Gong Suling adalah sebuah bentuk gamelan Bali yang tergolong baru dengan instrumen utamanya adalah seruling/suling. Gamelan Gong Suling adalah barungan gamelan yang didominir oleh alat-alat tiup suling bambu yang didukung oleh instrumen-instrumen lainnyasebagai pelengkap. Gamelan yang berlaras pelog lima nada ini diperkirakan muncul sekitar tahun 1950 (Team Survey ASTI).
Gong Suling pada hakekatnya merupakan pengembangan dari Gong Kebyar, tabuh-tabuh yang dibawakan hampir semuanya berasal dari Gong Kakebyaran, hanya saja pembawa melodinya tidak lagi gangsa yang terbuat dari kerawang melainkan sejumlah suling bambu.
Di dalam gamelan Gong Suling terdapat berbagai jenis suling bambu dengan berbagai ukuran. Diantaranya ada suling Gede yang berfungsi sebagai pembawa melodi dasar lagu, Suling menengah sebagai pembuat jalinan melodi, dan suling cenik atau suling kecil sebagai pemanis lagu.
Ada sedikitnya 30 suling di dalam barungan ini. Tingkatan tinggi rendah nadanya meniru tingkatan bunyi gangsa dalam Gong Kebyar. Lebih dari itu fungsi dari masing-masing instrumen juga disusun seperti Gong Kebyar, ada suling yang berfungsi sebagai Jegogan, Jublag, Ugal, Pemade dan Kantilan.
Sempidi adalah salah satu daerah di Kabupaten Badung yang dikenal dengan kesenian Gong Sulingnya. Gong Suling di Sempidi muncul atau terbentuk pada tahun 1959 atas pemerakarsa Anak Agung Mandor (alm) dan I Ketut Rempuh/ Pan Kompyang.
Kedua tokoh ini mencetuskan ide membentuk Sekaa Gong Suling dengan merekrut anggota atau pemain dari masing-masing banjar yang ada di Kelurahan Sempidi. Sekaa Gong Suling Sempidi ini kemudian diberi nama Gong Suling Kesuma Sari Sempidi. Adapun anggota Sekaa Gong Suling Kesuma Sari Sempidi, seperti ditunjukan pada tabel berikut.

Dari table di atas, menunjukan anggota Sekaa Gong Suling Sempidi tersebar di setiap banjar di Kelurahan Sempidi. Diantara mereka kebayakan sudah meninggal. Sekaa yang masih hidup yakni Bapak Sueni dari Banjar Umagunung, Bapak Ketut Sudika ,Jro Mangku Pasek, dari Banjar Kwanji Kaja, I Ketut Rempuh dari Banjar Gerokgak, dan Made Suarna/Jro Mangku Sonteng dari Banjar Tengah Sempidi.
Secara instrumentasi, Gong Suling Sempidi terdiri dari beberapa instrument, diantaranya: Suling Cenik, Suling Menengah, Suling Gede (disebut juga dengan Suling Jublag karena memainkan motif melodi seperti pukulan Jublag dalam gamelan Gong Kebyar), Kajar, Kecek, Kemong, Kendang Lanang dan Wadon, dan Instrumen Gong Pulu. Suling Jublag berukuran diameter lubang 2 cm dan panjang 56,5 cm. Suling Menengah (Suling Riong) berukuran diameter lubang 1,6 cm dan panjang 39 cm.


Gong Suling Sempidi dahulu juga pernah dibina oleh I Nyoman Jayus asal Sangkar Agung, Jembrana. Namun ini tidak berlangsung lama, dikarenakan Sekaa Gong Suling Sempidi sudah dianggap mampu untuk memainkan gending-gending kekebyaran yang sebelumnya mereka kuasai.
Selanjutnya atas pembinaan secara intern dilakukan oleh Pan Kompyang (I Ketut Rempuh), I Made Keneng, dan anggota sekaa yang lain. Sehingga memasuki era tahun 1960-1980an, Sekaa Gong Suling Sempidi mampu bergema dan menunjukan taringnya di kancah kesenian Bali kala itu.
Gong Suling Sempidi memainkan beberapa jenis gending-gending kekebyaran dan iringan tari Bali seperti; gending Legong, Legod Bawa, Panji Semirang, Mregepati, Tenun, Kebyar Duduk, Jaran Sirig, dan karya tari iringan tari Pancasila (Tari Nusantara). Para penari dari Gong Suling Sempidi ini juga berasal dari lingkungan Sempidi.
Gong Suling Sempidi, dahulu kerap diundang untuk melakukan pementasan ke beberapa daerah di Bali, seperti; ke Negara Jembrana, Sangkar Agung, Yeh Embang, Baturiti, Tanah Lot, Banjar Juwet Abiansemal, Gumrih, Kesiman, Gianyar, Serampingan Tabanan, Kerambitan, Lukluk, dan beberapa tempat lainnya yang tidak mampu diingat “tutur I Ketut Rempuh 27 Desember 2021”.
Pementasan dari satu lokasi bisa mencapai satu hingga tiga kali pementasan. Ini membuktikan bahwa Gong Suling Sempidi mampu membius penikmatnya dan mempunyai karismatik di hati masyarakat Bali. Selain itu, memasuki era tahun 1990-an, sekaa Gong Suling ini juga didaulat untuk perekaman oleh TVRI dengan lokasi syuting di Pura Tanah Lot dalam rangka lomba TVRI se-Indonesia yang bertajuk Musik Bambu Indonesia, maka dipilihlah Gong Suling Kesuma Mekar Sempidi sebagai wakil TVRI Bali kala itu.
Seiring berjalannya waktu, kemasyuran Gong Suling Sempidi hingga diundang sebagai pengisi entertainment di beberapa Hotel di Bali, seperti; Bali Beach, Club Med, dan hotel lainnya. Mereka melakukan pertunjukan secara rutin tiap minggunya. Akan tetapi seiring berjalannya waktu, usia mereka pun semakin senja. Diantara mereka telah berpulang satu persatu, sehingga berimbas pada menurunnya performa Gong Suling ini.[T]
Sumber:
- Wawancara dengan I Ketut Rempuh: 27 Desember 2021
- Wawancara dengan I Made Keneng: 27 Desember 2021
- http://www.babadbali.com/seni/gamelan/ga-gong-suling.htm