15 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Teater Lama dan Teater Sebentar | Bagian I : Teks dan Tubuh

Ridwan HasyimibyRidwan Hasyimi
June 28, 2021
inEsai
Teater Lama dan Teater Sebentar | Bagian I : Teks dan Tubuh

Pementasan Teater "Perempuan Tanpa Nama" oleh Komunitas Mahima, 23/07/2017 [Foto: Agus Wiryadi]

Ketika pertama kali mendengar bahwa latihan teater cukup tujuh sampai sepuluh kali pertemuan, saya sungguh terkejut. Waktu itu, seorang mahasiswa tingkat akhir dari sebuah kampus seni yang mengatakannya kepada saya. Saya yang berasal dari kampung dan bukan anak kuliahan sungguh heran, takjub, dan terkesima demi mendengar informasi yang disampaikan dengan sangat meyakinkan dan penuh percaya diri itu.

Hebat betul kakak-kakak dari kampus seni ini. Latihan teater cukup satu atau dua minggu. Saya yang mati-matian latihan tiga bulan saja masih sering merasa kurang dan tidak percaya diri.

Itu dulu, sekitar tahun 2008. Hari ini, saya tidak lagi terkejut mendengar hal demikian. Bukan hanya mendengar, bahkan menyaksikannya sendiri. Sekali dua kali pernah juga ikut mencoba bermain dan menggarap “teater sebentar” yang mutunya bikin rasa percaya diri saya ciut.

Kali pertama bersinggungan dengan teater saya diajarkan metode akting realis. Konon, ini adalah pondasi sebelum bertualang berbagai “sekte” teater yang tak habis-habisnya diperbaharui itu. Segalanya musti detil dan terperinci ketika berhadapan dengan realis(me?). Kan “kehidupan yang dipanggungkan”. Meski sering kali tak disadari, tapi bukankah hidup juga detil dan terperinci?

Yang pertama kali dihantam adalah teks. Dibaca, dibedah, dan dipahami bahkan hingga kata per kata. Apa maksud kalimat ini? Apa motivasinya? Kepada siapa kalimat ini disampaikan? Apa maksud penulis naskah dengan mengangkat tema ini? Kapan lakon ini dibuat? Bagaimana kondisi ketika lakon ini ditulis? Siapa dan bagaimana pengarangnya? Bagaimana karakter si tokoh berdasarkan sejumlah keterangan yang tersurat dalam teks? Pertanyaan-pertanyaan serupa itu wajib tuntas sebelum melangkah lebih jauh tahap berikutnya.

Jawaban kadang kala tidak datang seketika saat teks dibedah. Kadang sehari kemudian. Seminggu. Sebulan. Beberapa pertanyaan bahkan tidak ketemu jawabannya sampai pertunjukan berakhir. Sungguh malang.

Sambil mencari jawaban, tubuh dihantam dengan berbagai teknik olah tubuh demi sesuai dengan tubuh tokoh yang dikehendaki lakon. Sebelum itu, hal-hal dasar musti tuntas dahulu: stamina, power, daya tahan, kelenturan, musikalitas tubuh, dan lain sebagainya. Singkatnya, ke-tubuh-an-ku.

Ibarat lukisan, tubuh adalah kanvas. Tubuh aktor tidak hadir bak kanvas putih, melainkan penuh bercak dan coretan. Itu adalah biografi tubuh.

Sebelum kenal tubuh tokoh, terlebih dulu saya harus kenal betul tubuh saya sendiri, luar dan dalam. Saya pernah terlibat kecelakaan lalu lintas hebat semasa sekolah. Salah satu ruas tulang saya mengalami dislokasi. Akibatnya, tinggi bahu kanan dan kiri saya tidak sama. Lengan kanan saya mudah sekali pegal jika digerakan terus menerus. Keseimbangan tubuh saya juga kurang baik. Hal-hal semacam ini saya anggap sebagai bagian dari biografi tubuh yang mustahil saya elakan.

Bau badan, alergi, penyakit kronis, postur tubuh, bentuk wajah, warna kulit, irama dan tempo tubuh, serta segala tek-tek bengek ke-tubuh-an-ku harus diketahui, dikenali, dipahami, disadari, dan diterima dengan mutlak. Aktor yang menolak tubuhnya sendiri akan repot ketika berkenalan dengan tubuh lain, termasuk tubuh tokoh.

Tubuh luar termasuk juga di dalamnya suara. Saya tahu, kenal, paham, sadar, dan menerima bahwa saya cacat nada. Sulit sekali bagi saya untuk bernyanyi dengan benar. Apalagi baik dan indah. Saya terima itu seraya mengembangkan sesuatu yang lain dari suara saya. Saya tidak bisa bernyanyi, tapi saya masih mungkin memperkuat volume, memperjelas artikulasi, melatih intonasi, teknik, dan gaya tutur, serta bermain-main dengan stilisasi suara bila diperlukan.

Tuntas dengan tubuh luar, tahap selanjutnya yang diajarkan guru-guru saya adalah mengetahui, mengenali, memahami, menyadari, dan menerima tubuh dalam. Saya menggunakan istilah tubuh dalam demi terhindar dari dikotomi tubuh-jiwa, tubuh-pikiran, jiwa-raga, lahir-batin, fisik-metafisik, dan semacamnya.  Pikiran, emosi, dan spiritualitas menurut saya adalah tubuh juga. Bedanya, ketiga hal yang disebut belakangan itu tak nampak, tak terindra, seperti tubuh luar. Tapi mereka ada dalam/pada/di tubuh yang “itu-itu juga”, tubuh yang nampak, yang terindra.

Tubuh luar akan sakit ketika kejedot atau teriris pisau. Tubuh dalam juga begitu. Kalau emosinya kejedot, ya, bisa sakit juga kan? Tubuh luar bisa puas dan “gembira” ketika perut kenyang, tidur nyenyak, terangsang atau orgasme ketika berhubungan seks. Demikian pula tubuh dalam. Pikiran juga puas dan gembira, bisa terangsang dan orgasme, ketika mendapat asupan pengetahuan yang konstruktif atau informasi baru yang mencerahkan. Seperti pembuluh darah, spiritualitas juga bisa pengalami penyempitan.     

Guru-guru saya mengajarkan, sebelum “mengundang” tubuh tokoh ke tubuh aktor, wajib hukumnya aktor tahu, kenal, paham, sadar, dan nrimo dengan tubuhnya sendir, luar dan dalam.

Setelah teks dan tubuh “dibongkar” sedemikian rupa, barulah tubuh tokoh dapat perlahan-lahan diundang ke tubuh aktor. Dari mana pengetahuan mengenai tubuh tokoh itu muncul? Dasarnya dari teks. Kemudian dikembangkan melalui eksplorasi berdasarkan ke-tubuh-an-ku.

Tokoh bertangan kidal, sementara saya tidak. Mau tak mau, saya harus membiasakan diri untuk kidal. Karena faktor usia dan penyakit tertentu, tokoh berjalan dengan cara menyeret kaki kirinya. Saya harus membiasakan diri dengan cara berjalan itu.

Bagaimana tokoh minum, makan, cara tidur, cara bangun dari tidur ke duduk, cara bangun dari tidur ke berdiri, cara duduk, posisi duduk, cara berdiri dari duduk, cara ngupil, cara mencungkil makanan di gigi, dan lain sebagainya. Apakah tokoh tergolong orang yang kaya akan gestur ketika berbicara? Bagaimana ia mengucapkan kata “aku”? Apakah ia tipe orang yang bibirnya optimal bergerak ketika bicara, atau sebaliknya?

Setelah segala informasi ke-tubuh-an tokoh diketahui berdasarkan teks, selanjutnya tinggal mengembangkan dan menakar agar pas dengan ke-tubuh-an-ku dan konsep sutradara. Jalannya adalah eksplorasi. Yang tak kalah penting: diskusi dengan sutradara dan sesama pemain. Terlebih lawan main. Ini penting! Sebab, aktor tidak hanya bermain untuk dan bersama dirinya sendiri, tapi juga untuk dan bersama orang lain (penonton dan lawan main).

Kendati demikian, aktor musti punya otoritas atas tubuh dan perannya. Masukan-masukan ketika diskusi tidak musti ditelan bulat sebagai perintah. Statusnya adalah asupan yang harus dicerna. Sebagaimana sesuatu yang cerna, ada yang diproses lebih lanjut menjadi energi. Ada pula yang berakhir menjadi feses.

Agar mampu mencerna dengan baik, aktor harus otonom atas tubuh dan perannya. Agar mampu otonom, aktor mustilah kokoh tubuh luar dan dalamnya serta percaya diri. Agar mampu kokoh dan percaya diri, aktor harus mau belajar agar “berisi”. Kekokohan dan rasa percaya diri yang dibangun tanpa belajar adalah palsu dan keropos.

Kira-kira, butuh waktu berapa lama untuk memproses bedah teks; tahu, kenal, sadar, paham, dan terima ke-tubuh-an-ku; dan tahu, kenal, sadar, paham, dan terima ke-tubuh-an tokoh? Lama atau sebentar? [T]

Tags: Seniseni pertunjukanTeaterTubuh
Previous Post

Perempuan yang Menangis kepada Bulan Hitam | Sebuah Sisi Gelap dari Tradisi Kawin Tangkap

Next Post

Nyoman Suardika, Pengolah Arak dari Kubu, Memanjat 50 Pohon Lontar Saban Hari

Ridwan Hasyimi

Ridwan Hasyimi

Pekerja Seni. Tinggal di Tasikmalaya, Jawa Barat

Next Post
Nyoman Suardika, Pengolah Arak dari Kubu, Memanjat 50 Pohon Lontar Saban Hari

Nyoman Suardika, Pengolah Arak dari Kubu, Memanjat 50 Pohon Lontar Saban Hari

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ulun Pangkung Menjadi Favorit: Penilaian Sensorik, Afektif, atau Intelektual?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • ”Married by Accident” Bukan Pernikahan Manis Cinderella

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

    ‘Puisi Visual’ I Nyoman Diwarupa

    by Hartanto
    May 14, 2025
    0
    ‘Puisi Visual’ I Nyoman Diwarupa

    BERANJAK dari karya dwi matra Diwarupa yang bertajuk “Metastomata 1& 2” ini, ia mengusung suatu bentuk abstrak. Menurutnya, secara empiris...

    Read more

    Menakar Kemelekan Informasi Suku Baduy

    by Asep Kurnia
    May 14, 2025
    0
    Tugas Etnis Baduy: “Ngasuh Ratu Ngayak Menak”

    “Di era teknologi digital, siapa pun manusia yang lebih awal memiliki informasi maka dia akan jadi Raja dan siapa yang ...

    Read more

    Pendidikan di Era Kolonial, Sebuah Catatan Perenungan

    by Pandu Adithama Wisnuputra
    May 13, 2025
    0
    Mengemas Masa Silam: Tantangan Pembelajaran Sejarah bagi Generasi Muda

    PENDIDIKAN adalah hak semua orang tanpa kecuali, termasuk di negeri kita. Hak untuk mendapatkan pendidikan yang layak,  dijamin oleh konstitusi...

    Read more
    Selengkapnya

    BERITA

    • All
    • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
      Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

      Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

      May 13, 2025
      “Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

      “Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

      May 8, 2025
      Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

      Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

      May 7, 2025
      Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

      Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

      April 27, 2025
      Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

      Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

      April 23, 2025
      Selengkapnya

      FEATURE

      • All
      • Feature
      • Khas
      • Tualang
      • Persona
      • Historia
      • Milenial
      • Kuliner
      • Pop
      • Gaya
      • Pameran
      • Panggung
        45 Tahun Rasa itu Tak Mati-mati: Ini Kisah Siobak Seririt Penakluk Hati
        Kuliner

        45 Tahun Rasa itu Tak Mati-mati: Ini Kisah Siobak Seririt Penakluk Hati

        SIANG itu, langit Seririt menumpahkan rintik hujan tanpa henti. Tiba-tiba, ibu saya melontarkan keinginan yang tak terbantahkan. ”Mang, rasanya enak...

        by Komang Puja Savitri
        May 14, 2025
        Pendekatan “Deep Learning” dalam Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila 
        Khas

        Pendekatan “Deep Learning” dalam Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila

        PROJEK Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P-5) di SMA Negeri 2 Kuta Selatan (Toska)  telah memasuki fase akhir, bersamaan dengan berakhirnya...

        by I Nyoman Tingkat
        May 12, 2025
        Diskusi dan Pameran Seni dalam Peluncuran Fasilitas Black Soldier Fly di Kulidan Kitchen and Space
        Pameran

        Diskusi dan Pameran Seni dalam Peluncuran Fasilitas Black Soldier Fly di Kulidan Kitchen and Space

        JUMLAH karya seni yang dipamerkan, tidaklah terlalu banyak. Tetapi, karya seni itu menarik pengunjung. Selain idenya unik, makna dan pesan...

        by Nyoman Budarsana
        May 11, 2025
        Selengkapnya

        FIKSI

        • All
        • Fiksi
        • Cerpen
        • Puisi
        • Dongeng
          Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

          Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

          May 11, 2025
          Ambulan dan Obor Api | Cerpen Sonhaji Abdullah

          Ambulan dan Obor Api | Cerpen Sonhaji Abdullah

          May 11, 2025
          Bob & Ciko | Dongeng Masa Kini

          Bob & Ciko | Dongeng Masa Kini

          May 11, 2025
          Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

          Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

          May 10, 2025
          Puisi-puisi Pramita Shade | Peranjakan Dua Puluhan

          Puisi-puisi Pramita Shade | Peranjakan Dua Puluhan

          May 10, 2025
          Selengkapnya

          LIPUTAN KHUSUS

          • All
          • Liputan Khusus
            Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
            Liputan Khusus

            Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

            SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

            by Jaswanto
            February 28, 2025
            Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
            Liputan Khusus

            Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

            SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

            by Made Adnyana Ole
            February 13, 2025
            Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
            Liputan Khusus

            Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

            BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

            by Jaswanto
            February 10, 2025
            Selengkapnya

            ENGLISH COLUMN

            • All
            • Essay
            • Fiction
            • Poetry
            • Features
              Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

              Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

              March 8, 2025
              Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

              Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

              November 30, 2024
              The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

              The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

              September 10, 2024
              The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

              The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

              July 21, 2024
              Bali, the Island of the Gods

              Bali, the Island of the Gods

              May 19, 2024

              TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

              • Penulis
              • Tentang & Redaksi
              • Kirim Naskah
              • Pedoman Media Siber
              • Kebijakan Privasi
              • Desclaimer

              Copyright © 2016-2024, tatkala.co

              Welcome Back!

              Login to your account below

              Forgotten Password?

              Retrieve your password

              Please enter your username or email address to reset your password.

              Log In
              No Result
              View All Result
              • Beranda
              • Feature
                • Khas
                • Tualang
                • Persona
                • Historia
                • Milenial
                • Kuliner
                • Pop
                • Gaya
                • Pameran
                • Panggung
              • Berita
                • Ekonomi
                • Pariwisata
                • Pemerintahan
                • Budaya
                • Hiburan
                • Politik
                • Hukum
                • Kesehatan
                • Olahraga
                • Pendidikan
                • Pertanian
                • Lingkungan
                • Liputan Khusus
              • Kritik & Opini
                • Esai
                • Opini
                • Ulas Buku
                • Ulas Film
                • Ulas Rupa
                • Ulas Pentas
                • Kritik Sastra
                • Kritik Seni
                • Bahasa
                • Ulas Musik
              • Fiksi
                • Cerpen
                • Puisi
                • Dongeng
              • English Column
                • Essay
                • Fiction
                • Poetry
                • Features
              • Penulis

              Copyright © 2016-2024, tatkala.co