Kontingen cabang olahraga yongmoodo Kabupaten Buleleng berhasil menjadi juara umum dalam Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Bali XV tahun 2022 yang dipertandingkan di Satdion Kresna Jvara, Jembrana, mulai Selasa, 22 November, hingga Jumat 25 November 2022.
Kontingen yongmoodo Buleleng mempertandingkan 8 atlet dan berhasil membukukan 3 medali emas, 1 perak dan 3 perunggu. Medali emas masing-masing diraih atlet yongmoodo Luh Gede Mei Utami pada nomor +65 kilogram putri, Aldin pada nomor -60 kilogram putra, dan I Kadek Adi Rama Prasetya pada nomor +90 kilogram putra.
Luh Gede Mei Utami adalah kelahiran Desa di Gobleg, 7 Mei 1996. Atlet yang menekuni olahraga yongmoodo sejak tahun 2015 ini sempat bertanding pada Porprov sebelumnya di Tabanan dan hanya meraih medali perak. Kini, prestasinya meningkat dengan mendapatkan medali emas.
Aldin, adalah atlet kelahiran Dompu 30 Juni 1999. Ia adalah anggota TNI yang dengan disiplin berlatih yongmoodo sejak tahun 2017. Ia menyatakan senang dengan pencapaian yang didapatkan pada Porprov Bali tahun 2022 ini.
I Kadek Adi Rama Prasetya adalah atlet yongmoodo yang merupakan putra Buleleng dari Desa Tamblang. Atlet yang lahir 13 Desember 2001 ini sebelumnya mendapatkan medali emas saat bertanding pada Porprov di Tabanan. Pada Porprov kali ini ia berhasil memeprtahankan prestasinya.
Ketua Pengkab Yongmoodo Buleleng Dewa Sugiharto menyatakan rasa terima kasihnya kepada pengurus, pelatih dan atlet-atlet yongmoodo Buleleng yang sudah berhasil menjadi juara umum pada Porprov Bali 2022 ini.
“Ini hasil dari pelatihan atlet yang disiplin. Kita bisa meraih tiga emas dan menjadi juara umum di Porprov ini,” kata Sugiharto.
Untuk melakukan regenerasi terhadap atlet yongmoodo di Buleleng, Dewa Sugiharto yang juga anggota DPRD Buleleng itu berencana akan melakukan koordinasi dengan Dinas Pendidikan agar olahraga yongmoodo masuk menjadi ekstra kurikuler di sekolah-sekolah.
“Sehingga, dengan begitu, pada saat Posrsenijar nanti kita bisa kirim atlet yongmoodo,” kata Dewa Sugiharto.
Apa itu Yongmodo?
Dari berbagai sumber disebutkan, yongmoodo mulai diperkenalkan 15 Oktober 1995. Saat itu, College of Martial Arts dari Universitas Yong In di Korea Selatan membentuk seni bela diri Yongmoodo.
Di Indonesia, sejak tahun 2008 yongmoodo resmi menjadi olahraga wajib di kalangan TNI Angkatan Darat.
Yongmoodo adalah gabungan dari sejumlah jenis bela diri yang sudah dikenal, seperti judo, taekwondo, apkido, ssirum, dan hosinsool. Hon sin sul itu disebut sebagai dasar dari yongmoodo. Hon sin sul artinya “bela diri” atau “pertahanan diri sendiri”.
Yongmoodo sebelumnya dikenal dengan kata hankido saat berkembang pada tahun 1976 di Korea Selatan. Hankido kemudian berubah nama sehingga dikenal dengan nama kukmodo.
Secara etimologi, yongmoodo terdiri atas tiga suku kata.
Yong diasosiasikan dengan naga. Naga dalam tradisi Korea dipercaya memiliki kekuatan mistik dan juga mampu terbang sambil mengeluarkan api dari mulutnya.
Moo berarti bela diri yang dapat berupa perkelahian, pertarungan, pertahanan yang juga berhubungan dengan strategi, fisik, mental, dan psikologi.
Do bisa diartikan sebagai cara berlatih dan cara hidup terkait dengan filosofi bahwa manusia mampu belajar dari alam serta juga mampu melawan alam. [T][Ado]