MUNCUL dari lanskap skena musik Bali, Galiju, sebuah band Indie Rock yang dibentuk selama pandemi itu, tampil dengan meluncurkan album debut mereka: “Resonant”. Perayaan tersebut diselenggarakan pada 25 Mei 2024 di Orchard Bar & Restaurant yang ikonik di Seminyak, Bali.
Galiju adalah band Indie Rock asal Bali yang dibentuk pada pertengahan tahun 2020. Band ini beranggotakan Reza Achman (drum, vokal), Ian Stevenson (vokal, gitar), dan Rangga (bass, vokal). Album debut mereka, “Resonant”, awalnya dirilis secara digital pada tahun 2020. Dan kini diluncurkan sebagai kaset fisik pada tahun 2024.
Galiju bukan nama baru di belantika musik Bali dan nasional. Para anggotanya membawa segudang pengalaman dari kiprah malang-melintang di skena musik. Reza Achman, yang dikenal dengan permainan drumnya yang bertenaga bersama Matajiwa; Ian Stevenson, vokalis karismatik Zat Kimia; dan Rangga, kekuatan dominan di kancah metal Bandung, telah memadukan bakat unik mereka untuk menciptakan suara yang berbeda dan bergema.
“Resonant”, sebuah album yang benar-benar sesuai dengan namanya, merangkum esensi kejernihan dan kenyaringan, memberikan pengalaman mendengarkan yang bertenaga dan enak didengar. Album ini menampilkan delapan lagu, dengan lirik yang ditulis terutama oleh Ian dan musik disusun secara kolaboratif bersama Galiju.
Awalnya dirilis secara digital pada tahun 2020, “Resonant” dengan cepat mendapatkan pengikut setia meskipun ada keterbatasan yang disebabkan oleh pandemi global.
Setelah hampir empat tahun beredar di ranah digital, album debut Galiju ini telah mengumpulkan basis penggemar setia dan bersemangat, menjadikan perilisan fisik ini sebagai peristiwa penting. Format kaset yang dipilih karena nilai nostalgia dan daya tariknya yang unik ini merupakan edisi terbatas, menjadikan acara ini semakin spesial bagi para penggemar dan kolektor.
Keriuhan penampilan Galiju di Orchard Bar & Restaurant merupakan malam musik dan selebrasi yang tak terlupakan. Selain penampilan gemilang dari Galiju, acara tersebut juga menampilkan kolaborasi dengan musisi ternama seperti Rizal Hadi (Rhythm Rebels), Palel (Navicula), Jascha Benny dan Yezki (Wallaby Project), Tigra Rose, Andreas Arianto, dan Agung, menambah khasanah kegembiraan dan keragaman musik nantinya.
Para penggemar dan penikmat musik diundang untuk bergabung dalam acara eksklusif ini, di mana mereka dapat menikmati penampilan langsung dari “Resonant” dan membeli kaset edisi terbatas yakni hanya 50 copy.
“Kaset ini sebenarnya sengaja kami buat sebagai bagian dari mechandise kami. Sepertinya asyik saja membuat kaset untuk album. Kami ingin mengingat, kaset sudah menjadi barang yang langka di tengah-tengah musik digital yang marak membahana sekarang ini,” Seru Reza Achmad, sang drummer Galiju band itu.
Perayaan debut album Galiju bukan sekadar peluncuran melainkan bukti perjalanan band dan semaraknya belantika musik Bali.
“Target kami, album ini bisa diterima oleh masyarakat penikmat musik, bukan hanya di Indonesia, tetapi di luar Indonesia juga,” ucap Rangga.
“Resonant” memuat delapan lagu karya Galiju Band. Fractals, Ride, Reconcile, Let it Bleed, Believers, Solitary, Smithereens, dan Here and Now, adalah delapan single yang sudah bisa dinikmati dan didengarkan di berbagai kanal digital musik di Indonesia.
“Terutama mengenai lirik, saya sebagai pencipta lirik, mengangkat dan mencoba untuk mengungkapkan hal-hal yang positif betapapun buruk keadaannya. Misalnya, Let It Bleed, lagu ini saya buat untuk mengingatkan diri saya sendiri, jika saya sakit, maka biarkan sakit, rasakan sakit itu hingga berdarah. Lirik-lirik yang postif ini bagi saya penting, karena lirik ini akan saya nyanyikan, dan apabila liriknya positif, itu bekerja sebagai mantra bagi saya. Dan saya percaya itu berhasil,” ungkap Ian Stevenson.
Lirik yang positif ditambah dengan ciri khas musik masing-masing personel Galiju, ketika dipadupadankan di dalam karya Galiju, tentu boleh jadi adalah karya yang apik dan tak terduga dalam skena musik tanah air.[T]