Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) menggelar road to Indonesia Digital Conference, Rabu (17/11). Khusus untuk Bali mengambil tema Akselerasi UMKM Bali. Sebab dalam masa pandemi covid -19 ini IKM dan UMKM Bali layaknya cahaya lilin yang memberikan harapan menjadi cahaya terang.
Dalam digital conferensi tersebut terdapat empat pembicara yang hadir. Yaitu Ketua Dekranasda Bali, Putri Suastini Koster. Direktur Utama Bank BPD Bali, I Nyoman Sudharma. Pengusaha Oleh-Oleh Krisna, Ajik Krisna, dan CEO Bali Mall, Ni Wayan Sri Ariyani.
Ketua AMSI Bali, I Nengah Muliarta menjelaskan pihaknya menggelar kegiatan tersebut untuk menyumbang pemikiran untuk IKM dan UMKM di Bali. “AMSI Bali ingin terlibat dalam IKM dan UMKM di tengah pandemi. Sisi lain kami berupaya dapat terlibat dalam literasi media, sebab IKM dan UMKM harus didorong bersama dari hulu ke hilir dalam digitalisasi,” jelasnya.
Ketua Dekranasda Bali, Putri Suastini Koster menjelaskan IKM dan UMKM di Bali saat ini seperti cahaya lilin. Pasalnya cahaya yang kecil akan dapat bertahan hingga bersinar terang di tengah pandemi untuk bangkit kembali.
“Digitaliasi ini menandakan bahwa usaha tidak harus ada kantor di kota besar, tetapi dari desa dapat membantu dan mengawal dan evaluasi sebagai bentuk kontrol sosial. Semoga ini dapat memberikan kontribusi bagi IKM dan UMKM di Bali,” paparnya.
Meski di tengah pandemi, sudah seharusnya para IKM dan UMKM harus bangkit untuk memulai menata bangkit kembali. “IKM dan UMKM ternyata merupakan lilin kecil, di tengah kita masih memberikan cahaya terang untuk bangkit,” ujar Suastini Koster.
Salah satu kegiatan yang dilakukannya selaku Ketua Dekranasda dengan mengajak pelaku usaha membawa kerajinannya di pameran untuk ditawarkan ke konsumen langsung. Keuntungannya pun langsung ke konsumen, dibantu dengan beberapa kebijakan Gubernur Wayan Koster untuk penggunaan tenun tradisional dan memanfaatkan produk lokal Bali.
Kepala Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik Provinsi Bali, Gede Pramana mengapresiasi kegiatan digitaliasi tersebut. Merupakan sebuah momentum untuk pelaku usaha di Bali dalam mendorong mempromosikan produknya.
“Kami mengapresiasi kegiatan ini di masa pandemi, merupakan momentun digitalisasi agar cepat bekerja mendorong penyebaran produk dan beberapa hal,” ujarnya.
Dunia digitalisasi disebutkan sebagai perubahan irama dalam dunia usaha, salah satunya yang dapat dimanfaatkan oleh IKM dan UMKM di Bali. Digitalisasi memberi peluang seperti pengiriman barang dan pembayaran non tunai.
“Memberi daya tambah ekonomi secara signifikan, dan bergerak seirama sebagai upaya pelaku UMKM agar go internasional. Sebab pandemi banyak pelaku pariwisata ke UMKM yang awalnya di sektor pariwisata,” katanya.
Sementara Ajik Krisna menceritakan dirinya selaku pengusaha yang terdampak covid 19. Bahkan terpaksa merumahkan karyawannya sebanyak 2 ribu karyawan. Meski demikian, dia rela menjual mobil mewahnya untuk biaya memberikan sembako kepada karyawannya tersebut selama dirumahkan.
“Beralih bertani, mau tidak mau saya harus merumahkan 2 ribu karyawan. Tapi tetap dengan membagikan sembako setiap bulan, dengan menjual mobil mewah untuk membantu makan mereka,” jelas dia.
Ajik Krisna juga mengunjungi karyawannya tanpa sepengetahuan mereka. Supaya dia dapat melihat aktivitas karyawannya di masa pandemi. “Bulan kelima baru kami berkebun ada lahan 23 hektare di Bali utara, dan lahannya cocok ditanam kacang. Tujuannya untuk mengilangkan setres saja awalnya,” papar dia.
Proses panen kacang tanah, baru bisa dipanen setelah tiga bulan. Bahkan Putri Suastini Koster disebutkan ikut panen kacang tanah. “Kami juga banyak belajar dari Ibu Putri Suastini karena mensuport, dan banyak belajar dari beliau. Sering diajak ngobrol kita harus bangkitkan UMKM di masa pandemi, jangan menyerah, harus bangkit tidak boleh menyerah,” ucapnya.
CEO Bali Mall, Ni Wayan Sri Ariyani menjelaskan secara teknis terlahir aplikasi di masa pandemi. “Secara teknis inovasi terlahir di masa pandemi. Inovasi produk, menghasilkan inovasi pemasaran dengan membuat e -marketplace yang tidak pernah terpikirkan,” katanya.
Ia menyampaikan memang marketplace di Indonesia jarang dan berbeda jauh dengan luar negeri yang besar. “Pandemi ini ada hikmahnya dalam aplikasi untuk berkembang yang terjadi sekarang untuk penyebarluasan produk,” tutupnya.
Sedangkan Direktur Utama Bank BPD Bali, I Nyoman Sudharma saat ini dalam pemberdayaan IKM dan UMKM pihaknya telah melakukan kebijakan. “Terutama untuk pemerintah melakukan pembelanjaan pada UMKM, dan kebijakan lainnya. Tentu ini memberikan kemudahan khususnya dalam menopang pertumbuhan ekonomi,” pungkasnya.
Sesi webinar AMSI Bali ini didukung oleh kampus-kampus di antaranya Universitas Warmadewa, Universitas Ngurah Rai, Fisip Universitas udayana, Sekolah Tinggi Agama Hindu Negeri Mpu Kuturan, Singaraja, Lembaga Insan Bina Usaha UMKM Bali, HMI Cabang Denpasar, GMNI Denpasar, PD KMHDI Bali, Universitas Dwijendra.
IDC AMSI 2021 ini juga mendapat dukungan dari Google, BNI, Astra, Bank Raya, PT. PLN Persero, Pertamina, bank BJB, PT. Bank Central Asia. Tbk, PT. Bank Pembangunan Daerah Bali, Bank Jatim, Pemerintah Kabupaten Bojonegoro, Bali Mall, Kedai Tiga Nyonya, MS Glow, dan Bank Kaltimtara. [T][*][R]