Saat ini, lukisan water color belum mendapat posisi yang sama dengan lukisan dengan medium lain.
“Lukisan yang menggunakan cat air biasanya hanya dinggap sebagai ekstra kurikuler di sekolah-sekolah,” kata Silvia Zulaika, founder Indonesia Watercolor Sumit (IWCS), saat pembukaan pameran lukisan cat air yang bertajuk “We All Connected” di Komaneka Fine Art Gallery, Keramas Gianyar, Bali, Minggu, 5 Desember 2021. Pameran akan ber;angsung hingga 15 Desember 2021.
Di luar negeri, lanjut Silvia, banyak orang mengeksplorasi lukisan dengan cat air sehingga karya itu bernilai tinggi. Tapi, menurut Silvia, meningkatkan nilai lukisan water color harus diimbangi dengan media seperti kertas, kuas, dan cat yang juga berkualitas. Sementara itu, di Indonesia sendiri, lukisan dengan media water color belum mendapat perhatian yang serius.
Nah, untuk itulah terbentuk Indonesia Watercolor Sumit (IWCS). IWCS terbentuk pada masa pandemi, ketika itu rencananya kelas-kelas dibuka setiap setahun sekali, namun melihat antusias para peserta yang tinggi, kelas pun dibuka menjadi setahun dua kali.
Kelompok ini mengemban misi untuk mempromosikan lukisan cat air agar bernilai lebih layak secara ekonomi dan menjadikan seniman cat air yang mandiri, berpengetahuan luas, dan berkembang seperti media-media seni rupa lainnya sesuai dengan perkembangan zaman, sehingga profesi tersebut dapat diandalkan sebagai penghasilan tetap, khususnya bagi seniman-seniman cat air muda.
Pada kesempatan kali ini, ICWS mengadakan pameran di Komaneka Fine Art Gallery, Keramas Gianyar, yang pembukaanny6a dihadiri oleh beberapa seniman lain, seperti Nyoman Erawan, Kun Adnyana, dan Jean Couteau.
Menurut Silvia, pameran ini diadakan di Bali lantaran Bali merupakan wilayah yang mempunyai akses internasional yang terbuka. Selain itu Bali dikenal banyak orang. Hal ini sejalan dengan tujuan pameran ini, yaitu memberi kesempatan terutama kepada artis muda untuk melatih kepercayaan diri agar berkarya lebih baik lagi.
Pameran kali ini, menampilkan lebih dari 60 karya dari 35 artis cat air. Menariknya sebagian besar artis yang turut dalam pameran ini adalah perempuan. Hal ini menunjukan bahwa ruang kesenian, khususnya seni lukis, adalah ruang yang terbuka bagi siapa pun. Latar belakang para peserta pameran pun beragam, mulai dari ibu rumah tangga, bankir, dosen, dan sebagainya, dan peserta pameran berasal dari berbagai wilayah di Indonesia.
Jesika yang merupakan salah satu peserta pameran ini adalah seorang bankir asal Jakarta. Ia mengaku sempat meninggalkan dunia menggambar karena kesibukan kerja, tapi kemudian kembali lagi karena menggambar memberi ruang untuk penyegaran ulang dari kesibukan sehari-hari.
Tapi kini, para artis watercolor ini memandang seni lukis watercolor sebagai suatu hal yang lebih dari mengisi waktu luang, tetapi sebagai suatu ekosistem seni yang kompleks.
Silvia mengatakan bahwa Indonesia Watercolor Sumit mengusahakan para anggota untuk bisa berdikari dengan kesenian, sehingga IWCS membuat program lelang online. Berdasarkan kegiatan lelang online yang telah dilakukan, sebanyak 60% lukisan watercolor laku terjual.
Melalui program workhsop, mereka juga bisa mengelola pengetahuan yang mereka miliki. “Mengelola pengetahuan atas teknik-teknik melukis dengan watercolor sebagai sumber penghidupan,” terang Jesika.
Selain itu, Jesika menjelaskan bahwa seni lukis watercolor adalah seni lukis yang unik. Ada beberapa hal yang tidak bisa dilakukan di seni lukis dengan alat dan media berbeda. Hal itu adalah satu kekuatan seni lukis ini yang tidak ada pada seni lukis lain.
Lukisan yang dipamerkan pada event kali ini tetap melalu proses kurasi oleh kurator sekaligus mentor yang masing-masing berasal dari Italia dan Rusia. Namun, menariknya, para pelukis ini berproses selama satu tahun dan beberapa di antaranya mengalami lonjakan proses dan semua itu diperhatikan oleh para mentor sebagai capaian proses para kreator.
Dan, meski tema pameran ini adalah lingkungan, akan tetapi hal itu tidak kaku, tidak menutup kemungkinan untuk mengeksplorasi tema-tema lain oleh para pelukis.
Indonesia Watercolor Sumit adalah satu ruang untuk berproses sekaligus membangun ekosistem seni, branding diri pelukis, dan ruang untuk mempraktekan langsung ilmu yang didapat untuk mendukung para peserta belajar menjadi seniman yang hidup, berkembang, peduli, serta dapat berperan dalam masyarakat. [T][Agus Wiratama]