DI PENGHUJUNG TAHUN, Sabtu, 16 Desember 2023, komunitas motor vespa yang diberi nama “Temve” merayakan hari jadinya yang ke-5 . Temve yang merupakan singkatan dari “Teman Vespa”, sebuah komunitas pengendara motor legendaris asal Italia, vespa, yang bermarkas di Desa Tembok, Kecamatan Tejakula, Kabupaten Buleleng, Bali.
Bertempat di Lapangan Teja Arum, Desa Tejakula, Komunitas Temve mengusung tema”Nyegara Gunung”. Menurut ketua panitia acara Kadek Sudantara, tema tersebut dimaksudkan untuk memberikan gambaran bagaimana semangat dan heterogenitas dari para scooterist—sebutan untuk anak vespa—yang berasal dari seluruh daerah di Indonesia umumnya, dan Bali khususnya, yang tetap mengusung rasa persaudaraan tanpa memandang suku, ras, agama, dan asal daerah.
“Nyegara Gunung juga dimaksudkan untuk memperkenalkan potensi area Tejakula yang notabene memiliki topografi bukit dan laut, sangat kaya akan sumber daya alam dan keanekaragaman budaya dan sosial masyarakat, baik pesisir maupun perbukitan,” ujar Sudantara.
Artinya, dengan begitu, secara tidak langsung perayaan ulang tahun tersebut juga turut serta memperkenalkan bagaimana Buleleng secara umum yang memang mempunyai bentang alam yang terdiri dari pantai dan perbukitan. Saya berpendapat ini bukan sekadar perayaan hari jadi sebuah komunitas; tapi mencakup banyak hal.
Maka tak heran, mulai dari Sabtu pagi kemarin, komunitas yang terdiri dari belasan scooterist ini tampak sangat sat set sat set mempersiapkan segala keperluan untuk acara yang akan digelar sore hari pukul 18.00 Wita itu. Stand UMKM, kuliner, sampai panggung hiburan, semua dipersiapkan penuh dengan rasa persaudaraan.
Tampak juga pagi itu beberapa scooterist sudah hadir. Memang benar, istilah “Satu Vespa Sejuta Saudara” bukan sekadar omong kosong. Pagi-pagi gini mereka sudah datang, gumam saya dalam hati. Acara hiburan khas anak Vespa pun sudah di persiapkan. band-band lokal , dangdut, Joged Bumbung, dan grup musik reggae Matan ai—yang akan menghibur di ujung acara.
Saya berkeliling lapangan Teja Arum, tak punya vespa tapi merasakan bagaimana rasa persaudaraan tanpa kelas di komunitas ini. Silih berganti mereka datang dan bercengkerama sambil ngopi menikmati Desember yang sebentar lagi berganti Januari seraya megepulkan asap persaudaraan.
Tepat petang pukul 19.00 Wita acara dimulai. Para undangan seperti penjabat dan tokoh masyarakat pun hadir dan memberi sambutan. Mengapresiasi acara anniversary Temve yang ke -5. Acara dan tujuan yang diwujudkan sangat menginspirasi bagi siapa saja yang akan membuat acara serupa meski tak sama.
Ekonomi kerakyatan tumbuh dan diberi ruang seluas-luasnya, masyarakat diberikan hiburan modern dalam wujud musik modern, musik Nusantara ( dangdut), dan budaya dalam wujud Joged Bumbung. Mereka—para scooterist itu—juga tidak lupa selalu menekankan dan melaksanakan kesadaran akan pentingnya kebersihan dan penempatan sampah pada tempat yang telah disediakan di masing-masing titik. Pun esok paginya diadakan acara Beach Clean Up di pantai Tejakula sebagai implementasi nyata mengangkat tema “Nyegara Gunung”. Gunung bersih segara pun harus bersih, begitulah harapannya.
Dalam acara yang sangat sederhana, penuh makna, dan berjuta saudara itu, sambil memandu acara bersama seorang kawan, saya bergumam, jika mau hal-hal berjalan dengan baik dan berguna bagi semua, contohlah anak vespa yang hadir dan pulang dengan pamit dan tawa, diiringi senyuman tanpa takut akan larut malam, hujan, dan gelap jalanan.
Di akhir acara, setiap komunitas memberikan plakat, semacam simbol ucapan kartu ulang tahun khas anak vespa. Semua bersuka cita. Di balik kesederhanaan tampilannya, percayalah, masih ada jutaan saudara yang memiliki rasa peduli terhadap sesama—karena sejatinya kita bukan lah siapa-siapa. Kita hidup di atas tanah dan di bawah langit yang sama. Selamat merayakan hari jadi, Teman Vespa. Salam mesin kanan.[T]