9 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

“Bah Bangun: Diorama Seni Lukis Kamasan” dalam Pameran “Manifesto VIII: Transposisi” di Jakarta

tatkalabytatkala
August 8, 2022
inKhas
“Bah Bangun: Diorama Seni Lukis Kamasan” dalam Pameran “Manifesto VIII: Transposisi” di Jakarta

Foto-foto: guratinstitute.com

“Bah Bangun: Diorama Seni Lukis Kamasan” ikut menjadi salah satu materi display dalam  pameran Manifesto VIII: Transposisi, di Jakarta, 27 Juli hingga 26 Agustus 2022.

Pameran Manifesto VIII: Transposisi ini digelar di dua tempat, yakni di Gedung A Galeri Nasional Indonesia dan di Museum Kebangkitan Nasional. Dan, “Bah Bangun: Diorama Seni Lukis Kamasan”  didisplay dalam Ruang Stovia-Museum Kebangkitan Nasional.

Pameran ini menampilkan karya 108 perupa Indonesia secara perorangan dan kelompok. Karya-karya itu hasil seleksi kurasi  dari 613 calon peserta yang mengajukan karya melalui undangan terbuka.

Tidak semua karya berupa lukisan. Ada juga berupa karya grafis, drawing, mural, patung, instalasi, found object, kolase, kriya tekstil, fotografi, seni digital, video art, animasi, video mapping, dan virtual reality. 

Pameran Seni Rupa Kontemporer Indonesia MANIFESTO VIII “TRANSPOSISI” dikuratori oleh Rizki A. Zaelani, Suwarno Wisetrotomo, Citra Smara Dewi, dan Teguh Margono.

“Karya-karya yang dipamerkan menunjukkan jenis dan karakter medium ekspresi yang beraneka. Bentuk dan ukuran karya-karyanya bervariasi: ukuran maksimal dengan sifatnya yang ekspansif atau instalatif, atau ukuran minimal yang justru memilih karakter ekspresi yang lebih intim,” kata Kurator Rizki sebagaimana dikutip guratinstitute.com

Tentang Bah Bangun

Gurat Institute pada artikelnya di guratinstitute.com menyebutkan “Bah Bangun: Diorama Seni Lukis Kamasan” yang didisplay pada pameran itu menyuguhkan hasil studi dan temuan data-data visual kepada pengunjung pameran lewat bentuk karya lukis Wayang Kamasan. 

Karya ini adalah hasil interpretasi visual kolektif seni Gurat Art Project yang berkolaborasi bersama dengan para perupa muda Bali. Karya naratif seni lukis Wayang Kamasan ini bercerita tentang kisah mitologis Sang Citra Kara yang terdapat dalam teks lontar Prasasti Sangging koleksi Museum Lontar Gedong Kertya Singaraja.

Dalam lontar itu diceritakan kisah sang Citra Kara, sosok sangging atau perupa yang mendapat anugrah Dewa Brahma berupa kemampuan menggambarkan secara visual wujud para dewa, manusia, binatang, tumbuhan dan seluruh isi alam ini. 

Digarap Secara Kolektif

Karya yang didisplay dalam pameran itu digarap secara kolektif yang juga dipadukan dengan teknologi mekanik sehingga menjadi karya instalasi kinetik.  

“Karya ini adalah karya berdasarkan hasil riset dan temuan data-data visual yang ditemui tim Gurat Institute selama melakukan riset terhadap seni lukis Kamasan,” demikin tertulis dalam artikel Gurat Institute.  

Memang banyak terdapat kajian tentang seni lukis Kamasan baik dari para peneliti dan akademisi asing maupun local. Dalam mendekati dan meneliti tentang seni lukis Kamasan, Gurat Institute melihat sebagian besar masih berfokus atau lebih tertarik pada aspek narasi ataupun persoalan di luar aspek artistik. Sangat sedikit yang mencoba menelisik pada persoalan artistik maupun ikonografi seni lukis Kamasan itu sendiri.

Demikian pula dalam praksis seni rupa kontemporer Bali. Pada pembacaan atas seni rupa kontemporer Bali, terutama dengan hadirnya karya-karya yang berbasis praktik seni lukis tradisi, kerap yang dianggap mewakili spirit kekontemporeran itu adalah karya-karya para perupa yang melakukan eksplorasi pada wilayah tematik semata.

Nilai tradisi diposisikan sebagai bahasa dan dipinjam untuk menyampaikan gagasan personal para seniman kontemporer. Kebaruan yang disajikan sebagian besar adalah kebaruan dari sisi tematik karya dengan teknik ataupun karakter artisktik tradisi.

Bertolak dari pemikiran itu, maka karya-karya yang telah meninggalkan pakem narasi pewayangan (Ramayana; Mahabarata) adalah karya-karya yang dianggap kontemporer.

Perubahan tematik dari wayang ke narasi-narasi sosial ataupun personal seoalah menjadi satu-satunya prasyarat agar terbaca dan masuk dalam kategori menjadi seniman kontemporer. Hal itu  dianggap sebagai tawaran kebaruan ansih jika ingin mengangkat karya berbasis tradisi ke panggung seni rupa kontemporer. Sebagai sebuah dinamika dalam perkembangan dunia kesenirupaan tentu saja hal tersebut sah adanya, begitu pula dengan pilihan jalan yang berbeda dari arus utama itu.

Berkaca dari kajian tersebut Gurat Art Project—divisi yang menggerakkan pemikiran dan kajian dari Gurat Institute keranah praksis kuratorial dan kekaryaan—mencoba menuangkannya dalam project karya instalasi kinetik. Menggerakkan kajian dan arsip dokumentasi menjadi karya seni rupa, mencoba memberikan tawaran yang berbeda dari arus utama cara penghadiran dan kesadaran melihat tradisi seni lukis Kamasan, dan menempatkannya dalam konteks seni rupa hari ini.

Gurat Institute tidak memilih jalan eksplorasi tematik, mereka tidak ingin terburu-buru memitoskan kebaruan dan pembaruan dengan berpaling dari rupa wayang ke rupa personal. Gurat Institute memilih berdiri berlama-lama di depan karya wayang Kamasan, menatapnya, mencoba mengurai aspek-aspek yang paling kasat mata dari sebuah karya visual yakni visual itu sendiri.

Karya utama dari rangkaian karya instalasi ini berupa sebuah kotak yang di atasnya terdisplay satu karya lukisan wayang Kamasan yang dilukis bersama dengan para pelukis muda. Lukisan tersebut terbagi tiga berdasarkan cara pelukis Kamasan menghadirkan komposisi tumpukan ruang untuk menggambarkan tiap-tiap fragmen adegan.

Lalu lukisan di atas lembaran akrilik yang awalnya rebah, diberdirikan dengan bantuan teknologi mekanik. Sehingga terbentuklah diorama yang meruang dari layer pertama fragmen paling bawah, menjadi layer depan demikian seterusnya hingga layer ketiga yang awalnya menjadi layer teratas menjadi layer yang paling belakang. Karya ini merupakan simulasi kinetik dari cara membaca karya seni lukis wayang kamasan dari bawah ke atas, ketika telah disimulasikan dengan cara kinetis menjadi dari depan ke belakang.

Karya kinetik ini tidak semata ditempatkan dalam kesadaran alih media sebagai penanda spirit kebaruan. Tetapi sebagai upaya menghadirkan simulasi dan mencari jawaban atas pertanyaan dan hipotesis Gurat saat meriset karya Kamasan. Mengenai komposisi tumpukan, sebagai sebuah konsep perspektif dalam karya Kamasan, sebagai cara pelukis wayang tradisi dalam membangun ruang dalam karyanya. Karya mencoba mensimulasikan hipotesis Gurat tentang konvensi nalar visual dari cara penggambaran aspek naratif wayang Kamasan.

Karya ini mempersoalkan kembali hal-hal yang mungkin dianggap terlalu elementer, sehingga luput dalam pembacaan karya seni rupa kontemporer berbasis seni tradisi Bali yang lebih tertarik pada aspek pengembangan tematik. Serta narasi yang kontekstual terhadap kehidupan sosial hari ini, ataupun tema-tema personal. Ketimbang berupaya menelisik hal-hal elementer yang ada dalam seni lukis tradisi yang ingin dikembangkan dan di-kontemporer-kan itu.

Gurat Institute tidak ingin berada dalam pusaran diskursus dikotomis tradisi-modern-kontemporer yang cenderung diulang-ulang ketika membaca dan memperbincangkan seni rupa Bali. Project ini mencoba menempatkan dan memposisikan karya sebagai media menggali dan berbagi pengetahuan bersama tentang seni lukis tradisional Bali, khususnya karya seni lukis Kamasan.

Dikerjakan Secara Komunal

Melalui pendekatan karya kolaboratif yang dikerjakan secara komunal oleh internal anggota komunitas Gurat Art project, dan melibatkan para perupa muda Bali dalam proses pengerjaan karya dan terpresentasikan dalam peristiwa pameran Manifesto 2022 ini. Karya ini juga dilengkapi dengan beberapa data riset kami tentang seni lukis Kamasan yang menyangkut aspek artistik dan ikonografi wayang Kamasan.”

Dalam proses penggarapan karya instalasi ini Gurat Institute dan Gurat Art Project berterimakasih kepada para narasumber khususnya para pelukis Kamasan: Bli Made Sesangka, Ibu Wayan Sriwedari dan keluarga alm. Nyoman Mandra, Keluarga Sangging Modara, serta seluruh Pelukis Kamasan yang sampai hari ini mendedikasikan diri mereka dalam menjaga dan mengembangkan seni lukis Kamasan.

Juga pada seluruh tim kerja dalam project ini (Riset dan Konsep) Wayan Seriyoga Parta, I Made Susanta Dwitanaya, Agus Mediana Adi Putra (Cupruk); (Desain dan Pengolah Data) Vincent Chandra, Yusuf Faisal; (Gambar Karya Lukis Kamasan: Kadek Wiradinata, Ida Bagus Reka (Gustut), Wayan Agus Sudiarta, Ketut Nugi, I Gede Sukarya, Putu Pendi, Ngakan Adi Parwata, Adi Udnyana, Vincent Chandra, I Made Susanta Dwitanaya dan Tim Gurat Art Project; (Instalasi Kinetik) Agus Mediana Adi Putra (Cupruk) dan Tim Art Handler Penawar Racun; (Studio Penggarapan Karya) Ruang Antara Studio (Wayan Suja) dan Numitis Studio.

Karya sederhana ini didedikasikan sepenuhnya untuk para pelukis Kamasan, para pewaris, penjaga, dan pengembang nilai dan pengetahuan tradisi melukis Kamasan, serta seluruh masyarakat seni rupa Indonesia. [T][Ole/*]

Tags: Gurat Institutelukisan kamasanSeni Rupa
Previous Post

“Mewarna Gelap”, Lukisan-Lukisan Mengenang Didon Kajeng

Next Post

KKN Mahasiswa Unud di Desa Duda: Warga Belajar Membuat Eco-Enzyme

tatkala

tatkala

tatkala.co mengembangkan jurnalisme warga dan jurnalisme sastra. Berbagi informasi, cerita dan pemikiran dengan sukacita.

Next Post
KKN Mahasiswa Unud di Desa Duda: Warga Belajar Membuat Eco-Enzyme

KKN Mahasiswa Unud di Desa Duda: Warga Belajar Membuat Eco-Enzyme

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ulun Pangkung Menjadi Favorit: Penilaian Sensorik, Afektif, atau Intelektual?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • ”Married by Accident” Bukan Pernikahan Manis Cinderella

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Duel Sengit Covid-19 vs COVID-19 – [Tentang Bahasa]

    11 shares
    Share 11 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

ORANG BALI AKAN LAHIR KEMBALI DI BALI?

by Sugi Lanus
May 8, 2025
0
PANTANGAN MENGKONSUMSI ALKOHOL DALAM HINDU

— Catatan Harian Sugi Lanus, 8 Mei 2025 ORANG Bali percaya bahkan melakoni keyakinan bahwa nenek-kakek buyut moyang lahir kembali...

Read more

Di Balik Embun dan Senjakala Pertanian Bali: Dilema Generasi dan Jejak Penanam Terakhir

by Teguh Wahyu Pranata,
May 7, 2025
0
Di Balik Embun dan Senjakala Pertanian Bali: Dilema Generasi dan Jejak Penanam Terakhir

PAGI-pagi sekali, pada pertengahan April menjelang Hari Raya Galungan, saya bersama Bapak dan Paman melakukan sesuatu yang bagi saya sangat...

Read more

HINDU MEMBACA KALIMAT SYAHADAT

by Sugi Lanus
May 7, 2025
0
HINDU MEMBACA KALIMAT SYAHADAT

— Catatan Harian Sugi Lanus, 18-19 Juni 2011 SAYA mendapat kesempatan tak terduga membaca lontar koleksi keluarga warga Sasak Daya (Utara) di perbatasan...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

May 8, 2025
Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

May 7, 2025
Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

April 27, 2025
Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

April 23, 2025
Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

April 22, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra
Panggung

“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra

SEPERTI biasa, Heri Windi Anggara, pemusik yang selama ini tekun mengembangkan seni musikalisasi puisi atau musik puisi, tak pernah ragu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
Mengenang Perupa I Gusti Made Peredi dan Karya-karyanya yang Membingkai Zaman
Khas

Mengenang Perupa I Gusti Made Peredi dan Karya-karyanya yang Membingkai Zaman

TAK salah jika Pemerintah Kota Denpasar dan Pemerintah Provinsi Bali menganugerahkan penghargaan kepada Almarhum I Gusti Made Peredi, salah satu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
“Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng
Khas

“Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

DULU, pada setiap Manis Galungan (sehari setelah Hari Raya Galungan) atau Manis Kuningan (sehari setelah Hari Raya Kuningan) identik dengan...

by Komang Yudistia
May 6, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [14]: Ayam Kampus Bersimbah Darah

May 8, 2025
Perempuan di Mata Mak Kaeh | Cerpen Khairul A. El Maliky

Perempuan di Mata Mak Kaeh | Cerpen Khairul A. El Maliky

May 4, 2025
Puisi-puisi Gimien Artekjursi | Tentang Harimau Jawa

Puisi-puisi Gimien Artekjursi | Tentang Harimau Jawa

May 4, 2025
Poleng | Cerpen Sri Romdhoni Warta Kuncoro

Poleng | Cerpen Sri Romdhoni Warta Kuncoro

May 3, 2025
Puisi-puisi Muhammad Rafi’ Hanif | Kenang-Kenangan Seorang Mahasiswa

Puisi-puisi Muhammad Rafi’ Hanif | Kenang-Kenangan Seorang Mahasiswa

May 3, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co