17 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Bicara “Topi Saya Bundar”, Bicara Definisi Kehormatan

Gede Gita WiastrabyGede Gita Wiastra
February 2, 2018
inOpini

Foto: Mursal Buyung

156
SHARES

APA yang ada di pikiranmu saat bicara soal topi?

Topi, kadang menjadi hal yang tidak penting, bagi yang tidak membutuhkan. Itu sangat jelas. Tapi, bagi sebagian orang, kehadiran topi bisa menentukan nasibnya. Tak percaya? Tanya saja pada siswa-siswi yang akan mengikuti upacara bendera. Mereka bisa dihukum hanya gara-gara tidak membawa topi.

Dalam kondisi seperti itu, topi bak dewa yang bisa melindunginya, bukan hanya dari terik matahari, melainkan juga dari malapetaka hukuman.

Salah satu teman saya punya pandangan khusus soal topi. Bagi dia, topi adalah barang paling penting di hidupnya. Penggunaan topi sebagai aksesori, sudah dilampaui olehnya, bahkan sejak kali pertama mengenal topi. Betapa tidak, tanpa topi dia bisa ditertawakan habis-habisan, mungkin sampai jungkir-balik, oleh kawan-kawan yang jahil.

Hampir sebagian rambutnya telah ditelan zaman, alias lengar nyablar. Harga dirinya bisa dirampas tanpa topi. Bukan hanya itu. Baginya, topi adalah pendamping hidup, yang bisa menemaninya setiap waktu, melebihi apapun. Sampai-sampai tidur pun harus ditemani oleh si topi, agar bisa segera dipakai saat ada teman yang berkunjung ke rumahnya. Ini serius. Sumpah.

Karena mengangap topi sebagai sesuatu yang sangat penting, akhirnya teman saya itu meminta kepada Soerjono, yang populer dipanggil Pak Kasur itu, untuk menciptakan lagu tentang topi. Judulnya “Topi Saya Bundar” (yang ini baru bohong, tapi sedikit. Hehehehe. Tahu kan bohongnya di mana?).

Tentu teman-teman masih ingat lagu “Topi Saya Bundar”? Yang ingat nyanyi bareng, ya! Indonesia come on!

 

Topi saya bundar,

bundar topi saya.

Kalau tidak bundar,

bukan topi saya!

 

Setop! Tunggu dulu. Ternyata dan ternyata, lagu sederhana dengan lirik bolak-balik, tapi tidak belek itu, dikenal juga di negeri lain loh. Mereka tidak mengklaim lagu kepunyaan Pak Kasur. Tidak. Lagu ini memang dikenal di mana-mana. Entah siapa pencipta sebenarnya. Nada maupun liriknya nyaris sama dengan “Topi Saya Bundar”. Bedanya hanya pada bentuk topi saja. Di Indonesia topi kepunyaan saya lirik berbentuk bundar, di negeri seberang topinya berbentuk segitiga (tiga sudut).

Ambil contoh, di Jerman, lagu yang kita bicarakan berjudul“Mein Hut, der hat drei Ecken”. Begini liriknya:

 

Mein Hut, der hat drei Ecken,

drei Ecken hat mein Hut.

Und hätt er nicht drei Ecken,

so wär’s auch nicht mein Hut!

(Topi saya, memiliki tiga sudut,

tiga sudut dimiliki topi saya

Dan kalau tidak punya tiga sudut,

jadi bukan topi saya!)

 

Berdasarkan hasil metuunan di Jro Google, dikatakan bahwa selain versi Jerman, lagu topi (saya) segitiga itu juga ada dalam versi Perancis, Inggris, Portugis, dalam bahasa Ibrani, dan masih banyak lagi versi dalam bahasa-bahasa lain di Eropa. Di Perancis, lagu itu berjudul “Mon chapeau a trois coins”. Dalam versi Inggris dinamai “My hat, it has three corners”. Versi Inggris tersebut juga sering dilantunkan oleh anak-anak di Amerika Serikat.

Sementara, dalam versi Portugis berjudul “O meu chapéu tem três bicos”. Dalam budaya Yahudi, lagu topi (saya) segitiga sering dinyanyikan oleh anak-anak saat festival Purim (memperingati pembebasan kaum Yahudi dari kekaisaran Persia). Kalau mau tahu cerita selengkapnya, tangkil dulu sana, ke Jro Google.

Nah kan, bukan teman saya saja yang mengangap topi sebagai sesuatu yang penting. Negara-negara di atas rupanya sama. Makanya, mereka menentukan bentuk topi mereka masing-masing. Yang merasa sama, akan memilih bentuk topi yang sama, yang merasa berbeda akan menentukan bentuk yang berbeda pula (mungkin).

Dalam konteks ini, boleh dong saya mengatakan bahwa topi adalah identitas. Pada satu sisi, topi memang dapat mencerminkan identitas seseorang. Topi seorang polisi berbeda dengan tentara, berbeda juga dengan pilot. Selain melalui seragam, dari topi yang dipakai kita bisa tahu kalau dia adalah siswa SD, SMP, maupun SMA. Jelas kan, topi dapat dijadikan sebagai penanda identitas seseorang.

Sebaliknya, pilihan bentuk topi oleh seseorang juga bisa mewacanakan atau membangun brand image dirinya. Seperti bentuk bundar yang bisa memberikan kesan dinamis, bergerak, tidak terputus, tidak memiliki awal atau akhir, abadi, memiliki kualitas, sesuatu yang sempurna, serta kehidupan. Begitu juga dengan segitiga, kotak, atau bentuk yang lebih aneh, tentu memberikan kesan yang berbeda pula.

Topi bisa juga menjadi simbol tentang kehormatan. Karena menyangkut kehormatan maka kita meletakkannya di atas. Bicara soal kehormatan, Cak Sabrang Mowo Damar Panuluh, dalam suatu diskusi mengatakan bahwa seseorang perlu mendefinisikan kehormatannya. Jika definisi tentang kehormatan itu terlanggar, dia akan punya reaksi yang keras terhadap itu. Sama halnya dengan teman saya itu. Kehormatannya terletak di balik topinya. Ketika topinya lepas, ia akan bereaksi keras.

Jika demikian halnya, sejatinya, lagu “Topi Saya Bundar” mengajak kita untuk paham akan konsep diri. Kata-kata dalam liriknya pun dibolak-balik untuk meyakinkan dan menegaskan bahwa “topi” saya berbentuk “bundar”, bukan yang lain. Bahwa diri saya adalah “ini” bukan “itu”. Konsep diri tentu tidak bisa diperoleh begitu saja. Perlu perenungan mendalam tentang “siapa saya?” Perenungan itu akan melahirkan definisi tentang kehormatan diri sebagai identitas kita.

Kata Cak Sabrang, ketika seseorang belum bisa mendefinisikan kehormatannya, maka dia akan terbawa oleh konsep-konsep kehormatan secara bersama, yang dibangun oleh keadaan, oleh media-media, oleh tv-tv sehingga kehormatannya tidak autentik alias ikut-ikutan.

Barangkali inilah yang terjadi saat ini. Banyak orang yang tidak jelas mendefinisikan kehormatannya sehingga tidak tahu identitas dirinya. Makanya gampang sekali terprovokasi. Gampang ikut-ikutan. Menjadi ragu, apakah “topi” miliknya berbentuk bundar, segitiga, atau kotak?

Untuk itu, marilah sering-sering menyanyikan lagu “Topi Saya Bundar”. Kali ini, bernyanyi dengan pemaknaan yang berbeda dengan sewaktu kita anak-anak. Semoga dengan sering bernyanyi “Topi Saya Bundar” kita merasa diingatkan untuk selalu mengenal diri sehingga dengan tegas dan yakin bisa meneriakkan “kalau tidak bundar, bukan topi saya”. Bukan lagi menjadi keraguan, ikut-ikutan, melainkan benar-benar original.

Berhubung masih ingat, mari kita tutup obrolan ini dengan bernyanyi “Topi Saya Bundar”. Indonesia come on!

Topi saya bundar,

Bundar topi saya

Kalau tidak bundar,

Bukan topi saya! (T)

Tags: Bahasagaya hidupIndonesialagu
Previous Post

Bujo, Lelaki Pemburu Kiamat

Next Post

Cara Sejumlah Orang Bali Menyingkir dari Keriuhan Tahun Baru

Gede Gita Wiastra

Gede Gita Wiastra

Suka bercerita, suka melucu, suka tertawa. Pernah menulis puisi, tapi lebih jago memusikkan atau melagukan puisi. Status menikah dengan (baru) satu anak

Next Post

Cara Sejumlah Orang Bali Menyingkir dari Keriuhan Tahun Baru

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ulun Pangkung Menjadi Favorit: Penilaian Sensorik, Afektif, atau Intelektual?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Galungan di Desa Tembok: Ketika Taksi Parkir di Rumah-rumah Warga

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Mencari Bali Menemukan Diri — Ulasan Buku “Dari Sudut Bali” Karya Abdul Karim Abraham

by Gading Ganesha
May 17, 2025
0
Mencari Bali Menemukan Diri — Ulasan Buku “Dari Sudut Bali” Karya Abdul Karim Abraham

PULAU Bali milik siapa? Apa syarat disebut orang Bali? Semakin saya pikirkan, semakin ragu. Di tengah era yang begitu terbuka,...

Read more

‘Narasi Naïve Visual’ Ni Komang Atmi Kristia Dewi

by Hartanto
May 16, 2025
0
‘Narasi Naïve Visual’ Ni Komang Atmi Kristia Dewi

KARYA instalasi Ni Komang Atmi Kristia Dewi yang bertajuk ; ‘Neomesolitikum’.  menggunakan beberapa bahan, seperti  gerabah, cermin, batu pantai, dan...

Read more

Suatu Kajian Sumber-Sumber PAD Menurut UU No. 1 Tahun 2022

by Suradi Al Karim
May 16, 2025
0
Ramadhan Sepanjang Masa

TULISAN ini akan menarasikan tentang pentingnya Pendapatan Asli Daerah (PAD), khususnya di Kabupaten Banyumas, Provinsi Jawa Tengah. Karena  PAD adalah...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

May 13, 2025
“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

May 8, 2025
Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

May 7, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Literasi Film untuk Keluarga: Anak-anak Menonton Sekaligus Belajar
Panggung

Literasi Film untuk Keluarga: Anak-anak Menonton Sekaligus Belajar

AMFLITEATER Mall Living World, Denpasar, ramai dipenuhi pengunjung. Sabtu, 10 Mei 2025 pukul 17.40, Tempat duduk amfliteater yang bertingkat itu...

by Hizkia Adi Wicaksnono
May 16, 2025
Sariasih dan Manisnya Jaja Sengait Gula Pedawa 
Kuliner

Sariasih dan Manisnya Jaja Sengait Gula Pedawa

ADA beberapa buah tangan yang bisa kalian bawa pulang untuk dijadikan oleh-oleh saat berkunjung ke Singaraja Bali. Salah satunya adalah...

by I Gede Teddy Setiadi
May 16, 2025
45 Tahun Rasa itu Tak Mati-mati: Ini Kisah Siobak Seririt Penakluk Hati
Kuliner

45 Tahun Rasa itu Tak Mati-mati: Ini Kisah Siobak Seririt Penakluk Hati

SIANG itu, langit Seririt menumpahkan rintik hujan tanpa henti. Tiba-tiba, ibu saya melontarkan keinginan yang tak terbantahkan. ”Mang, rasanya enak...

by Komang Puja Savitri
May 14, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [15]: Memeluk Mayat di Kamar Jenazah

May 15, 2025
Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

May 11, 2025
Ambulan dan Obor Api | Cerpen Sonhaji Abdullah

Ambulan dan Obor Api | Cerpen Sonhaji Abdullah

May 11, 2025
Bob & Ciko | Dongeng Masa Kini

Bob & Ciko | Dongeng Masa Kini

May 11, 2025
Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

May 10, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co