Setiap tanggal 22 Maret kita memperingati hari air sedunia. Ada makna yang mendalam dan luas dibalik hari tersebut. Isu air menjadi semakin penting karena di banyak tempat terjadi defisit air yang lamban laun dapat menghancurkan suatu peradaban. Manusia dapat bertahan hidup tanpa makan paling lama dua minggu. Sedangkan tanpa air hanya selama tiga hari saja. Begitu luas dan besar nilai air bagi kehidupan umat manusia dan segala mahluk hidup. Lebih dari 50% tubuh manusia, dan hewan terdiri atas air. Hidup matinya suatu bangsa ditentukan oleh ketersediaan dan kemurnian air. Ketika suatu wilayah kehabisan air hingga sepenuhnya tandus atau airnya benar benar tercear sehingga tidak dapat digunakan lagi untuk keperluan esensial, maka saat itulah berada di ujung tanduk dan seringkali peradaban runtuh karena ini.
Segala yang kita makan, pakai dan bangun menggunakan air secara langsung atau tidak langsung. Setiap kali makan harus meneguk air untuk melarutkan zat zat makanan tersebut. Supaya sehat dua liter air harus diminum tiap hari. Semua bahan makanan yang diolah sebelum dimakan saat ini membutuhkan air terutama mencucinya supaya bakteri dan parasit pergi. Air digunakan pada proses pengukusan dan perebusan untuk membuat hidangan pembuka dan penutup. Ikan, daging, sayur dan buah dipertahankan kesegarannya dari tempat asal sampai ke konsumen yang jaraknya jauh dengan balok balok air beku bernama es.
Kehidupan manusia bergantung pada tumbuhan dan hewan. Tumbuhan yang mana selalu butuh air sepanjang hidupnya dari benih hingga mati terurai jadi tanah dan memberikan kegunaan untuk manusia mulai dari akar, batang, biji, buah, cairan manis, getah, sayur dan serat juga mempunyai peran krusial yang berhubungan dengan air yaitu fotosintesis dimana gas karbon dioksida dan air diolah menjadi oksigen yang berfungsi sebagai zat untuk bernafasnya manusia dan hewan dengan bantuan cahaya matahari. Jadi bahan pakaian untuk melindungi tubuh dan bangunan untuk kenyamanan yang kita gunakan berasal dari serat, dan batang yang dijadikan kayu untuk jendela dan mebel bergantung pada air dalam proses pembentukannya dari sebuah benih berdiameter tak lebih dari kepingan uang logam menjadi suatu tanaman. Pembangunan modern yang dilakukan membutuhkan air untuk menggabungkan pasir, semen dan kapur supaya gedung itu kokoh merupakan fungsi air dalam pendirian tempat tinggal.
Di luar tiga hal tersebut, air menjadi sarana paling pertama untuk merawat tubuh. Mandi sehari dua kali supaya membantu mengusir parasit dari kulit. Air mengalirkan debu dan zat zat yang menempel sehingga jadi bersih. Ia berperan dalam memperindah pakaian yang dikenakan. Kejernihan dan kelimpahan air mempengaruhi jiwa dan batin manusia. Sebagai contoh ketika seseorang berada di tepi danau yang jernih dan tenang dimana air tawar berkumpul di situ suasana hatinya yang berat lebih dapat diringankan dibandingkan jika berada di tepi kolam buatan yang dapat menampakkan semua yang ada di dasarnya. Karena danau merupakan sesuatu yang jauh lebih besar daripada diri kita dan memiliki suatu kekuatan yang penuh misteri. Misteri yang ada pada danau mencakup proses pembentukannya yang sangat lama dan diinisiasi oleh alam hingga menjadi suatu anugerah bagi mahluk hidup dengan berbagai keajaiban. Di danau yang jernih itu kita dapat mengamati keindahan yang ada di permukaan dan di bawahnya dengan keragaman warna dan bentuk mahluk hidup dan merasakannya.
Orang-orang tertentu duduk di tepi danau sambil membawa alat lukis, buku, alat tulis dan media lukis untuk mendapat suatu inspirasi. Banyak karya seni lukisan, dan puisi terlahir dari sini. Para penyair sering menjadikan danau, dan sungai sebagai latar tempat dan tema puisinya. Begitu pula penulis cerita pendek, novel dan scenario film. Suhu permukaan danau yang lebih dingin daripada udara di sekitarnya menjadi penyejuk udara pada pekarangan rumah yang berada di tepinya. Hampir setiap pagi menghasilkan embun dan terkadang kabut yang dapat membuat seseorang menggigil. Inilah sebabnya rumah di situ tidak banyak membutuhkan pendingin ruangan.
Sungai yang mengalir dari gunung dan berakhir di laut atau danau merupakan ekosistem air tawar yang menjadi sarana transportasi. Ia menjadi penghubung antar wilayah dan perpindahan barang dan jasa antar penduduk. Ia sering menjadi pembatas antar wilayah bahkan antar negara hingga kawasan yang terdiri dari himpunan beberapa negara. Kesehatan di hulu menentukan nasib penduduk yang ada di tengah dan muara. Itulah sebabnya bendungan sungai sering menjadi kontroversi karena selain mengurangi debit air yang mengalir ke hilir, menyebabkan kerawanan air pada penduduk di sana. Di bagian hulu, desa desa terendam akibat bendungan membuat penduduk kehilangan mata pencaharian dan mengungsi.
Air menjadi ornament pada suatu kompleks taman dan istana. Air mancur sering didirikan pada tempat rekreasi, pusat perbelanjaan dan kota sebagai fungsi estetika. Dalam pergerakan ekonomi pariwisata selain akomodasi perhotelan dan restoran, air memiliki suatu nilai tambah. Taman Ujung dan Tirta Gangga di Karangasem yang menjadi situs warisan budaya Nasional merupakan contoh bagaimana air diterapkan dalam seni arsitektur sehingga membentuk istana yang berada di atas kolam dan memperindah pemandangan sehingga banyak wisatawan berkunjung ke situ dimana ini menambah pemasukan daerah. Pada daerah kering seperti gurun, air dianggap representasi surga yang menjadi penyejuk jiwa dan raga dalam wujud oasis.
Industri paling dasar yaitu pembangkit listrik amat membutuhkan air untuk menyalurkan energi tersebut ke seluruh penjuru negeri.Turbin bertenaga uap dihasilkan dari pemanasan air dengan memanfaatkan bahan bakar fosil, energi panas bumi dan surya untuk produksi barang dan jasa ekonomi yang merupakan kalori bagi suatu bangsa.
Siklus Air
Darimana air tawar yang luar biasa vital bagi kehidupan manusia ini berasal? Ia muncul dari proses alam yang berlangsung selama ratusan juta tahun. Ini dinamai siklus hidrologi. Siklus ini bermula dari penguapan air laut karena pemanasan oleh sinar matahari dimana uap tersebut berkumpul membentuk gumpalan berwarna putih dengan berbagai bentuknya yang disebut awan. Awan ini naik ke atmosphere dan sebagiannya bergerak ke darat. Ketika terjadi pengembunan karena suhu lebih rendah dari permukaan laut, ia menjadi embun yang turun sebagai air hujan. Air ini yang meresap ke tanah, membasahi tanaman dan membentuk berbagai macam sungai yang berakhir di laut. Laut itu kemudian membentuk awan lagi dan berlangsung selama bumi masih eksis.
Ketika air jatuh ke tanah, sebagiannya mengenai tanaman dan permukaan tanah yang kemudian menguap. Yang lain membentuk aliran sungai dan danau. Ada juga terserap ke dalam tanah memberikan wujud berupa cadangan air tanah yang mencakup sepertiga dari total air tawar dunia dan melekat pada lapisan atas tanah yang memberinya kelembapan sehingga materi organic hidup dari situ. Materi organic ini yang disebut humus, tempat dimana tanaman tumbuh memberikan kita kehidupan. Ketika tanah tidak dapat lagi menampung air ini, maka air tersebut akan membentuk genangan berupa rawa dan lahan basah selama musih tertentu.
Setiap air yang mencapai tanah akan tertarik dengan partikel kering tanah. Setelah hujan, terbentuk gradasi tanah mulai dari lebih basah hingga lebih kering. Partikel tanah yang semakin kering membuat pertumbuhan tanaman lambat. Pada akhirnya kekeringan ini menyebabkan rerumputan layu atau pohon menggugurkan daunnya untuk menjaga kelembapan yang tersisa. Jika kelembapan ini habis, tanaman akan mati. Untuk menjaga kehidupan di daratan , kita harus menjaga siklus air ini efektif dengan maksimal.
Berikut table perbandingan siklus air efektif dan tidak efektif
Siklus Air Tidak Efektif | Gejala Yang Muncul | Siklus Air Efektif |
Tinggi | Aliran air melaju deras di atas tanah | Rendah |
Tinggi | Penguapan air yang dratis dari tanah | Rendah |
Tinggi | Frekuensi kekeringan | Rendah |
Tinggi | Frekuensi banjir | Rendah |
Rendah | Penguapan melalui tanaman | Tinggi |
Rendah | Hujan mengalir ke cadangan air bawah tanah | Tinggi |
Rendah | Efektivitas curah hujan | Tinggi |
Dalam siklus air efektif, semakin kecil air yang melaju deras dari tanah atau menguap langsung dari tanah. Sebagaian besar air meresap ke tanah, mengalir ke cadangan bawah tanah atau sungai. Sebagian lagi diserap oleh tanaman dan menjadi uap air dari mulut daun. Keseimbangan antara udara dan air pada tanah tercapai , membuat akar tanaman dapat menyerap air karena membutuhkan oksigen dan air supaya akarnya tumbuh.
Ketika keseimbangan antara udara dan tanah ini terganggu, akan memunculkan dua kemungkinan. Pada tanah yang banyak udara tapi sedikit air, hanya tanaman dengan adaptasi pada iklim kering dengan pertumbuhan lamban yang dapat tumbuh. Kemudian, jika air terlalu banyak dan udara sedikit, maka tanah menjadi tenggelam oleh air. Ini terjadi ketika lapisan tanah di bawah humus mencegah air masuk ke dalam tanah sehingga mengambang di permukaan. Kondisi ini menciptakan tumbuhan sedikit butuh oksigen bagi akarnya yang hidup layak.
Untuk mewujudkan siklus air efektif sehingga terjaga keseimbangan air dan udara pada tanah, air yang jatuh ke tanah harus digunakan oleh pohon , herba dan rerumputan atau lengket pada partikel tanah dan mengisi air tanah yang mengalir ke sungai sebelum menguap ke udara. Saat siklus air tidak efektif, , yang terjadi adalah kekeringan karena partikel tanah tidak menerima air, cadangan air tanah menyusut akibat tidak diperbaharui melalui siklus air dan air langsung menguap begitu saja seperti saat jatuh ke permukaan aspal. Atau banjir dimana air lari kencang ke tempat yang lebih rendah, menghanyutkan segala yang dilaluinya.
Kondisi permukaan tanah menentukan efektifitas siklus air. Permukaan tanah yang tandus dan amat keras selain mencegah masuknya air ke dalam tanah juga menghambat akar tanaman dan mikro organisme mengakses oksigen dan mengeluarkan karbon dioksida dari tanah. Ini menyebabkan kekurangan nutrient pada tanaman karena tidak larut dengan air meski ia eksis di tanah.
Ketika kita mewujudkan siklus air yang efektif pada tanah, lebih sedikit terjadi banjir dan kekeringan. Kemudian saat musim kemarau, kekeringan tidak parah karena kelembapan yang diperoleh tersimpan di tanah sehingga tumbuhan masih dapat bertumbuh atau melanjutkan aktivitasnya. Pada umumnya siklus air efektif akan menjamin lebih banyak ketersediaan air untuk jangka panjang pada pertumbuhan tanaman. Tanaman akan tumbuh lebih awal dan lebih lama di musim kering. Dan tentu saja jauh lebih banyak air eksis pada aliran sungai, air tanah dan mata air(1).
Isu Sosial Ekologi Air
Air telah tercemar di mana-mana. Limbah rumah tangga dibuang ke selokan yang mengalir ke sungai. Mengaburkan kejernihan air. Residu pupuk dan pestisida menyusup ke dalam tanah dan lingkungan perairan. Perlilaku buang sampah sembarangan dan buruknya tata kelola sampah memperburuk kualitas air. Itu baru satu aspek masalah.
Kemudian, hak atas air bersih untuk minum, mandi , cuci dan kakus sebagai pemenuhan hak hidup sehat di lapangan memprihatiankan. Pada situasi ini, korporasi melangkah dengan mencari keuntungan di atas penderitaan rakyat banyak. Membuat air semakin sulit diakses. Label harga pada air minum dan air PDAM yang dibayar tidak mencerminkan nilai sesungguhnya. Pada dasarnya air itu sumber daya bernilai intrinsic yang tidak ternilai harganya dilihat dari sisi kegunaanya. Karena ia tersedia dalam jumlah banyak dan diperbaharui, dianggap murah sehingga masyarakat tanpa sadar memboroskan air. Kebijakan monokultur oleh korporasi sawit atau pemerintah dalam bentuk food estate merupakan pengurasan air secara terlembaga. Di Bali pariwisata tak terkendali menguras habis air tanah dari Kuta Selatan hingga Ubud. Ruang hijau dan sawha yang berfungsi sebagai ruang untuk akses air ke dalam tanah jadi tertutup, menyebabkan hujan yang jatuh menguap saja. Karena tujuan mereka itu memproduksi komoditas yang dihitung dalam satuan ton tiap kali panen. Tidak memperhatikan efek yang terjadi pada tanah dan air. Masalah air data ditarik ke akarnya yaitu manajemen reduksionisme.
Manajemen dimana hanya memperhatikan satu aspek saja dimana aspek yang berkaitan dengan itu secara langsung atau tidak langsung dapat diabaikan. Ini berakibat efek samping yang muncu beruntutan. Seperti contoh buruknya fasilitas pengolahan sampah membuat penumpukan yang saat musim hujan berpotensi terbawa air dan mencemari sungai atau menyumbat selokan yang berakibat banjir. Kemudian timbul penyakit dan kesulitan air bersih. Semestinya saat hujan itu merupakan kelimpahan tapi akibat sampah jadi kelangkaan. Jadi untuk masalah air ini pengelolaan sampah terpadu, pemulihan tanah dan perjuangan mewujudkan hak atas air harus dilakukan secara kolaboratif tidak dapat lagi sendiri sendiri.
Sumber:
- Savory, Allan. 2016. Third Edition Holistic Management: A Commonsense Revolution to Restore the Environment. Washington.Island Press. Chapter 11 Water Cycle: The Circulation of Lifeblood’s Civilization