29 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Musik Eksperimental Kontemporer dari Dwarsa Sentosa—“Tambah Sedikit Kuota untuk Berdosa”

Sonhaji AbdullahbySonhaji Abdullah
August 2, 2024
inUlas Musik
Musik Eksperimental Kontemporer dari Dwarsa Sentosa—“Tambah Sedikit Kuota untuk Berdosa”

dwarsa Sentosa di Kafe Home Bro Coffee Bar, Singaraja

DENGAN rendah hati, Dwarsa Sentosa—seorang solois pendatang baru itu, keluar dengan air muka sangat gembira.

Terlihat jejak-jejak ketulusannya benar-benar tertapak ketika ia melangkah keluar dari ruangan dimana beberapa alat musik masih disimpan, untuk manggung di kotanya sendiri, Singaraja, setelah sekian waktu ia berkelana di Jawa untuk Tour Music—setelah menjadi peserta Runner Up I Supermusic Superstar 2023 lalu. Di Surabaya—ia lebih dikenal.

Pada acara Showcase : Dwarsa Sentosa And The Reimland, ia membawakan lagu-lagunya di Kafe Home Bro Coffee Bar, di Jl. Dewa Putu Kerta No. 99 Pemaron, Buleleng, Bali, pada Minggu, 29 Juli 2024.

Dengan melangkah santai dan sesekali menyemburkan asap dari vape—sambil berjalan, ia menyambut teman-temannya yang mulai berdatangan dengan penuh suka cita, dan segera diajaknya untuk duduk di bangku panjang. Asap terbang menyatu dengan malam. Dwarsa mengajak berbincang mereka yang datang, sangat hangat, selain menyalaminya satu persatu.

Penonton di Kafe Home Bro Coffee Bar, Singaraja | Foto: tatkala.co/Son

Tidak lama kemudian, seorang aktris, Ayu Laksmi, pun datang menunjukkan wajah dengan bibir penuh senyum. Suasana menjadi cair ketika ia berbaur dengan penonton yang lain tanpa ragu. Dwarsa dan The Reimland menyambut senang aktris sekaligus penyanyi senior itu—dan kemudian menyilakannya duduk di bangku panjang yang sama.

Dwarsa berbincang dengan Ayu Laksmi terkait musik cukup serius—saya melihatnya dari kejauhan. Terasa jika mereka sama-sama perhatian terhadap musik di kota tempatnya lahir. Obrolan benar-benar hidup. Terlebih dalam menjaga api semangat untuk tetap berkarya—karena kenyataannya kota ini setengah hidup dalam bermusik!?

Merasa acaranya dipenuhi apresiasi—dan penuh pengharapan, Dwarsa Sentosa terlihat sangat siap untuk tampil malam itu bersama The Reimland.

Sebuah setting panggung (lesehan) sederhana di sana. Tak ada batas dengan penonton. Sudah pastinya menggugat cara pandang tengik—jika musik kota ini mati total. Benar-benar kita mesti mulai membuka mata dan telinga jika kota ini sedang diberi ruh—bermusik bahkan secara radikal walaupun agak senyap menguar keluar oleh anak mudanya. Apakah karena persoalan “pendatang baru” seperti Dwarsa di daerahnya sendiri passif dikenal, atau karena selera musik masyarakat di Buleleng sendiri mesti berbenah agar musik di Buleleng bisa lebih berkobar?

Selain Buleleng memiliki grup band Empat Detik Sebelum Tidur (EDST)—dengan liriknya yang puitik itu, pula Buleleng memiliki solois yang hebat dalam musik eksperimental kontemporernya. Dialah Dwarsa Sentosa tadi.

Bersama The Reimland dari Reim Space (komunitas), Dwarsa Sentosa membawakan beberapa lagu-lagu karangannya seperti Eliott, Tambah Sedikit Kuota Untuk Berdosa, Serdadu Hitam, Sampai Tua Jadi Gila, Kata-kata Super dan beberapa cover dari Hindia dan Barasuarauntuk memberi hiburan pada penonton yang datang. Sekaligus satu penegasan dirinya sebagai penyanyi jika seleranya dalam bermusik—tak menutup diri dari karya seniman lain.

Dwarsa berbincang bersama Ayu Laksmi | Foto: tatkala.co/Son

Dalam meng-cover pun, katanya penuh hormat, “Kita mesti izin terlebih dahulu kepada management atau pemilik lagu yang hendak kita bawakan.” Itu ia ujar setelah selesai menyanyikan lagu.

Selain muda, energik, ia juga rupanya pemerhati aturan yang berlaku dalam berkesenian. “Sesama seniman memang sudah saatnya kita saling mendukung, dan salah satunya memperhatikan royalti jika pertunjukannya memang untuk sebuah kepentingan komersil saat meng-cover.”

Dwarsa Sentosa dan The Reimland—Reim Space

Tak hanya penghormatan tinggi kepada seniman lain, atau teman sejawatnya yang datang menonton, cara berfikirnya tentang musik pun—percaya atau tidak, eksistensinya dipengaruhi soal protes dan kemarahan pun.

Bentuk protes, salah satunya dari ingatan kecil semasa duduk di Sekolah Dasar dan semasa remaja. Pertama, ia tak bisa menerima jika berkesenian harus diberi batasan, misalnya batasan garis di setiap pinggir kertas ketika ia menggambar.

Batasan-batasan garis pinggir itu memicu semacam dendam berkesenian dalam dirinya. Dan ternyata dendam tersebut masih mengalir sampai sekarang—dan ia menuntaskan dendam itu lewat musik.

Kedua, ditambah dengan perasaan yang berkali-kali gagal dalam merajut grup band—karena tak pernah sepaham walau satu genre dengan teman satu timnya. Tak ada pengertian saling mendukung, yang berujung saling tak percaya.

Tahun 2023—itulah kemudian ia memantapkan diri menjadi seorang solois dalam menciptakan dirinya sendiri dalam bermusik dan menciptakan ide, dengan menggandeng session player The Reimland dari Reim Space—sebuah komunitas.

Dwarsa Sentosa di atas panggung | Foto: tatkala.co/Son

Ide-idenya dalam bermusik terselamatkan oleh Reim Space karena sempat ingin menyerah sebelum “menjadi”. Kini, ia melahirkan beberapa lagu dengan judul cukup menggigit, ya, seperti Tambah Sedikit Kuota untuk Berdosa.

“Project ini sebenarnya solois dan komunitas. Di Indonesia sendiri, belakangan kami setelah keluar (dari Bali), tahu jika konsep semacam ini tidak pernah terjadi sebelumnya. Dimana solois bekerja sama dengan satu komunitas. Jadi The Reimland itu adalah satu komunitas di Bali Utara—itu tentang anak muda yang menyukai dan berminat di urusan musik. Jadi kita gabungin satu komunitas ini untuk memback up satu talent kita—yang jadi front laner kita. Nama komunitas kita Reim Space, cuman di format ini kita menjadi nama The Reimland,” jelas Kadek Sutika, gitaris sekaligus founder dari Reim Space.

Ia juga menambahkan, bahwa ia membebaskan talentnya itu untuk melahirkan idenya dalam bermusik, dan Reim Space atau The Reimland hanya mengiringi atau memback up saja. “Sewaktu-waktu, formasi session player seperti ini akan berubah tergantung bagaimana konsep yang diinginkan oleh Dwarsa sendiri. Dan ini, kami ingin melahirkan satu kesadaran bersama, bahwa berkesenian khususnya di musik tidak boleh egois atau merasa memilki, di sini kita belajar itu,” tambahnya.

Malam itu, ketika orang-orang sudah berkumpul, hendak menonton, dengan santai penonton berbagi arak dan kopi, pula rokok LA ICE PURPLE BOOST yang menjadi sponsor. Semua dibagikan secara gratis untuk bisa enjoy dalam menikmati penampilan Dwatrsa dan beberapa penampil yang lain.

Musik sebentar lagi akan dimulai. Kadek Sutika—gitaris sekaligus founder dari Reim Space membawa gitarnya ke panggung. Disusul seorang perempuan masih muda memakai kaos hitam menggandeng bassnya keluar dari ruang yang sama. Perempuan yang diketahui bernama Vera itu menyetting sendiri bassnya sebelum Dwarsa akan tampil sebentar lagi, dan ia satu-satunya perempuan sebagai session player dari Reimland yang membantu performance Dwarsa Sentosa. Untuk drum, Yogi memainkannya sangat lihai.

Di sela-sela menyiapkan bassnya, Vera mengurai lembut rambutnya bebas. Ia bersama yang lain menyetting bersamaan alat musik mereka masing-masing.

Sementara sorot mata tak bisa dilepaskan dari depan panggung. Obrolan menyala membicarakan Dwarsa, mengomentari gayanya bermusik sedikit berbeda melalui musik atau pengiring lagunya karena terlihat menggunakan alat tambahan seperti Sequencer di samping sudah menggunakan bass, gitar, dan drum yang akan dimainkan secara langsung oleh The Reimland.

Vera | Foto: tatkala.co/Son

“Ini salah satu gaya musik yang jarang kita dengar di Buleleng yang dikaryakan oleh orang Buleleng asli,” ucap salah satu penonton, dan arak kembali ditenggaknya satu sloki.

Alih Wahana dari Bunyi-bunyian “Biasa” ke sebuah Eksperimental Musik Kontemporer: Sebuah Kepekaan Dwarsa Sentosa dalam Memanen Bunyi

Musik eksperimental tidak lain adalah sebuah jenis musik kontemporer—yang tentunya sangat berbeda dari musik tradisional. Terutama dalam menciptakan warna bunyi—atau timbre. Tentu dengan tambahan alat mengapa dalam seni musik kontemporer seakan terdapat beberapa elemen bunyi yang agak lain dari musik konvensional—atau biasa.

Uniknya dalam hal ini, memang setiap orang dapat merasakan dan bahkan menangkap suatu getaran melalui pikiran bawah sadarnya. Hanya saja ada yang sadar menangkapnya, ada yang tidak sadar jika sebenarnya ia menangkapnya—atau setengah sadar. Yang oleh Agastya dan Sudhana (2022) dalam jurnalnya Marma: Sebuah Karya Baru Musik Eksperimental, fenomena itu disebut dalam masyarakat Bali sebagai “Marma”.

Tetapi tidak semua orang bisa menyadari bahwa sebenarnya getaran yang menghasilkan bunyi misalnya, dapat menjadi sebuah musik baru yang disebut eksperimental atau kontemporer. Tetapi lagi, bagaimana seorang seniman musik kontemporer dalam menangkap bunyi kemudian menjadikannya seni yang indah, dalam bermusik misalnya?

Nah dalam hal ini, Dwarsa memanfaatkan teknologi seperti Sequencer untuk menggambungkan setiap timbre yang ingin ia hasilkan dari lagunya itu.

Sebagai seorang lelaki yang lahir di Bali, dari rahim Buleleng, tepatnya di Gerokgak, 26 Januari 1996, Dwarsa Sentosa menjadi sesosok yang peka terhadap bagaimana getaran dan bunyi masuk ke indranya. Apalagi seni karawitan atau gong kebyar juga selalu dimainkan di Buleleng. Dirasakan dengan penuh keasadaran—seni tertangkap melalui getaran dan suara oleh Dwarsa.

Dwarsa berbincang dengan teman-teman penonton | Foto: tatkala.co/Son

Dari kehidupan sekitar, Dwarsa mencoba sebuah percobaan sederhana, ia memasukkan bunyi tingtititing..tingtittiting.. dari seorang barista yang sedang membuat manual brew di sebuah kedai kopi. Terinspirasi dari sana, bunyi tersebut akhirnya diolah sampai menjadi musik pembuka dari lagunya yang berjudul “Tambah Sedikit Kuota untuk Berdosa”—dalam album RATAKANAN.

Lagu tersebut menceritakan bahwa sebenarnya gawai diisi kuota bisa menjadi sangat berbahaya. Ada kekerasan di dalamnya yang tersemat, berita palsu, hoax, judi dan bahkan seksualitas. Setiap orang mesti hati-hati dengan gawainya sendiri.

Sadar atau tidak, kata Dwarsa. “Kita mesti sadar dengan hape kita sendiri, terutama dalam berselancar di media sosial. Dari sanalah—dosa bisa saja dengan mudah didapatkan, seperti tidak langsung ikut serta menyebarkan hoax, atau dengan sadar menipu orang lain. Sesedarhana itu lagu ini sebenarnya!”

Tetapi walaupun tampak sederhana, caranya membuat judul lagu, lirik sampai instrument, yang tentu saja, sebagai seorang musisi, Dwarsa terkesan sangat cermat. Selain itu ia juga sangat perasa dalam menangkap realitas. Dwarsa Sentosa sedang memanen kehidupan, dan salah satunya bunyi.

Ayu Laksmi, memberi tepuk tangan tak sebentar setelah menyaksikan Dwarsa Sentosa menyanyikan lagu-lagunya. Bahkan ia berharap, aktivitas semacam ini harus terus diproduksi. Suatu saat, katanya, “Kami akan berkolaborasi dalam bermusik—menggarap lagu bersama atau tampil membawakan lagu yang tentunya eksperimental—kontemporer untuk kota ini.” Kata Ayu Laksmi. [T]

Reporter: Sonhaji Abdullah
Penulis: Sonhaji Abdullah
Editor: Adnyana Ole

Dwarsa Sentosa, Musisi Buleleng yang Lebih Terkenal di Jawa Ketimbang di Daerah Kelahirannya
“Empat Detik Sebelum Tidur”, Band Kreatif Kebanggaan Buleleng yang Diabaikan | Catatan HUT Kota Singaraja
Ayu Laksmi dan Nyanyian-nyanyian Pemuja Semesta
Empat Detik Sebelum Tidur dan Obrolan di Belakang Panggung Tentang Lagu dan Singaraja
Catatan Sekilas tentang Musik Klasik, Mereka yang Terbaik di Piano Klasik, serta Pentingnya Pendidikan Musik
Tags: bulelengDwarsa Sentosamusik
Previous Post

Perguruan Tinggi Pertanian Wilayah Timur Upayakan Peningkatan Animo Calon Mahasiswa Fakultas Pertanian

Next Post

“Semakin Tua Semakin Bahagia” – Itu Kata Dr. dr. Dicky Yulius Pangkey pada Seminar Wanita Muslimah Indonesia

Sonhaji Abdullah

Sonhaji Abdullah

Kontributor tatkala.co

Next Post
“Semakin Tua Semakin Bahagia” – Itu Kata Dr. dr. Dicky Yulius Pangkey pada Seminar Wanita Muslimah Indonesia

“Semakin Tua Semakin Bahagia” – Itu Kata Dr. dr. Dicky Yulius Pangkey pada Seminar Wanita Muslimah Indonesia

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Film “Mungkin Kita Perlu Waktu” Tayang 15 Mei 2025 di Bioskop

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Sunyi yang Melawan dan Hal-hal yang Kita Bayangkan tentang Hidup : Film “All We Imagine as Light”

by Bayu Wira Handyan
May 28, 2025
0
Sunyi yang Melawan dan Hal-hal yang Kita Bayangkan tentang Hidup : Film “All We Imagine as Light”

DI kota-kota besar, suara-suara yang keras justru sering kali menutupi yang penting. Mesin-mesin bekerja, kendaraan berseliweran, klakson bersahutan, layar-layar menyala...

Read more

Karya-karya ‘Eka Warna’ Dollar Astawa

by Hartanto
May 28, 2025
0
Karya-karya ‘Eka Warna’ Dollar Astawa

SALAH satu penggayaan dalam seni rupa yang menarik bagi saya adalah gaya Abstraksionisme. Gaya ini bukan sekadar penolakan terhadap gambaran...

Read more

Waktu Terbaik Mengasuh dan Mengasah Kemampuan Anak: Catatan dari Kakawin Nītiśāstra

by Putu Eka Guna Yasa
May 28, 2025
0
Pawisik Durga, Galungan, dan Cinta Kasih

DI mata orang tua, seorang anak tetaplah anak kecil yang akan disayanginya sepanjang usia. Dalam kondisi apa pun, orang tua...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

May 13, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025
Panggung

Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025

LANGIT Singaraja masih menitikkan gerimis, Selasa 27 Mei 2025, ketika seniman-seniman muda itu mempersiapkan garapan seni untuk ditampilkan pada pembukaan...

by Komang Puja Savitri
May 28, 2025
Memperingati Seratus Tahun Walter Spies dengan Pameran ROOTS di ARMA Museum Ubud
Pameran

Memperingati Seratus Tahun Walter Spies dengan Pameran ROOTS di ARMA Museum Ubud

SERATUS tahun yang lalu, pelukis Jerman kelahiran Moskow, Walter Spies, mengunjungi Bali untuk pertama kalinya. Tak lama kemudian, Bali menjadi...

by Nyoman Budarsana
May 27, 2025
Pameran “Jaruh” I Komang Martha Sedana di TAT Art Space
Pameran

Pameran “Jaruh” I Komang Martha Sedana di TAT Art Space

ANAK-ANAK muda, utamanya pecinta seni yang masih berstatus mahasiswa seni sudah tak sabar menunggu pembukaan pameran bertajuk “Secret Energy Xchange”...

by Nyoman Budarsana
May 27, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [16]: Genderuwo di Pohon Besar Kampus

May 22, 2025
Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

May 17, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [15]: Memeluk Mayat di Kamar Jenazah

May 15, 2025
Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

May 11, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co