Pulau Bali atau yang sering disebut Pulau Dewata merupakan salah satu pulau di Indonesia yang memiliki banyak daya tarik dan keunikan, baik itu tempat wisata, kebudayaan, kuliner bahkan keindahan alamnya mengundang para wisatawan untuk mengunjungi pulau ini.
Dibalik potensi keindahan alam dan budayanya, pulau yang kita cintai ini memiliki permasalahan yang juga adalah masalah kita bersama yakni persoalan sampah plastik. Plastik terutama plastik kemasan dan kresek sudah menjadi bagian dari pola konsumsi kita sehari hari. Dan jika kita tidak bijak dalam memperlakukan plastik ini maka hanya akan berujung menjadi sampah yang mencemari lingkungan kita.
Fenomena inilah yang mendasari kami sebagai generasi muda dengan basis pengetahuan pendidikan seni rupa tergerak untuk ikut bersama sama memikirkan kontribusi kontribusi kecil yang bisa dilakukan dengan pendekatan artistik terkait persoalan sampah plastik ini.
Maka tercetuslah sebuah gagasan dari Prodi Pendidikan Seni Rupa Universitas PGRI Mahadewa Indonesia (UPMI) , selaku lembaga tempat kami belajar untuk menghadirkan sebuah program yang dilandasi oleh spirit seni dan ekologi, kami namai program ini sebagai Ruang Plastik.
Ruang Plastik adalah sebuah program dari Prodi Pendidikan Seni Rupa Universitas PGRI Mahadewa Indonesia sebagai sebuah ruang belajar bersama yang dilandasi oleh spirit untuk melakukan kontribusi kecil dalam upaya penanggulangan sampah plastik melalui pendekatan artistik dengan mengolah sampah plastik menjadi media dalam berkarya seni.
Program ini dimulai pada awal tahun 2020 dan masuk dalam program perkuliahan berbasis project pada proses pembelajaran di program studi seni rupa. Program ruang plastik ini dimulai secara bertahap melalui program workshop yang melibatkan kolaborasi dengan beberapa seniman yang memiliki pendekatan artistik dalam mengolah media sampah plastik ini.
Dimulai dengan pengolahan media sampah plastik menjadi lembaran lembaran siap olah dengan narasumber perupa Arde Wyasa (Sangut) yang bertempat di Kulidan Space. Kemudian dilanjutkan juga dengan workshop kedua di Art J House dengan narasumber perupa Mang Gen (Genetik) dan Karyasa (Conk) peserta yang mengikuti kedua workshop tersebut adalah para mahasiswa Prodi Pendidikan Seni Rupa Universitas PGRI Mahadewa Indonesia.
Melalui kegiatan workshop ini para mahasiswa mendapatkan pengalaman belajar langsung dan mengenal proses kreatif para narasumber yang merupakan pelaku pada bidangnya masing masing. Selanjutnya para mahasiswa yang telah memperoleh bekal pengetahuan dalam serangkaian tersebut kembali ke kampus dan dibawah bimbingan para dosen membuat satu karya kolektif berupa Barong yang memakai media plastik.
Dalam proses pembuatan Barong dengan media plastik ini para mahasiswa juga menimba ilmu dan pengalaman di Sanggar Gases Bali dibawah bimbingan Dr.Komang Indra Wirawan atau yang akrab disapa Komang Gases mengenai struktur dan elemen elemen dalam pepayasan (aksesori) Barong. Serta menimba ilmu dan pengalaman belajar di Studio Patung Made Labda tentang pembuatan cetakan kepala Barong dari bahan fiber glass sebagai acuan cetak kepala Barong plastik.
Program Ruang Plastik kini berkembang, baik secara internal di dalam kampus dan berkolaborasi dengan berbagai pihak dan lembaga di luar kampus yang memberikan para mahasiswa pengalaman belajar dengan berbagai pihak dalam spirit merdeka belajar.
Program ini diagendakan setiap minggu melalui program kuliah Jumart yakni program perkuliahan dalam satu hari yang terdiri dari beberapa mata kuliah yang digabungkan menjadi satu kesatuan yang saling melengkapi dan memungkinkan berbagai pengembangan dalam program Ruang Plastik ini kedepan.
Tahun ini program Ruang Plastik akan dipersembahkan melalui beberapa skema dan strategi agar program ini menjadi sebuah ruang untuk membuka lebih banyak peluang kolaborasi serta dapat melibatkan pihak – pihak dalam ranah seni rupa, pendidikan dan keikutsertaan dikalangan masyarakat yang lebih luas.
Melalui program pameran secara roadshow, workshop, kolaborasi, dan riset yang mengedepankan prinsip kerja kolektif dan partisipatoris. Pada roadshow Ruang Plastik ; Ngelawang#1 ini kami bekolaborasi dan berpartisipasi di dalam event Ubud Artisan Market yang menjadi program bulanan dari Ubud Writer yang diselenggarakan di Taman Baca Ubud sejak awal tahun 2021. Kami juga bekolaborasi dengan para mahasiswa Prodi Pendidikan Ekonomi UPMI sebagai bagian dari program kuliah merdeka lintas Prodi.
Pada keikutsertaan kami yang ketiga kalinya yaitu pada tanggal 15 dan 16 Mei 2021 yang lalu terasa berbeda bagi kami. Pada momentum kali ini edukasi tentang pengolahan sampah plastik menjadi karya seni berlangsung menjadi dua jenis kegiatan yakni pameran karya kolektif berupa Barong Plastik oleh mahasiswa Prodi Pendidikan Seni Rupa UPMI serta workshop pengolahan sampah plastik menjadi karya seni dan produk kreatif, di mana para peserta dari workshop ini merupakan undangan dan juga dari kalangan umum yang hadir dalam gelaran Ubud Artisan Market.
Kegiatan dalam program ini dilaksanakan selama dua hari. Pada hari pertama dilangsungkan workshop pembuatan bahan siap olah dengan metode pengepresan bahan baku plastik kresek dengan menggunakan setrika sehingga menjadi lembaran siap olah. Lalu dilanjutkan dengan mengolah bahan setengah jadi (siap olah) tersebut menjadi karya seni dan produk kreatif sederhana yang dapat dijangkau oleh peserta workshop yang beranekaragam.
Kemudian di hari kedua akan dilanjutkan dengan pameran karya kolektif Barong Plastik.Karya kolektif ini juga berkolaborasi dengan video maping , hasil dari workshop para mahasiswa d ibawah bimbingan videomaker Asok Nagara dari Gurat Institute.
Adapun konsep karya kolektif yang berjudul “Teror Is Me” yang mengambil bentuk dari susunan elemen elemen pepayasan Barong adalah sebentuk pernyataan tentang betapa teror plastik sudah ada dalam keseharian kita, merasuk dalam ruang ruang budaya kita. Barong adalah sebuah bentuk karya seni rupa yang sudah mengakar dalam kebudayaan masyarakat Bali.
Di Bali terdapat berbagai jenis Barong seperti Barong Brutuk di kawasan Trunyan, Barong Macan, Barong Bangkal (Babi), Barong Landung, Barong Gajah, Barong Naga, Barong Asu (Anjing) , Barong Singa, Barong Blas Blasan (Wanara), hingga Barong Ket yang paling banyak terdapat di Bali. Barong Ket adalah salah satu jenis Barong yang menggambarkan sosok mahkluk mitologis dan hibrid pencampuran dari beberapa karakter binatang, seperti singa, harimau, beruang, naga dan lain sebagainya.
Barong juga memiliki fungsi dan posisi yang beragam. Singkat kata Barong merupakan simbol atau telah menjadi ikon yang identik dengan kebudayaan Bali yang terkait dengan aspek religi dan magis. Barong dalam konteks ini tentu berbeda dengan Barong sebagai benda sakral atau sungsungan pada pura – pura karena Barong jenis ini tidak melewati prosesi atau ritus pemasupatian atau ngerehan yakni ritus sakralisasi atau pemasukan energi atau spirit yang menghidupi sebuah Barong karena fungsinya bukan untuk kepentingan religi melainkan lebih profan sebagai komoditi pariwisata.
Dalam konteks karya kolektif yang kami tampilkan dalam pameran ini kami mengambil visual dari barong sebagai ikon yang sangat lekat dengan kebudayaan Bali. Barong juga sangat identik dengan aspek religi.
Dalam karya ini kami ingin menyampaikan bagaimana persoalan sampah plastik sudah menyentuh berbagai aspek dalam kebudayaan kita di Bali termasuk ruang ruang religi kita. Sampah plastik telah merambah pura sehingga memunculkan problematika tersendiri.
Oleh karena itu, kami memakai pendekatan artistik dengan menghadirkan karya Barong Plastik yang sangat identik dalam kehidupan kita di Bali. Kami menyadari ini hanya langkah kecil, sudah banyak pihak yang memikirkan dan mencoba menawarkan solusi atas persoalan bersama ini. Kami percaya semakin banyak yang memikirkan dan menawarkan solusi atas persoalan ini maka persoalan sampah ini secara bertahap dapat disadari bersama.
Sebagai pelaku dunia seni rupa terlebih kami bergerak dalam dunia pendidikan seni rupa kami juga ingin berkontribusi pada persoalan ini melalui dunia kami yakni dunia artistik khususnya seni rupa. Dan dalam program pameran ini kami akan menampilkan karya kolektif tersebut dengan metode yang menampilkan potongan potongan barong yang terpisah pisah dan dibuat menembus dinding.
Kami ingin menghadirkan sensasi, teror dan hal yang berbeda kepada apresiator dalam melihat sebuah Barong. Hal ini tentu juga sejalan dengan pesan yang ingin disampaikan. Sebab kami percaya sebuah karya akan semakin kuat pesan yang ingin disampaikan jika tersaji dengan pendekatan mendisplay karya dengan spesifik.
Pada akhirnya melalui program Ruang Plastik yang digulirkan oleh Prodi Pendidikan Seni Rupa Universitas PGRI Mahadewa Indonesia (UPMI) bagi kami para mahasiswa adalah sebuah ruang belajar. Ruang belajar yang mencoba memberikan pemahaman melalui pengalaman tentang keterkaitan antara seni dan isu ekologis melalui pengalaman berkarya, berkolaborasi, menimba pengalaman dari berbagai pihak seperti seniman, ruang, dan publik secara lebih luas.
Kami merasakan pengalaman belajar yang berbeda di mana kampus dalam hal ini Prodi Pendidikan Seni Rupa menjadi mediator atau fasilitator yang menyediakan dan membukakan peluang bagi kami para mahasiswa ke dunia luar kampus serta pengalaman belajar yang seluas luasnya dengan berbagai pihak dalam suasana yang menyenangkan penuh keakraban dalam bingkai kreativitas. Tunggu program program Ruang Plastik selanjutnya. [T]