Tahun 2019, tepatnya 14 Desember, saya memulai karir awal saya di sebuah resort management di kawasan Niseko, Hokkaido, Jepang. Saat itu banyak sekali hal-hal baru yang pertama kali saya lihat dan rasakan langsung di Negara itu, bukan hanya melalui anime ataupun manga.
Banyak pelajaran yang saya dapatkan mulai dari ritme dan pola kerja orang Jepang, karakter orang Jepang, budaya dan etika orang Jepang, dan tentu saja masakan Jepang.
Saya baru tahu kalau saya pada dasarnya paling suka makan Ramen! Ramen favorit saya adalah tonkotsu (kaldu kental dari tulang babi yang direbus berjam-jam), kemudian miso ramen (kaldu yang terbuat dari rebusan fermentasi kedelai). Keduanya memiliki kuah kaldu yang kental dibandingkan dengan shoyu (bisa dibilang kecap asin) dan shio (garam). Kalau memesan ramen, biasanya ditemani gyoza. Lengkap sudah.
Setelah bekerja selama 2 tahun di kawasan ski dan snowboard Niseko, Hokkaido, yang terkenal dengan Japan Powder, yaitu salju segar yang bertaburan bagaikan serbuk putih cantik yang langsung turun di pegunungan, saya mendapat kesempatan untuk pindah bekerja di Atami, Shizuoka. Masih di negara yang sama, di Negeri Sakura.
Tonkotsu Ramen, harganya super murah, lokasinya di dalam stasiun Mishima.
Yeaay, Tonkotsu Ramen lagi! Ini dekat stasiun Numazu. Kalau jam makan siang, antriannya bagaikan antrian pompa bensin sehari sebelum harganya dinaikkan.
Pertama kali ke Ibu kota Shizuoka. Aku datang, Ibu!
Niseko adalah daerah terdingin di Jepang, sementara Atami adalah daerah terhangat di Jepang. Entah ini kebetulan atau memang sudah jodoh, saya berada di kawasan paling dingin dan paling hangat. Niseko adalah kawasan salju terkemuka, sementara Atami adalah kawasan bunga sakura mekar paling pertama di Jepang.
Tidak seperti di Niseko yang berada di pegunungan, Atami malah adalah kota tepi laut. Cuacanya jauh berbeda. Berbeda dengan Niseko, berbeda pula dengan Bali walaupun sama-sama panas.
Saat musim panas, suhu sehari-hari bisa mencapai 40°. Tetapi tidak ada hembusan angin seperti di Bali. Panasnya serius.
Nah, parahnya adalah ketika hujan turun di musim panas, saat di dalam ruangan, badan justru lengket karena keringat. Itu adalah kondisi cuaca yang paling tidak nyaman bagi saya yang baru mengalaminya. Belum terbiasa mungkin. Tetapi rekan-rekan kerja lain pun meski terbiasa juga tidak merasa nyaman. Heheee samalah ya, masalah cuaca dimana-mana. Kan memang itu seninya. Makanya ada tukang AC dan tukang penghangat ruangan. Dan pakaian juga jadi bisa dibuat bermacam-macam bahan dan modelnya mengikuti cuaca.
Selain cuaca, lokasi kota yang berbeda juga sangat berpengaruh pada kegiatan saya sehari-hari. Dulu di Niseko kalau sudah pulang kerja dan balik ke asrama, akan susah untuk bepergian walaupun hanya ingin membeli cemilan atau nasi instan.
Sekarang di Atami, untuk pergi ke minimarket ataupun supermarket bisa ditempuh dengan berjalan kaki. Akses kereta ke kota lain juga sangat mudah dan tersedia dalam banyak pilihan waktu. Maka itulah saya punya lebih banyak kesempatan untuk belajar bepergian sendiri saat hari libur.
Ini shoyu ramen. Bukan favorit, tapi enak kok.
Karena akses kereta mudah, ke kota-kota sebelah sangat cepat tertempuh. Ini Kota Mishima, hanya 15 menit dari Kota Atami.
Saat libur dan tidak tahu harus melakukan apa, saya memutuskan ikut les biola. Karena dekat sekolahnya ada di Kota Mishima. Hanya 2 kali perhentian stasiun dari Kota Atami.
Menyinggung topik bepergian, saya sebagai seorang karyawan hotel sangat bersentuhan dengan kebijakan yang diambil pemerintah dalam perbaikan ekonomi, yang saya khususkan dalam bidang industri pariwisata/keramahtamahan. Hampir menyerupai program yang diluncurkan pemerintah Jepang pada tahun sebelumnya yaitu GO TO TRAVEL, pada tahun ini telah dirilis program REGION PAY.
Pada garis besarnya, pemerintah Jepang ingin menggeliatkan kembali pergerakan ekonomi dalam negeri, dengan memberikan subsidi travelling bagi para penduduk Jepang ataupun orang asing yang berdomisili di Jepang.
Ada diskon khusus yang mencapai 40% untuk harga kamar hotel dan tambahan voucher belanja sebesar 3.000 yen per orang, kecuali Sabtu dan libur nasional lebih rendah menjadi 1.000 yen per orang.
Sebagai karyawan hotel, sejak mengetahui program diskon tersebut akan dirilis pada 11 Oktober 2022 lalu, saya sudah ketar-ketir karena harus memahami bagaimana cara mengurus registrasi dan pembayaran diskon tersebut bagi para tamu. Apalagi, tamu yang booking last minute. Kalau tamu melakukan reservasi pada waktu kantor bagian reservasi sudah tutup, duuh ribet sekalilah.
Beritanya mungkin kurang hangat karena baru dibahas saat ini, tapi baru semingguan berjalan, masih menariklah ya. Terutama, karena saya juga tidak sabar mendapatkan keuntungan dari program pemerintah tersebut.
Aduh, gambarnya gelap karena melawan cahaya. Hahaaa… ini sign Region Pay – Fujino Kuni. Kalau ada tanda ini di toko atau restoran, bisa menggunakan voucher belanja.
Ini dia! Voucher belanja 3.000yen!
Hello, Shizuoka!
Shopping street dekat stasiun Shizuoka sangat lengkap, saatnya melipir sebentar untuk main game!
Bertepatan dengan saat saya menerima kartu konfirmasi dari kantor imigrasi bahwa permohonan perpanjangan visa saya sudah disetujui, saya memutuskan bermalam di ibukota Shizuoka seusai shift saya berakhir kemarin.
Saya yang biasanya melakukan reservasi hotel dengan akun online travel agent langganan, harus memesan kamar melalui website resmi hotel yang saya pilih, ataupun melalui online travel agent resmi Jepang. Dalam website resmi hotel, terdapat opsi untuk menggunakan Region Pay diskon.
Tentu saja ada syarat dan ketentuan yang berlaku untuk mendapatkan keuntungan tersebut. Syaratnya adalah menunjukkan bukti 3 kali vaksin Covid-19 dan validasi alamat domisili Jepang dengan menunjukkan kartu identitas, diikuti dengan melengkapi surat pernyataan.
Sepeda masih sangat nyata penggunaannya di Jepang.
Kawasan belanja dekat Stasiun Shizuoka.
Terima kasih jaketnya, pemerintah Jepang!
Dengan melengkapi syarat-syarat tersebut, harga hotel menjadi jauh lebih murah, dan saya mendapatkan voucher belanja sebesar 3.000 yen. Vouchernya saya pakai membeli jaket baru deh! Hihiiii, terima kasih pemerintah Jepang.[T]
Ini tambahan ya, saya sangat terinspirasi melihat 4 sekawan nenek-nenek yang sedang afternoon tea bersama di sebuah cafe saat menunggu jadwal kereta selanjutnya. Yuk, kita semua juga tetap quality time dengan sahabat hingga masa mendatang!
[][][]
BACA kabar tentang Jepang dari penulis Riris Sanjaya