadewi

Pengalaman berteater, diantarnya Tahun 1987-1989 membuat  naskah dan menyutradarai drama/teater “Mimbar Agama Hindu” di TVRI Denpasar, Tahun 1989- 1991 Membuat naskah dan menyutradarai naskah penyuluhan Karang Taruna, bekerjasama dengan Kantor Departemen Sosial Provinsi Bali di TVRI Denpasar, Tahun 1991-1994, membuat naskah dan menyutradarai  drama “Sang Putri”, “Sang Pemburu” dan Lawa-lawa” yang dipentaskan di Bali, Lombok dan Taiwan serta melatih dan menyutradarai teater Somenigth Dream  dengan siswa pertukaran budaya Bali –Amerika.

Mas juga membuat naskah bersama dan main dalam teater “Campur-Campur” dan ” The Time is Hunter” dalam Festival  Darwin Australia  tahun 2001 dan 2006. Pada tahun 2008, Mas juga berkolaborasi dengan seniman dan pendeta Jepang dalam pertunjukan “Mandala” yang dipentaskan di Nusa Dua Bali.

Ia juga membuat teater dan arja anak-anak “Sayembara” yang dipentaskan dalam Konfrensi Menteri Investasi Asia Fasifik, membuat operet anak-anak “Air Sumber Kehidupan” yang dipentaskan saat peresmian DSDP oleh Presiden RI, membuat naskah dan menyutradarai pementasan teater “Jaya Prana Tattwa dalam Pesta Kesenian Bali 2018, mendapatkan penghargaan sebagai Peserta Terbaik dalam Jejak Virtual Aktor 2020 yang digelar oleh Kementrian Kebudayaan  RI.

[][][]

Saat ini, Mas mengajar mengajar teater  untuk para penderita HIV AIDS di YKP, anak-anak tukang suun di pasar Badung (2011), Tahun 2011- 2012 memberi pelajaran kemanusiaan, filsafat dan teater bagi narapidana yang dihukum 5 tahun hingga hukuman mati, di LP Krobokan, Bali, memberi workshop monolog,  teater, janger  dan cak ke seluruh Bali tahun 2016-2018 serta mengajar sastra dan teater di SD Saraswati 4 Denpasar, IKIP PGRI Bali.

Mas juga aktif dalam kegiatan film, seperti menjadi Co produser dalam film Under The Tree karya Garin Nugroho, membuat film dokumenter Relegi Topeng, membuat film documenter Pertemuan Agung Sekala Niskala (Pangrebongan), membuat film cerita Sudra, membuat tayangan pelajaran bahasa dan aksara Bali Anacaraka.

Untuk seni suara dan musik, Mas pernah membuat lagu dan klip Gayatri Mantra yang tayang setiap hari di BaliTV, membuat lagu, dan album lagu-lagu Bal remaja dan anak-anak yang diproduksi oleh Graha Nadha yang ditayangkan oleh BaliTV, membuat Album Bianglala , Ngastitiang Bali, Kupu-Kupu Kuning , Surya Anyar dan Mlajah Matembang  dan lain-lainyang meraih penghargaan Gita Denpost Award

Sedang untuk sastra dan koran, Mas memenangkan Lomba Cipta Puisi Dunia Atlanta Review tahun 2001, memperoleh penghargaan Widya Pataka dari Gubernur Bali tahun 2008. Ia juga merintis, membuat  dan menjadi pengasuh  koran anak-anak Lintang mulai tahun 1999 hingga sekarang.

Ia juga merintis, membuat dan menjadi oengasuh koran  sisipan Bali Post Minggu berbahasa Bali Bali Orti  tahun 2006-2016, penulis buku Dongeng, Kumpulan Cerita Pendek (Bahasa Indonesia dan Bali), Puisi, Monolog, Drama, Pelajaran dan pengayaan Arkeologi dan Peninggalan Purbakala

Mas Rus juga sebagai kurator sejak tahun 2009- 2016 yang menjadi kurator (juri) penghargaan Widya Pataka dari Gubernur Bali, menjadi kurator Gelar Seni Akhir Pekan Bali Mandara Nawa Natya di Taman Budaya Denpasar tahun 2016-2018, menjadi kurator Fekan Seni Bali Jani tahun 2019, sebagai ketua dewan pembina Bali Muda Foundation yang bergerak di bidang literasi, untuk mengajar guru mendongeng dan mecipta dongeng.

Ia juga menjadi ketua dewan pembina Bali Rara Paduraksa yang bergerak di bidang lingkungan dan budaya. Membuat cerita untuk anak-anak, 15 cerita untuk anak terbarunya sedang dalam proses cetak. Atas pengabdiannya terhadap sastra dan cerita anak-anak itulah Pemerintah Provinsi Bali memberikan penghargaan Bali Jani Nugraha dibidang Sastra serangkaian dengan Festival Bali Jani (FSBJ) IV. [T][Ole/*]

Bali Jani Nugraha 2022 | Dhenok Kristianti dan Hembusan Napas Bali dalam Puisi-puisinya
Bali Jani Nugraha 2022 | Prof. I Nyoman Darma Putra, Juru Kunci Sastra Indonesia di Bali
Kera Putih yang Pemilih
Tags: Bali Jani Nugrahacerita anakdongengFestival Seni Bali JaniFestival Seni Bali Jani 2022Mas Ruscitadewisastra
Previous Post

Bom dan Bapak | Cerpen Surya Gemilang

Next Post

Bukan Hanya Hindu (di) Bali: Hindu (di) India Lebih Awal Terbelah Gerakan Sai Baba & Hare Krishna

tatkala

tatkala

tatkala.co mengembangkan jurnalisme warga dan jurnalisme sastra. Berbagi informasi, cerita dan pemikiran dengan sukacita.

Next Post
Aksara Membaca Aksara, Lontar Membaca Lontar

Bukan Hanya Hindu (di) Bali: Hindu (di) India Lebih Awal Terbelah Gerakan Sai Baba & Hare Krishna

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Galungan di Desa Tembok: Ketika Taksi Parkir di Rumah-rumah Warga

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Catatan Ringkas dari Seminar Lontar Asta Kosala Kosali Koleksi Museum Bali

by Gede Maha Putra
May 24, 2025
0
Catatan Ringkas dari Seminar Lontar Asta Kosala Kosali Koleksi Museum Bali

MUSEUM Bali menyimpan lebih dari 200 lontar yang merupakan bagian dari koleksinya. Tanggal 22 Mei 2025, diadakan seminar membahas konten,...

Read more

Saatnya Pertanian Masuk Medsos

by I Wayan Yudana
May 24, 2025
0
Saatnya Pertanian Masuk Medsos

DI balik keindahan pariwisata Bali yang mendunia, tersimpan kegelisahan yang jarang terangkat ke permukaan. Bali krisis kader petani muda. Di...

Read more

Mars dan Venus: Menjaga Harmoni Kodrati

by Dewa Rhadea
May 24, 2025
0
Tawuran SD dan Gagalnya Pendidikan Holistik: Cermin Retak Indonesia Emas 2045

DI langit malam, Mars dan Venus tampak berkilau. Dua planet yang berbeda, namun justru saling memperindah langit yang sama. Seolah...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

May 13, 2025
“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

May 8, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Kala Bukit Kini Berbuku, Inisiatif Literasi di Jimbaran
Khas

Kala Bukit Kini Berbuku, Inisiatif Literasi di Jimbaran

JIMBARAN, Bali, 23 Mei 2025,  sejak pagi dilanda mendung dan angin. Kadang dinding air turun sebentar-sebentar, menjelma gerimis dan kabut...

by Hamzah
May 24, 2025
“ASMARALOKA”, Album Launch Showcase Arkana di Berutz Bar and Resto, Singaraja
Panggung

“ASMARALOKA”, Album Launch Showcase Arkana di Berutz Bar and Resto, Singaraja

SIANG, Jumat, 23 Mei 2025, di Berutz Bar and Resto, Singaraja. Ada suara drum sedang dicoba untuk pentas pada malam...

by Sonhaji Abdullah
May 23, 2025
Pesta Kesenian Bali 2025 Memberi Tempat Bagi Seni Budaya Desa-desa Kuno
Panggung

Pesta Kesenian Bali 2025 Memberi Tempat Bagi Seni Budaya Desa-desa Kuno

JIKA saja dicermati secara detail, Pesta Kesenian Bali (PKB) bukan hanya festival seni yang sama setiap tahunnya. Pesta seni ini...

by Nyoman Budarsana
May 22, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [16]: Genderuwo di Pohon Besar Kampus

May 22, 2025
Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

May 17, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [15]: Memeluk Mayat di Kamar Jenazah

May 15, 2025
Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

May 11, 2025
Ambulan dan Obor Api | Cerpen Sonhaji Abdullah

Ambulan dan Obor Api | Cerpen Sonhaji Abdullah

May 11, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co