29 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Gandrung Petak, Gandrung Bang: Luka Dirayakan, Hidup Dimuliakan

Wayan SumahardikabyWayan Sumahardika
June 27, 2021
inKhas
Gandrung Petak, Gandrung Bang: Luka Dirayakan, Hidup Dimuliakan

Gandrung yang dipentaskan oleh Sekaa Padma Sandhi serangkaian Pesta Kesenian Bali, Selasa 22 Juni 2021. | Foto Disbud Bali

Luka bukan hanya bagian kehidupan yang mesti dilupakan. Luka juga punya sesuatu yang layak untuk dirayakan. Dalam konteks ini, tari boleh jadi merupakan suatu ekspresi pertemuan tubuh manusia untuk merayakan luka. Sebagaimana yang hadir pada pagelaran Gandrung yang dipentaskan oleh Sekaa Padma Sandhi serangkaian Pesta Kesenian Bali, Selasa 22 Juni 2021.

Pada hentak rindik gegandrangan, para pengibing gandrung datang silih berganti. Alih-alih saling beradu goyang, penari gandrung dan pengibing justru seperti tengah mengadu luka. Mereka menari. Senyum penari baur pada masing-masing wajah yang tertutup faceshield. Tak ada colak-colek menggoda, silat tangkis menghindari sentuhan atau serangkaian gerak improvisasi lain yang kerap muncul, manakala kotekan tabuh kian panas menyulut pentas.

Di atas panggung Ksirarnawa Art Centre Denpasar itu, penari gandrung dan pengibing melenggak-lenggokan tubuh mereka dengan sukacita, dengan sederhana, dengan hati-hati. Gandrung yang notabene begitu lekat dengan pola interaksi langsung antarpemain dan penontonnya, tampak mengalami penyesuaian dengan segala protokol kesehatan yang cukup ketat membayangi pertunjukan.

Pada kostum putih Gandrung Petak, narasi kesucian dan ketulusan tumbuh liat gemulai. Sementara pada kostum merah Gandrung Bang, narasi keberanian menguar dalam tangkas gerak penari. Kelindan merah-putih, keberanian-kesucian yang tertuang dalam pertunjukan seolah ingin mengingatkan masyarakat perihal semangat kebangsaan yang mesti diperkuat di tengah situasi pandemi yang melanda. Sebab luka pandemi tak hanya milik perorangan, sebaliknya, pandemi adalah luka bangsa, luka kita semua.

Demikianlah Sekaa Padma Sandhi mengungkap narasi pertunjukan mereka dalam merespon ‘Jiwa Paripurna Napas Pohon dan Kehidupan’ sebagai tema besar PKB 2021.

Gandrung yang dipentaskan oleh Sekaa Padma Sandhi serangkaian Pesta Kesenian Bali, Selasa 22 Juni 2021 | Foto Disbud Bali

Pemuliaan manusia kepada alam tertaut melalui bingkai tarian Gandrung. Tari ini sendiri sebenarnya mempunyai sejarah yang cukup panjang berkenaan dengan alam, luka dan hubungan dengan semangat kebangsaan. Gandrung adalah tari penghubung antara kebudayaan Banyuwangi, Bali dan Lombok.

Di Lombok, Gandrung mengalami proses adaptasi melalui pakem-pakem Gandrung Bali yang banyak menirukan gerak alam seperti binatang dan pepohonan. Di Banyuwangi tempat asalnya, narasi Gandrung tersusun atas serangkaian luka mulai dari perang Blambangan, penjajahan Belanda, tragedi 65 hingga stigma yang dilekatkan pada laki-laki penari Gandrung oleh sejumlah pihak yang membuat posisi tari ini kerap termarjinalkan.

Meski tak sepopuler di Banyuwangi, Gandrung Bali pun sesungguhnya juga begitu lekat dengan luka. Beberapa kisah perihal Gandrung kerap menghadirkan narasi kematian warga seperti yang terjadi di Banjar Suwung Batan Kendal Denpasar atau di Desa Batu Kandik Nusa Penida. Uniknya, semua cerita dilatari oleh wabah penyakit. Pada situasi tersebut, Gandrung memiliki peranan penting dalam kehidupan sosial masyarakat pengemponnya. Melalui mediasi penari laki-laki yang belum menginjak dewasa, Gandrung dipercaya sebagai tarian sakral menetralisir serangan wabah penyakit yang melanda masyarakat.

Begitu kuatnya narasi Gandrung dalam konteks wabah, sayangnya, dalam pargelaran yang berlangsung hampir 1,5 jam ini, narasi atas Gandrung tak benar-benar didedah secara lebih mendalam. Ketimbang mengeksplorasi kemungkinan sejarah sosial di balik Gandrung dan menautkannya dalam konteks hari ini, fokus pertunjukan justru diperlebar dengan menampilkan tari Pendet sebagai tari pembuka, dilanjutkan dengan Jauk Keras dan Condong, kemudian puncaknya adalah penampilan Gandrung Petak dan Gandrung Bang.

Hal ini membuat Gandrung tergelincir pada pertunjukan kebanyakan, dimana tari mengalami komodifikasi bentuk dari sakral menjadi profan. Konsekuensi yang terjadi kerapkali membuat tari kehilangan biografi asalinya. Sebagaimana pendet misalnya, dalam beberapa kesempatan didefinisikan dan difungsikan sama seperti tari Puspanjali atau Sekar Jagat sebagai tari pembuka acara. Pun demikian dengan tari Jauk Keras dan Condong. Bukan tidak mungkin, Gandrungpun akan mengalami nasib yang serupa. Disejajarkan sebagai tari penghibur layaknya Joged Bumbung atau Janger.

Sebagai tari kreasi, Gandrung Petak dan Gandrung Bang sesungguhnya mempunyai potensi cukup besar untuk dieksplorasi lebih lanjut terutama dari sisi sejarah, sosial serta struktur pertunjukannya. Tari adalah sekumpulan arsip yang memuat pengalaman tubuh manusia dengan Tuhan, alam dan sesama. Ia menyimpan berbagai ingatan tubuh dari masa ke masa. Gagasan ini memungkinan tari menjadi medium dialog antarzaman.

Pun dengan Gandrung Bali. Kehadiran Gandrung Petak dan Gandrung Bang penting untuk ditimbang sebagai medium untuk melacak eksistensi wabah di masa lalu sekaligus berfungsi sebagai wadah refleksi manusia Bali menghadapi situasi pandemi. Boleh jadi, pada situasi pandemi inilah Gandrung Bali menemukan konteks zamannya. Bukan hanya sebagai hiburan semata. Gandrung Bali adalah ruang ruwat masyakarakat untuk merayakan luka, memuliakan kehidupan.

Demikianlah, Gandrung Petak dan Gandrung Bang sedikit banyak telah membuka jalan bagi tumbuh dan berkembangnya narasi Gandrung di Bali. Semoga saja keberlanjutan eksistensi tak hanya tertambat di panggung PKB. [T]

Denpasar, 2021

Tags: Pesta Kesenian BaliPesta Kesenian Bali 2021Seniseni pertunjukanseni tari
Previous Post

Euro 2020, Kemenangan Sains Melawan Covid-19?

Next Post

Kadek Surya Prasetya Wiguna | Dulu Bergemilang Gaji Besar, Kini Bergelimang Kakao

Wayan Sumahardika

Wayan Sumahardika

Sutradara Teater Kalangan (dulu bernama Teater Tebu Tuh). Bergaul dan mengikuti proses menulis di Komunitas Mahima dan kini tercatat sebagai mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Pasca Sarjana Undiksha, Singaraja.

Next Post
Kadek Surya Prasetya Wiguna | Dulu Bergemilang Gaji Besar, Kini Bergelimang Kakao

Kadek Surya Prasetya Wiguna | Dulu Bergemilang Gaji Besar, Kini Bergelimang Kakao

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Film “Mungkin Kita Perlu Waktu” Tayang 15 Mei 2025 di Bioskop

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Sunyi yang Melawan dan Hal-hal yang Kita Bayangkan tentang Hidup : Film “All We Imagine as Light”

by Bayu Wira Handyan
May 28, 2025
0
Sunyi yang Melawan dan Hal-hal yang Kita Bayangkan tentang Hidup : Film “All We Imagine as Light”

DI kota-kota besar, suara-suara yang keras justru sering kali menutupi yang penting. Mesin-mesin bekerja, kendaraan berseliweran, klakson bersahutan, layar-layar menyala...

Read more

Karya-karya ‘Eka Warna’ Dollar Astawa

by Hartanto
May 28, 2025
0
Karya-karya ‘Eka Warna’ Dollar Astawa

SALAH satu penggayaan dalam seni rupa yang menarik bagi saya adalah gaya Abstraksionisme. Gaya ini bukan sekadar penolakan terhadap gambaran...

Read more

Waktu Terbaik Mengasuh dan Mengasah Kemampuan Anak: Catatan dari Kakawin Nītiśāstra

by Putu Eka Guna Yasa
May 28, 2025
0
Pawisik Durga, Galungan, dan Cinta Kasih

DI mata orang tua, seorang anak tetaplah anak kecil yang akan disayanginya sepanjang usia. Dalam kondisi apa pun, orang tua...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

May 13, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025
Panggung

Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025

LANGIT Singaraja masih menitikkan gerimis, Selasa 27 Mei 2025, ketika seniman-seniman muda itu mempersiapkan garapan seni untuk ditampilkan pada pembukaan...

by Komang Puja Savitri
May 28, 2025
Memperingati Seratus Tahun Walter Spies dengan Pameran ROOTS di ARMA Museum Ubud
Pameran

Memperingati Seratus Tahun Walter Spies dengan Pameran ROOTS di ARMA Museum Ubud

SERATUS tahun yang lalu, pelukis Jerman kelahiran Moskow, Walter Spies, mengunjungi Bali untuk pertama kalinya. Tak lama kemudian, Bali menjadi...

by Nyoman Budarsana
May 27, 2025
Pameran “Jaruh” I Komang Martha Sedana di TAT Art Space
Pameran

Pameran “Jaruh” I Komang Martha Sedana di TAT Art Space

ANAK-ANAK muda, utamanya pecinta seni yang masih berstatus mahasiswa seni sudah tak sabar menunggu pembukaan pameran bertajuk “Secret Energy Xchange”...

by Nyoman Budarsana
May 27, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [16]: Genderuwo di Pohon Besar Kampus

May 22, 2025
Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

May 17, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [15]: Memeluk Mayat di Kamar Jenazah

May 15, 2025
Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

May 11, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co