Dalam perkembangan modernisasi yang sangat cepat saat ini, wayang sebagai sebuah kesenian tradisional secara tidak langsung mampu mengimbangi laju pesat keberadaan teknologi tersebut, terlihat dari kreativitas sang dalang yang selalu menghadirkan karya-karya inovatif dan mampu bersaing dengan hiburan masa kini.
Lahirnya karya pewayangan yang menggunakan teknologi modern seperti proyektor untuk memproyeksikan sebuah gambar nyata sebagai background dalam pertunjukan wayang saat ini sudah menjadi hal yang biasa baik dikalangan kreator wayang yang lahir dalam dunia akademik maupun kreator wayang yang berjalan pada jalur pengembangan diri secara individu.
Salah satu seniman yang juga sebagai pelopor pertunjukan wayang dengan menggunakan proyektor sebagai media proyeksi cahaya adalah I Made Sidia yang dalam setiap pertunjukannya selalu menghadirkan visual efek melalui proyeksi dari proyektor yang digunakan. Selian itu Larry Reed Bersama Shadowligth Production dalam setiap karyanya menitik beratkan pada kemutakhiran teknologi yang digunakan terutama melibatkan alat-alat elektronik yang saling berintegrasi satu sama lain.
Namun dalam situasi pandemi seperti saat ini, pertunjukan kesenian khususnya seni pewayangan di Balu baik tradisi maupun inovasi yang sebelumnya dapat dengan mudah ditonton kini sangat jarang ditemui. Hal tersebut sangat mempengaruhi eksistensi seni pewayangan baik dari sisi kekaryaannya maupun individu kreator wayang tersebut. Kendati demikian, para dalang dengan semangatnya tetap mencari ruang untuk mengeksplorasi diri dan menggali potensi yang ada serta memanfaatkan teknologi yang berjalan dengan cepat ditengah rongga nafas kehidupan masyarakat masa kini termasuk para seniman pedalangan di Bali.
Keberadaan teknologi serta media sosial yang sebelumnya dikhawatirkan akan menyaingi kesenian wayang sebagai sebuah tontonan nyatanya kini saling berdampingan, terlihat dari hadirnya kesenian wayang dalam berbagai media sosial melalui teknologi yang dimanfaatkan oleh para kreator wayang sehingga pertunjukan wayang dapat hadir dimanapun dan dinikmati oleh penikmatnya.
Pada tahun 2019 yang lalu saat semua orang menggunakan media komunikasi zoom meeting sebagai alat berkomunikasi baik dalam bentuk rapat, kuliah, ataupun hal lainnya. Penulis mencoba untuk memanfaatkan salah satu fitur yang ada dalam zoom meeting tersebut sebagai media permainan wayang. Zoom meeting merupakan sebuah media komunikasi yang didalamnya terdapat fitur virtual background sebagai wahana untuk menampilkan gambar yang terdapat dibelakang si penggunnya, gambar pada fitur ini dapat diganti sesuai dengan yang diinginkan sehingga tampilan pada saat mengisi kelas atau rapat terlihat menarik. Dalam eksplorasi ini, penulis mencoba untuk menggunakan fitur virtual background dengan memakai teknik greenscreen menggunakan layar berwarna hijau sebagai media utama yang nantinya menjadi wahana dalam background.
Ditengah perjalanan eksplorasi ini, Dr. I Dewa Ketut Wicaksana menawarkan sebuah ruang kepada penulis untuk menggarap sebuah karya wayang yang ditujukan untuk anak-anak. Penggarapan wayang ini merupakan salah satu bagian dari sebuah penelitian yang dilakukan oleh beliau beserta tim. Menjawab tawaran tersebut, penulis menawarkan eksplorasi yang sudah diformulasikan sebelumnya sebagai sebuah karya wayang untuk dihadirkan dalam bentuk dimensi anak-anak. Eksplorasi ini dilanjutkan dengan membuat wayang baru dengan tokoh-tokoh yang dibuat baru agar mampun menyentuh dunia anak-anak sesuai dengan yang diharapkan.
Wayang dalam eksplorasi ini berbahan dasar kertas solex dengan ketebalan yang cukup sehingga tidak mudah robek dan mudah untuk ukir. Penggunaan kertas solex ini semata-mata sebagai bahan eksplorasi karena jika dianggap cukup maka akan dipindahkan ke bahan kulit sebagai bahan utama dalam pembuatan wayang. Wayang yang digunakan tanpa mengandung unsur berwarna hijau. hal tersebut dikarenakan kain yang digunakan sebagai layar background yaitu memakai warna hijau (greenscreen) sehingga jika dalam media wayang terdapat unsur warna hijau maka dalam visualnya nanti wayang akan membaur bersama background yang digunakan.
Walaupun secara visual hasil menggunakan zoom meeting sebagai wahana menampilkan wayang tidak sesempurna menggunakan kamera dengan editing yang sedemikian rupa namun dari sisi efisiennya sangatlah memudahkan dalam menyajikan wayang untuk dinikmati atau ditonton dengan hanya bermodal media komunikasi ini, melihat penggunaan aplikasi ini untuk sementara waktu menjadi kebutuhan utama dalam berbagai kegiatan.
Tujuan eksplorasi ini selain sebagai media pengembangan diri juga untuk menunjukan bahwa wayang sebagai salah satu kesenian tradisional dengan fleksibelitasnya dapat bersaing dan masuk Bersama teknologi masa kini sehingga mampu dihadirkan dalam media apapun termasuk dalam media komunikasi yang sering digunakan saat ini yaitu zoom meeting melalui fitur virtual background dimana sebagai sebuah media edukasi wayang dapat dimainkan dengan leluasa dan menarik. [T]