Garin Nugroho, sutradara kenamaan Indonesia tampil di Bali, Sabtu, 27 Maret 2021 dalam sebuah peristiwa teatrikal puisi, bertajuk Segalanya Cinta, sebuah pentas kolaborasi dengan seniman Bali diantaranya Penyanyi dan Aktris Film Ayu Laksmi, Penyair Warih Wisatsana, Penyair Pranita Dewi dan Penari Jasmine Okubo. Pentas yang dibesut oleh Sutradara Muda Legu Adi Wiguna ini mengambil puisi-puisi dari Buku Puisi pertama Garin Nugroho, yang berjudul Adam, Hawa dan Durian ini disiarkan langsung melalui kanal Instagram Ratu Restaurant.
Legu Adi Wiguna, sutradara teater muda yang mendapat kesempatan menggarap pementasan pembacaan puisi teatrikal ini menyampaikan, ‘Ini kesempatan sungguh langka yang diberikan pada saya, atas inisiasi dari Bapak Tommy F. Awuy, seorang Pengajar Filsafat di Universitas Indonesia. Saya berupaya memaksimalkan setiap elemen pementasan agar pencapaian estetika dapat tercapai. Saya bersyukur mendapat kesempatan belajar langsung dari Mas Garin, yang memberikan begitu banyak ilmu mengenai pementasan teatrikal ini. Pentas ini juga semacam workshop teater bagi saya, mendapat banyak ilmu dari seorang ikon dunia perfilman Indonesia. Saya beruntung karena juga didukung oleh para pemain yang telah memiliki jam terbang tinggi.”
Ayu Laksmi, aktris pemeran Ibu dalam Film Pengabdi Setan pun merngeksplorasi naskah Segalanya Cinta dengan penghayatan total. Selain membacakan puisi, tampak Ayu Laksmi menembang menyayat, diringi petikan alat musik tradisi ‘Penting’. Begitu pula Penyair Warih Wisatsana, dan Penyair Pranita Dewi yang membaca karya-karya Garin Nugroho dengan intensitas yang tinggi dan penghayatan terjaga. Penari Jasmine Okubo pun tampil memukau, merespon pembacaan puisi dengan gerakan yang lahir dari rasa. Semua energi kolaborasi menyatu dengan pementasan yang dibuka dengan adegan Garin Nugroho sendiri, yang sedang bergulat kreatif, sebuah proses percakapan batin, hingga lahirlah puisi-puisi
Acara yang dipandu oleh Aktor Teater Moch Satrio Welang ini dibuka dengan pembacaan puisi dari Aktris Happy Salma yang membacakan Puisi berjudul ‘Kulit Telur di Ujung Kaktus’ karya Garin Nugroho yang berkisah tentang kiprah perempuan Nusa Tenggara, yang menjadi salah satu inspirasi karya dalam buku ini. Rektor Institute Seni Indonesia Denpasar, Prof. Dr. I Wayan ‘Kun’ Adnyana, S.Sn., M.Sn. memberikan sambutan pembukaan yang disusul oleh ulasan testimoni oleh Budayawan asal Perancis, Jean Couteau, mangenai kiprah Garin di dunia perfilman. Kelompok Musikalisasi Puisi, Seketika ( Heri Windi Anggara Dkk) juga tampil mengesankan, membawakan dua buah puisi karya Garin Nugroho berjudul ‘Kue Lupis’ dan Puisi ‘Adam, Hawa dan Durian’. Dalam rangkaian pentas Segalanya Cinta ini pun mendapat kejutan dengan penampilan Garin Nugroho Mendongeng, diiringi nyanyian Tommy F. Awuy dan musisi biola wanita yang didatangkan langsung dari Jakarta, Mia Izmi.
Tantri Kusuma, Ketua Panitia Penyelenggara dari Ratu Restaurant Legian ini pun menyampaikan kegembiraan atas kesediaan Garin Nugroho datang ke Kuta, tampil dalam sebuah pertunjukan teatrikal puisi. Tantri berharap program kesenian ini menjadi lokomotif yang bergerak dalam upaya turut membangkitkan gelora berkesenian di Bali, khususnya di Kuta.
Garin Nugroho salah satu tokoh paling berpengaruh dalam dunia perfilman tanah air. Karya-karya Garin Nugroho telah diakui dunia, mendapat lebih dari 70 penghargaan tinggi di bidang perfilman diantaranya dari pemerintah Perancis (Odre des Arts et des Lettres), pemerintah Italia (Stella d’Atelerie Cavalerie), presiden Indonesia, honorary award dari Singapura International Film Festival, lifetime achievement award dari Bangkok ASEAN Film Festival, walikota Roma, dan Yogyakarta. Garin saat ini tengah dalam persiapan penggarapan karya Film terbarunya, kali ini bergenre horor, bertajuk Puisi Cinta yang Membunuh, yang kemungkinkan dimainkan oleh Mawar Eva dan Ayu Laksmi. [T][Rilis]