Desa Wisata Taro di Kabupaten Gianyar merupakan desa tua di Bali yang kaya akan kisah dan peninggalan budaya masa lampau. Keberadaan desa ini berkaitan erat dengan lawatan seorang yang sakti di masa lalu dari Jawa Timur ke Bali sekitar abad ke 8. Konon, desa Taro ada berkat Rsi Markandya yang datang dari Jawa Timur dan dalam tapanya melihat sinar di kawasan ini. Sinar inilah yang membuat beliau datang ke desa dan membuat pemukiman disini.
Desa Wisata Taro ini memiliki alam yang hijau dan asri. Udara yang sejuk serta pepohonan membuat suasana menjadi rindang. Serta rumah penduduk dengan ciri khas rumah tradisional Bali. Selain menikmati suasana alam, para pengunjung juga dapat belajar banyak hal dari desa ini.
Secara pemerintahan Desa Taro terdiri dari 1 desa dinas dan 14 desa adat, yaitu; Desa adat Alas Pujung, Sangkaduan, Let, Patas, Pisang Kaja, Pisang Kelod, Tebuana, Belong, Pakuseba, Puakan, Taro Kelod, Ked, Tatag, Taro Kaja. Desa Taro terkenal karena pariwisata dan budayanya yang adi luhung. Tidak hanya berfokus kepada keberadaan pariwisata desa Taro juga sangat kompak dalam pelestarian bahasa, sastra dan aksara Bali.
Ini dapat dilihat dari pengimplementasian Peraturan Gubernur Bali Nomor 80 Tahun 2018 Tentang perlindungan dan penggunaan bahasa, aksara dan sastra Bali serta penyeleggaraan bulan bahasa Bali, pemerintah desa Taro bersinergi dengan 14 desa adat bersinergi dan berkomitmen untuk menyelenggarakan bulan bahasa Bali secara kompak dengan melibatkan penyuluh bahasa Bali desa Taro dalam pelaksanaanya. Tertib dengan peraturan pemerintah dengan mematuhi protokol kesehatan yang sangat ketat dalam kegiatan bulan bahasa Bali sangat digalakan oleh pemerintahan desa Taro.
Kegiatan bulan bahasa Bali di awali di desa adat Alas Pujung pada tanggal 10 Februari 2022 sampai dengan di Desa Adat Taro Kaja tanggal 17 Februari 2022. Dengan semangat gotong royong dan ke kompakan masing-masing desa adat kegiatan bulan bahasa Bali bermuara di Desa Dinas Taro pada tanggal 18 Februari 2022. Adapun lomba-lomba yang dilombakan diantaranya; 1. Lomba nyurat aksara Bali tingkat SD, lomba karaoke Pop Bali tingkat Daa Truna, dan lomba masatua Bali tingkat PKK. Dengan harapan menjaga eksistensi bahasa Bali dari sejak dini hingga jenjang per jenjang sesuai dengan lomba yang dilaksanakan.
Spirit kebersamaan dan kekompakan sangatlah kental di desa Taro, Perbekel Taro I Wayan Warka menyatakan “Pemerintahan desa Taro memberikan apresiasi kepada seluruh desa adat di desa Taro dengan semangat gotong royong kebersamaan dari tingkat pasraman, yowana dan PKK yang telah memberikan motivasinya dalam melaksanakan bulan bahasa Bali yang ke IV di tahun 2022. Dengan harapan dengan adanya pelaksanaan bulan bahasa Bali setiap tahun bisa meningkatkan minat generasi muda khususnya dari tingkat anak-anak atau pasraman untuk menjaga dan melestarikan bahasa, aksara dan sastra Bali.”
Dengan dilaksanakannya bulan bahasa Bali dapat dilihat karakter anak dari tingkat pasraman, dengan kemampuan nyurat aksara Bali, ngwacen aksara Bali, dll. Banyak potensi-potensi yang dapat digali di masing-masing desa adat yang ada di Taro. Pengimplementasian visi Gurbenur Bali Nangun Sat Kertih Loka Bali diaplikasikan dengan tema Danu Kertih-Gitaning Toyaning disambut baik dengan semangat gotong royong dan kebersamaan dalam melaksanakan bulan Bahasa Bali.
Semangat, kebersamaan, dan komitmen desa Taro patut dijadikan tauladan dalam melaksanakan kegiatan bulan bahasa Bali dan kegiatan-kegiatan lainnya. Bentuk apresiasi sekecil apapun yang disampaikan kepada pihak penyelenggara dan peserta dalam kegiatan akan memberikan pengaruh yang baik dan motivasi diri guna kelancaran kegiatan yang dilaksanakan. (T)