Pagi ini aku buka beranda media sosialku, benar saja ucapan Selamat Hari Sumpah Pemuda sudah berkumpul di linimasa. Tak hanya sekadar ucapan, beberapa nya lagi berupa sebuah gambar atau video berisi kegiatan yang mereka lakukan menjelang bahkan saat Hari Sumpah Pemuda berlangsung. Mulai dari gerakan pengibaran Bendera Merah Putih di puncak gunung, pembacaan naskah sumpah pemuda dan masih banyak lagi.
Senang rasanya melihat “vibes” para pemuda yang masih sangat antusias di masa kini. Mengingat, himpitan realitas hidup yang mungkin tiap hari para pemuda kerap hadapi. Terlepas dari euphoria hari ini, sore kemarin aku berbincang dengan beberapa kawan prihal persiapan pendaftaran CPNS bulan depan.
Di sebuah tempat makan di dekat alun-alun kota, kami memesan minum tuk sekadar menemani perbincangan kami sore itu. Diiringi suara mesin kendaraan yang berlalu-lalang di belakang kami, kami pun memulai perbincangan sedikit demi sedikit. Perbincangan diawali dariku yang menanyakan prihal apa saja persyaratan yang harus kami lengkapi untuk mendaftar tes CPNS tahun ini. Salah seorang kawan pun belum bisa menjawabnya karena memang belum ada pengumuman yang jelas terkait hal itu. Ia hanya menyarankan agar aku mulai mengumpulkan berkas-berkas yang diperlukan.
Di lain kesempatan, aku pun kembali menanyakan 2 kawanku ini prihal alasan mereka mengikuti tes CPNS. Bukan tanpa sebab aku bertanya demikian, hanya saja aku tahu bahwa kedua temanku ini sudah memiliki penghasilan yang sangat cukup tuk mereka tabung sebagai bekal masa depan mereka kelak. Iya, mereka mengikuti sejenis bisnis online. Mereka cukup diam di rumah sembari memegang handphone, lalu pendapatan akan datang ke mereka dalam bentuk $ (Dollar). Tidak main-main bukan? Tentunya hal ini membuatku penasaran, mengapa dengan pendapatan yang sudah terbilang amat besar dan kerja yang fleksibel tersebut, mereka tetap ingin menjadi PNS? Jawaban sederhana datang dari kedua temanku ini. mereka bilang bahwa PNS hanya merek gunakan sebagai “sampul” dari status mereka saja.
Apa yang dimksud dengan sampul? Ialah sebuah wadah bagi mereka agar memiliki pekerjaan tetap dengan gaji tetap namun mereka tak berfokus kesana. Dengan kata lain, pekerjaan sebagai PNS hanyalah Back-Up mereka jikalau nanti mereka menemukan masalah finansial di hidup mereka. Mereka berkata menjadi PNS hanyalah prihal kamu datang ke kantor tuk sekadar absen lalu kemudian hengkang dari kantor. Tak usah serius-serius amat katanya.
Alasan lain yang mengejutkan saya adalah status PNS ini mereka gunakan untuk menggait hati calon mertua mereka. Tak hanya mereka, aku pun memiliki stereotype bahwa jikalau tidak PNS, pasti sulit mendapatkan hati calon mertua. Status PNS seolah tlah menjadi pekerjaan dengan kasta tertinggi di Negeri ini. Ini hanyalah sebuah pengeneralisasian. Tak semua orang tua berfikir demikian. Asal calon menantu mereka memiliki pekerjaan yang halal dan mampu menghidupi anak mereka, aku yakin calon mertua pasti bakal menyetujui (Amin).
Di penghujung akhir perbincangan kami, aku merenungkan satu hal. Jika diluar sana, ada pemuda-pemuda yang memiliki pemikiran yang persis sama seperti kami, maka akan jadi apa SDM PNS di negeri ini? Bagaimana jika nanti kita pergi ke Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil untuk mengurus surat identitas, tapi nyatanya tak diberikan pelayanan yang baik oleh para pegawai disana? Bagaimana jika nanti anak kita belajar di sekolah lalu kemudian diajar oleh seorang guru yang tak berkompeten?
Para pemuda seperti kami dengan tekad yang “berbeda” untuk menjadi PNS, mungkin sedang bersumpah di detik ini. Mereka bersumpah agar menjadi PNS hanya sebagai pelindung atau pelengkap status semata. Selebihnya, mereka tentu mencari pendapatan lain diluar PNS ynag lebih banyak dan menjanjikan. Tak salah memang, setiap orang memiliki alasannya untuk berkecimpung dalam suatu bidang. Hanya saja, bukankah ini memilukan? Ratusan ribu formasi PNS dibuka untuk kemudian dipenuhi oleh sebagian besar pemuda seperti kami? Semoga saja, Tuhan masih mencintai Indonesia. Selamat Hari Sumpah Pemuda, dariku yang ingin mengikuti tes CPNS. [T]