18 June 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Teguh Fatchur Rozi dan Belajar Sejarah di Luar Sekolah

JaswantobyJaswanto
February 18, 2025
inPersona
Teguh Fatchur Rozi dan Belajar Sejarah di Luar Sekolah

Teguh Fatchur Rozi | Foto: Dok. Teguh

PADA 2014 sampai 2018, ia bertungkus-lumus di kelas Sejarah Peradaban Islam, Fakultas Adab dan Humaniora, Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya (UINSA). Di bawah bimbingan dosen dan para pakar, pemuda yang lahir di Tuban, 16 November 1995 itu, mempelajari sejarah dan peradaban Islam dari berbagai aspek, seperti sosial, budaya, politik, ekonomi, dan seni. Jurusan ini juga mengajarkan bagaimana agama Islam berubah dari waktu ke waktu.

Seperti tak puas memamahbiak pengetahuan di jenjang S1, ia “hijrah” ke Tulungagung, Jawa Timur, 155 km dari Surabaya, dan 164 km dari tanah kelahirannya, Tuban—tak jauh-jauh amat. Di kabupaten tempat legenda Joko Baru dikisahkan itu, ia melanjutkan pendidikan. Pada 2019 sampai 2021, gelar Magister Pendidikan Agama Islam UIN (Universitas Islam Negeri) Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung berhasil dibubuhkan di belakang namanya. Jadilah ia sebagai intelektual muda Muslim yang bergairah dalam ilmu sejarah.

Namanya Teguh Fatchur Rozi, akrab dipanggil Teguh. Ia lahir dan besar di Dusun Palang Utara, Desa Palang, Kecamatan Palang, Kabupaten Tuban, di kawasan pesisir utara yang kaya. Dalam khazanah Islam di Nusantara, Palang menyimpan sejarah yang tak terlupakan. Di bumi ini terdapat makam Syekh Ibrahim Asmoroqondi, ayah Sunan Ampel yang suci, kakek dari Sunan Bonang dan Drajat yang masyhur. Syekh Asmoroqondi lahir di Samarkand (Uzbekistan), Asia Tengah, pada paruh kedua abad ke-14.

Teguh Fatchur Rozi | Foto: Dok. Teguh

Hidup di lingkungan yang menyimpan sejarah Islam, menjadikan Teguh secara perlahan tertarik mendalami ilmu sejarah. Begitulah, seperti teori empirisme John Locke, perkembangan seseorang dipengaruhi oleh pengalaman yang diperolehnya sejak lahir hingga dewasa. Di masa-masa pertumbuhan otak manusia, seorang anak akan menyerap informasi sebanyak-banyaknya—yang akan mengendap sebagai dasar pikirannya.

“Sejak kecil saya sudah diperkenalkan dengan situs-situs sejarah oleh orang tua saya, walaupun baru sebatas di makam-makam wali [orang-orang suci yang dekat dengan Tuhan]. Tapi hal itu menjadi landasan kenapa di kemudian hari saya bisa menyukai sejarah, apalagi saya kuliah di Program Studi Sejarah dan aktif di organisasi-komunitas sejarah sejak mahasiswa,” terang Teguh kepada tatkala.co, Selasa (18/2/2025) pagi.

Sejarah bagi Teguh bukan sekadar ilmu yang mempelajari masa lalu, lebih dari itu, seperti orang rang bijak bilang, sejarah menyisakan banyak hal, pelajaran, sekaligus menawarkan alternatif kebajikan—yang buruk dari masa silam dibenamkan, yang baik ditegakkan. Jangan menengok pada yang buram karena hidup di kala mendatang memerlukan obor terang.

Sejarah adalah serupa tetumbuhan makna, kita ditantang merawatnya agar kehidupan tidak lantas menjadi pasak-pasak dengan pucuk yang serat beban hingga kita mungkin saja tergopoh memikulnya. Babad-babad klasik mengajarkan pada kita melalui sabda pandita serta fatwa resi-resi nan bijaksana. Tambo—karya sastra sejarah yang merekam kisah-kisah legenda-legenda yang berkaitan dengan asal usul suku bangsa, negeri dan tradisi dan alam—mengisahkan buramnya masa silam agar kita tak kembali terperosok dalam hitam yang serupa.

Demikianlah hieroglif—sistem tulisan formal yang digunakan masyarakat Mesir kuno yang terdiri dari kombinasi elemen logograf dan alfabet—ditata pada dinding-dinding gua di Mesir. Begitu pula maksud aksara Jawa kuno yang tertoreh di lontar-lontar yang berusia lanjut.

“Kalau keahlian khusus mungkin sama dengan teman-teman yang lain, tapi untuk hari-hari ini saya sedang menyukai hal-hal yang berbau aksara dan benda purbakala,” ujar Teguh.

Tuban Bercerita: Sejarah di Luar Sekolah

Pada 2023, saat Teguh memutuskan pulang ke Tuban, ia merasa gelisah. Apa yang harus ia buat? Saat itu, terlintaslah untuk membuat akun media sosial yang bersifat edukatif yang berfokus pada narasi sejarah dan kebudayaan di Tuban, Jawa Timur—semacam media tindak lanjut dari apa yang tercantum dalam Undang-Undang (UU) Pemajuan Kebudayaan No. 5 tahun 2017.

“UU Pemajuan Kebudayaan telah menyebut bahwa ada sepuluh objek pemajuan kebudayaan, antara lain: tradisi lisan, manuskrip, adat istiadat, permainan rakyat, olahraga tradisional, pengetahuan tradisional, teknologi tradisional, seni, bahasa, dan ritus,” Teguh menegaskan garis batas gerakannya. Atas dasar itulah, akun “Tuban Bercerita” lahir, tepat pada 12 Februari 2023. Akun dengan tagline “ghibah tentang sejarah & budaya di Tuban” itu, kini, di Instagram, sudah menarik 3.836 pengikut.

“Sebenarnya menjadi admin di akun-akun edukasi sejarah seperti ini sudah pernah saya lakukan sejak masih kuliah,” Teguh menambahkan.

Potret kaum buruh saat menyambut Presiden Soekarno di Alun-Alun Tuban pada tahun 1952 | Foto: Akun “Tuban Bercerita”

Awalnya Tuban Bercerita hanya sekadar mengunggah narasai seputar sejarah Tuban saja, tapi belakangan Teguh membuka kelas “Sinau Aksara Jawa Kuno (Kawi)” secara online via grup WhatsApp dengan peserta terbatas, hanya dari wilayah Karesidenan Bojonegoro saja (Tuban, Bojonegoro, dan Lamongan). Dalam pelaksanaannya, ia dibantu oleh teman-temannya yang mendalami bidang tersebut.

Menurut Teguh, Tuban Bercerita berkomitmen membawa sejarah kepada publik—khususnya generasi muda—melalui konten yang lebih segar, cair, dan dinamis-populer (poster, infografis, audiovisual). Tidak seperti dulu, sejarah kerap kali disampaikan secara kaku, formal, akademis, ilmah, sehingga sulit dimengerti dan cenderung membosankan. “Kami menyederhanakan bahasa dari para peneliti yang bahasanya sangat akademisi banget ke dalam bahasa populer.” Teguh berkata.

Konten-konten Tuban Bercerita berasal dari manapun yang bisa dijadikan rujukan. Bisa dari jurnal, buku, tugas akhir (skripsi, tesis, disertasi), dan tak jarang hasil perbimbangan. Dan jika pembahasannya tentang masa Kolonial Belanda, website-website Belanda yang terbuka untuk umum, seperti KITLV, Tropenmuseum, Delpher.nl, dan lain-lain, sungguh sangat membantu.

Tuban Bercerita tak hanya menyampaikan sejarah umum yang diajarkan di sekolah-sekolah, tapi sejarah yang tak banyak diketahui orang-orang—sejarah di luar sekolah. Pada pertengahan 2024 lalu Tuban Bercerita mengunggah sebuah potret siswa-siswi Eurospeesche Lagere School (ELS) Tuban. Bisa dipastikan itu merupakan anak-anak bangsawan Tuban pada masa itu. Sayang, Teguh belum bisa melacak nama-nama dalam foto hitam putih tersebut.

Lain waktu foto kaum buruh menyambut kedatangan Presiden Soekarno di Alun-Alun Tuban pada 1952 diunggah dengan narasi singkat, padat, dan jelas. Yang menarik, dari foto tersebut kita dapat melihat sepanduk yang bertuliskan: KAUM BURUH MENUNTUT SEMUA PERUSAHAAN ASING DINASIONALISASIKAN.

Teguh Fatchur Rozi | Foto: Dok. Teguh

Baru-baru ini Tuban Bercerita memosting tokoh pers nasional dari Tuban yang kiprahnya disingkirkan: Djawoto. Djawoto lahir di Tuban, 10 Agustus 1906. Ia merupakan jurnalis terpandang pada masanya—bahkan ia pernah menjadi sekretaris Sarekat Islam Indonesia pimpinan H.O.S. Tjokroaminoto cabang Makassar. Tak lama kemudian, Djawoto pindah ke Partai Nasional Indonesia (PNI) pimpinan Soekarno. Dan setelah kemerdekaan, ia bergabung dengan Partai Sosialis pimpinan Amir Sjarifudin dan Sjahrir, di sana ia didapuk menjadi Kepala Departemen Pendidikan. Djawoto juga sempat memusatkan pikiran dan tenaganya untuk Berita Antara.

“Sejauh ini saya sendiri yang menjalankan akun Tuban Bercerita—walaupun di beberapa hal sempat minta tolong ke teman-teman,” aku Teguh.

Dengan membuat akun Tuban Bercerita, Teguh mengaku mau tidak mau harus terus belajar sejarah dan kebudayaan lebih luas—yang awalnya hanya sekadar tematik sekarang harus multidisiplin ilmu. Selain itu, melalui Tuban Bercerita ia bisa kenal dengan orang-orang baru, baik pelaku budaya maupun masyarakat umum.

“Saya pernah dihubungi salah satu followers untuk pendampingan manuskrip miliknya, dan ada beberapa mahasiswa sejarah yang mengajak diskusi dan menanyakan sumber untuk tugas akhirnya—dan itu sangat menyenangkan,” ujar Teguh.

Di Tuban, secara personal ia pernah berkolaborasi dengan pemerintah, namun untuk Tuban Bercerita sendiri belum. Meski begitu, menurut Teguh, secara regulasi bidang sejarah dan kebudayaan, Kabupaten Tuban sudah cukup baik jika dibandingkan dengan daerah-daerah lain. Tuban sudah punya Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah (PPKD) dan punya Peraturan Daerah (Perda) Cagar Budaya.

Masjid Agung Tuban pada masa kolonial Belanda | Foto: KITLV

Sampai di sini, Tuban Bercerita baru menjalin kolaborasi dengan salah satu perguruan tinggi di Tuban, organisasi mahasiswa sejarah dari beberapa kota, dan berelasi dengan komunitas-komunitas yang dikenal Teguh secara pribadi.

Pada akhirnya, Tuban Bercerita telah melakukan pendokumentasian sejarah Tuban dan mendistribusikannya kepada khalayak dengan bahasa yang mudah dipahami, kekinian—dengan kemampuan yang prima, antusiasme yang sulit dihentikan, dan tingkat keterlibatan emosi yang kuat. Hasilnya, sebuah sajian dokumentasi yang informatif, inspiratif, dan edukatif.

Semua ini dilakukan Teguh bukan sekadar sebuah upaya prestisius, namun juga sebuah usaha untuk “mengabadikan” Tuban, jejak, dan citra korporasi, untuk membuat Tuban yang lebih baik kelak. Intinya, mengajak setiap orang untuk menemukan kembali Tuban yang sesungguhnya.[T]

Reporter/Penulis: Jaswanto
Editor: Adnyana Ole

  • BACA JUGA:
Hikayat Kapas di Tuban dan Perempuan Tua yang Memintalnya
Menyigi Masa Depan Petani Jagung di Tuban, Jawa Timur
Air Terjun Putri Nglirip: Surga di Tuban yang Sayang untuk Dilewatkan
Tags: Kabupaten TubanPendidikansejarahTubanTuban Bercerita
Previous Post

Pujawali Pura Gunung Payung: Ketika “Sekaa Unen Masolah”

Next Post

Awalnya Coba-Coba, Eh, Ternyata Juara | Cerita Ketut Prameisti Adinda Divani, Duta GenRe UPMI Bali 2025

Jaswanto

Jaswanto

Editor/Wartawan tatkala.co

Next Post
Awalnya Coba-Coba, Eh, Ternyata Juara | Cerita Ketut Prameisti Adinda Divani, Duta GenRe UPMI Bali 2025

Awalnya Coba-Coba, Eh, Ternyata Juara | Cerita Ketut Prameisti Adinda Divani, Duta GenRe UPMI Bali 2025

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Kabut Membawa Kenikmatan | Cerpen Ni Made Royani

    Kabut Membawa Kenikmatan | Cerpen Ni Made Royani

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Sederhana, Haru dan Bahagia di SMPN 2 Sawan: Pelepasan Siswa, Guru Purnabakti dan Pindah Tugas

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Lonte!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Tali Pusat, Gudangnya Misteri Sekala dan Niskala — Mulai dari Penangkal Ilmu Gaib dan Sumber Sel Punca Secara Medis

by dr. Putu Sukedana, S.Ked.
June 18, 2025
0
Tali Pusat, Gudangnya Misteri Sekala dan Niskala — Mulai dari Penangkal Ilmu Gaib dan Sumber Sel Punca Secara Medis

Oleh: dr. Putu Sukedana, S.Ked., AIFO-K., FISQua; Dr. I Putu Mardika, S.Pd., M.Si WAJAH saya serius saat saya mendengarkan materi...

Read more

Diet, Hal Sederhana yang Dibuat Ribet

by Gede Eka Subiarta
June 18, 2025
0
Selamat Galungan, Selamat Makan Lawar! — Ingat Atur Gaya Makan Agar Tetap Sehat

HIDUP sehat itu bisa dijalankan dengan pola makan yang bagus dan teratur, baik itu porsi makan, jam makan, dan jenis...

Read more

Yang Kecil, Yang Tak Selesai Dirasakan

by Emi Suy
June 18, 2025
0
Yang Kecil, Yang Tak Selesai Dirasakan

Di dunia yang riuh oleh teriakan, ambisi besar, dan citra-citra agung, kita sering kali lupa bahwa sesuatu yang kecil bisa...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Piagam Gumi Delod Ceking untuk Pariwisata Berkelanjutan 

Piagam Gumi Delod Ceking untuk Pariwisata Berkelanjutan

June 16, 2025
Pesta Perilisan Buku “(Se-)Putar Musik” dari Beatriff: Ruang Produksi Pengetahuan yang Lebih Inklusif

Pesta Perilisan Buku “(Se-)Putar Musik” dari Beatriff: Ruang Produksi Pengetahuan yang Lebih Inklusif

June 15, 2025
Gede Anta Wakili Indonesia dalam “International Visitor Leadership Program” di AS

Gede Anta Wakili Indonesia dalam “International Visitor Leadership Program” di AS

June 5, 2025
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Wine Knowledge: Sentuhan Global dalam Pendidikan Vokasi
Khas

Wine Knowledge: Sentuhan Global dalam Pendidikan Vokasi

Ke kebun anggur di pagi hari, Langit cerah hati pun senang. Belajar wine sambil tur industri, Ilmu bertambah, skill pun...

by Luh Eka Susanti
June 18, 2025
Jika Desa Tak Ditulis, Siapa yang Akan Mengingat? — Catatan Workshop Menulis Cerita Desa di Tejakula Community Center
Khas

Jika Desa Tak Ditulis, Siapa yang Akan Mengingat? — Catatan Workshop Menulis Cerita Desa di Tejakula Community Center

DI ruang kelas LPK Hishou Tejakula, seorang remaja berdiri dengan seulas senyum, Gede Bayu Pratama, siswa kelas 7 dari SMPN...

by Komang Puja Savitri
June 18, 2025
Bicara-bicara Atas Nama Air di Desa Panji Buleleng
Khas

Bicara-bicara Atas Nama Air di Desa Panji Buleleng

MENJAGA hutan desa, tidak cukup dengan hanya berkoar—atau mengajak sesama mari menjaga hutan dan air; untuk hidup yang sedang berlangsung,...

by Sonhaji Abdullah
June 17, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Teman Sepanjang Perjalanan | Cerpen Putu Gede Pradipta

Teman Sepanjang Perjalanan | Cerpen Putu Gede Pradipta

June 15, 2025
Sajak-Sajak Angga Wijaya | Radio Tidak Kumatikan

Sajak-Sajak Angga Wijaya | Radio Tidak Kumatikan

June 15, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [19]: Mandi Kembang Malam Selasa Kliwon

June 12, 2025
Gunung Laut dan Rindu yang Mengalir | Cerpen Lanang Taji

Gunung Laut dan Rindu yang Mengalir | Cerpen Lanang Taji

June 7, 2025
Puisi-puisi Emi Suy | Merdeka Sunyi

Puisi-puisi Emi Suy | Merdeka Sunyi

June 7, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co