Desa Duda, Selat, Karangasem, adalah desa yang masih tergolong alami. Bahan-bahan organik masih banyak digunakan oleh warga dalam berkegiatan, termasuk pada upacara-upacara adat.
Sehingga tidaklah mengherankan, sekitar 80 persen dari jumlah total sampah yang dihasilkan warga di desa itu didominasi oleh sampah organic. Sayangnya, sampah organic kadang hanya dipandang sebagai limbah semata dan tidak memiliki nilai ekonomi.
Karena itu, kegiatan pengabdian masyarakat KKN PPM Universitas Udayana (UNUD) periode XXV tahun 2022 bekerja sama dengan YAYASAN BALI KUMARA melaksanakan kegiatan penyuluhan pemilahan sampah organik dan anorganik serta dilaksanakan praktek pembuatan cairan serbaguna eco-enzyme.
Penyuluhan pemilahan sampah organik dan anorganik dilaksanakan di Banjar Dinas Jangu Desa Duda, Selat, Karangasem, Sabtu, 6 Agustus 2022.
Penyuluhan kepada warga, antara lain berisi materi mengenai cara penanganan sampah terutama sampah rumah tangga dengan memilah sampah organik dan anorganik, sehingga dapat membantu mengurangi jumlah sampah di Desa Duda, Selat, Karangasem.
Masalah sampah di Desa Duda memang menjadi perhatian dan masuk dalam program kegiatan KKN PPM UNUD untuk membangun desa.
Koordinator desa KKN I Gede Mahayana, koordinator bidang sosial budaya Ni Wayan Nitya Varshini Sahare, dan kawan-kawan, yang didampingi dosen pembimbing lapangan
I Gusti Made Suwandana, SE., M.M bersinergi merencanakan program kerja yang menyesuaikan apa yang dibutuhkan masyarakat khususnya di Desa Duda, Selat, Karangasem. .
Kenapa membuat eco-enzyme?
Koordinator desa KKN I Gede Mahayana mengatakan, sampah organik dapat diolah menjadi eco-enzyme yang bermanfaat sebagai cairan pembersih, obat luka, dan pupuk tanaman. “Kegiatan sosialisasi dan pelatihan pembuatan cairan serbaguna eco-enzyme dilaksanakan di Desa Duda, Selat, Karangasem secara luring dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat,” katanya.
Kegiatan sosialisasi dan pelatihan pemilahan sampah organik dan anorganik disertai dengan praktek pembuatan eco-enzyme dihadiri dari perwakilan warga Ibu-Ibu PKK dari Desa Duda yang berjumlah 50 orang terdiri dari perwakilan Ibu-Ibu PKK Desa Duda dan Ibu-Ibu Kader Banjar Jangu Desa Duda.
Kegiatan penyuluhan pemilahan sampah organik dan anorganik ini dibuka resmi oleh Sekdes Desa Duda I Gusti Agung Wijaya Kumara.
“Kegiatan ini bertujuan agar masyarakat di desa tersebut dapat memanfaatkan sampah organik sehingga dapat dimanfaatkan bahkan dapat menambah nilai ekonomi masyarakat sekitar,” kata Gede Mahayana.
Menurut narasumber dari Yayasan Bali Kumara Ni Made Laba Dwikarini, SSTP,M.Si dan I Wayan Suartawa, S.Sos,MAP , eco enzyme merupakan hasil dari fermentasi limbah sampah organik seperti ampas buah dan sayuran, gula (gula aren, gula merah, atau gula tebu), dan air. Warnanya coklat gelap dan memiliki bau khas fermentasi asam manis yang kuat. Eco-enzyme memiliki manfaat yang berlipat ganda.
Dengan memanfaatkan sampah organik sebagai bahan bakunya, kemudian dicampur dengan gula aren dan air, proses fermentasinya menghasilkan gas 03 (ozon) dan hasil akhirnya adalah cairan pembersih serta pupuk yang ramah lingkungan.
Proses pembuatan eco-enzyme sangat sederhana yaitu hanya dengan menggunakan 3 bahan antara lain sisa buah atau sayur, air, dan gula (gula merah, gula aren, molase). Pembuatannya membutuhkan kontainer berupa wadah yang terbuat darip lastik, penggunaan bahan yang terbuat dari kaca sangat dihindari karena dapat menyebabkan wadah pecah akibat aktivitas mikroba fermentasi.
Perbandingan antara ketiga bahan adalah 1:3:6, yaitu membutuhkan 1 kg gula merah, 3 kg sisa buah atau sayur, dan 6 kg air.
Gede Mahayana mengatakan, pelaksanaan sosialiasi pemilahan sampah organik dan anorganik disertai praktek pembuatan eco enzyme pada warga ini dirasa sangat membantu warga untuk mengetahui bagaimana mengolah sampah organik terutama yang berasal dari sampah dapur.
Keuntungan dari pengolahan sampah organik menjadi eco-enzyme adalah masyarakat dapat memenuhi kebutuhan akan cairan pembersih permukaan dan peralatan rumah tangga secara mandiri dan dengan biaya murah.
Keuntungan lainnya adalah berkurangnya jumlah sampah yang terbuang sia-sia, sehingga dapat menciptakan kondisi lingkungan yang lebih bersih, nyaman, dan rapi. Keberadaan sampah organik rumah tangga warga Desa Duda yang belum dimanfaatkan secara optimal, serta bahan-bahan lain yang diperlukan sangat mudah ditemukan di sekitar desa ini.
“Masalah sampah bukan saja menjadi tanggung jawab pemerintah, tetapi kita semua. Maka dari itu masyarakat dan perangkat desa harus bersinergi untuk mewujudkan desa yang bersih dari sampah dan memanfaatkannya untuk dijadikan eco-enzyme yang ramah lingkungan,” kata Mahayana. [T][Jul/*]