29 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Alangkah Sulitnya Menghapus Stigma

Angga WijayabyAngga Wijaya
March 4, 2021
inEsai
Alangkah Sulitnya Menghapus Stigma

Ilustrasi: satu karya dari pameran seni rupa di Undiksha Singaraja, Desember 2017

“Brutal judulnya,” tulis Wahyu Budi Nugroho, penulis dan sosiolog saat mengomentari kiriman di media sosial saya, berisi tautan portal sastra tatkala.co, Rabu (03/03/2021). Tautan tersebut memuat ulasan buku puisi saya “Dua Kota Dua Ingatan”, ditulis oleh seorang guru dan penulis yang beberapa kali mengulas buku kumpulan puisi di portal tersebut.

Ulasan terhadap buku saya bagus dan mendalam. Hanya saja, saya sangat terganggu dengan sebuah kata yang bagi saya terlalu naif dan bodoh digunakan, terlebih oleh penulis penyandang gelar master linguistik. Agak disayangkan juga karena redaktur atau editor meloloskan begitu saja tulisan tersebut tanpa melakukan penyuntingan terlebih dahulu.

Berjudul “Dua Kota Dua Ingatan | Memaknai Oposisi Biner pada Puisi “Orang-orang Gila” artikel tersebut dengan fasih membedah puisi-puisi saya, yang sebagian besar beranjak dari pengalaman pribadi sebagai penyintas skizofrenia. Mau tak mau, ulasan terhadap puisi dalam buku tersebut juga akan mengulas kehidupan saya, apalagi kami berteman di media sosial tentu akan mengetahui keadaan diri saya melalui apa yang saya tulis dan kirim. Namun, apakah harus demikian?

Kata yang saya sebut naif dan bodoh adalah “Orang-orang Gila”. Sejak UU Kesehatan Jiwa disahkan pada 2014 lalu, kata tersebut diharapkan tak digunakan lagi karena sangat bias dan mengandung stigma. Istilah itu kini diganti dengan Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) termasuk turunannya yakni Orang Dengan Masalah Kejiwaan (ODMK), Orang Dengan Skizofrenia (ODS) dan Orang Dengan Bipolar (ODB) untuk menyebut mereka yang mengalami gangguan jiwa.

Entah karena memang tidak tahu atau kurang membaca berita dan isu kesehatan mental, kawan penulis ulasan itu beberapa kali memakai kata “orang gila” baik dalam judul maupun isi artikel. Hal ini memantik kesadaran dalam diri saya bahwa stigma terhadap ODGJ di Indonesia tak hanya dilakukan masyarakat awam tapi juga oleh kaum terdidik.

Bahkan, ketika sudah pulih dari gangguan mental stigma “gila”, “praktisi” “alumni rumah sakit jiwa” tetap melekat pada diri mereka. Pun, pada situasi tertentu hanya sebagai bahan lelucon, bahkan tak jarang digunakan sebagai alat “membunuh” karakter ODGJ.

Saya menangkap adanya ego yang besar dari sang penulis. Tentu sebagai orang yang merasa dirinya “normal”. Seperti yang pernah saya tulis dalam sebuah tulisan, saya ingin pembaca melihat karya saya secara obyektif, tidak melihat kondisi psikologis saya sebagai penyintas skizofrenia. Toh, yang terpenting “apa yang ditulis” bukan “siapa yang menulis”, bukan? Jika merunut periode kepengarangan saya, jauh sebelum didiagnosis mengidap skizofrenia pada 2009 saya sudah menulis puisi yakni sejak SMA tahun 2001 silam. Jadi, tak elok rasanya jika membedah karya saya hanya dengan melihat penyakit yang saya idap.

Skizofrenia

Maria Hartiningsih, saat masih menjadi wartawati KOMPAS pada 23 Juni 2002 menulis dengan penuh empati tentang skizofrenia dan pasien-pasien di Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Dr Radjiman, Lawang, Malang, Jawa Timur. Mengutip pendapat antropolog Pinky Saptandari Wisnubroto, Maria menulis, gangguan jiwa berat tidak bisa dipisahkan dari konsep “normal” dan “tidak normal”.

“Konsep ini membingungkan karena biasanya normal dianggap sebagai suatu nilai atau tingkah laku yang dianut secara umum,” ujarnya. Dengan definisi seperti itu, maka di tengah budaya korupsi orang yang tidak korupsi bisa disebut abnormal.

Ahli psikiatri Ronald Laing, tulis Maria, yang mengutip pernyataan Dr dr Rudy Hartono MFils mempertanyakan keutuhan orang yang dianggap normal atau waras, serta menentang tradisi normal dan abnormal. Pemahaman terhadap pasien dengan gangguan jiwa berat seperti skizofrenia harus dilakukan dengan dunia melalui mata pasien. Laing tidak keberatan pasien didiagnosa sebagai skizofrenia, mengalami kehidupan yang unik dan terpisah dari orang lain.

Namun ia tidak sependapat kalau mereka disebut sebagai “gila” atau psikotik. Karena dengan demikian, orang yang didiagnosa menderita skizofrenia akan dipandangan sebagai “bukan manusia” dan seluruh sifat kemanusiaannya dirampas dari dirinya.

Pasien skizofrenia, menurut Laing, tidak dapat mendeskripsikan dirinya secara logis dan nyata, karena sebagai orang yang secara ontologis tidak pernah merasa aman, pasien tidak pernah merasa pasti bahwa dirinya adalah suatu pribadi yang memiliki hak atas perasannya.

Ia bingung, atas perasaan yang sesungguhnya, dan berusaha menyembunyikan perasaan itu dari orang lain, yang dianggapnya lebih berkuasa atas dirinya sendiri. Karena itu, pasien bisa menangis dalam suasana senang tertawa dalam keadaan sedih.

Kalau kita memandang dunia skizofrenia dengan penuh empati, menurut Laing, maka akan ditemukan bahwa keanehan perilaku pasien skizofrenia tersebut merupakan tanggapan alami terhadap keadaan yang membahayakan eksistensi dirinya. Sejak awal, pasien skizofrenia cenderung mengalami ketidakpastian akan rasa kediriannya.

Sebagaimana yang disampaikan Rudy Hartono, kegilaan memang mempunyai sejarah panjang. Mite dari cerita-cerita Yunani kuno sering mengungkapkan bahwa di dalam diri ODGJ, sering terdapat peran Tuhan. Plato bahkan menyatakan adanya semacam “berkah” dari kegilaan, seperti meramal, inspirasi puitis, dan kegilaan dalam cinta.

Namun begitulah, stigma terhadap ODGJ rupanya memang sulit dihapuskan. Seorang kawan psikiater di Denpasar pernah menyebut, stigma tersebut muncul paling banyak dari profesi kesehatan jiwa sendiri. Profesi yang paling bisa menerima ODGJ dan tidak memberi stigma adalah seniman.

Jadi jika seorang seniman dalam hal ini penulis kini juga melakukan stigma yang tak berbeda dengan profesi lainnya, agaknya pekerjaan para pegiat kesehatan mental termasuk para penyintas gangguan jiwa masih sangat besar untuk meruntuhkan tembok-tembok stigma. (*)

Previous Post

Mom Called Killer Melompat dengan “The Crow and The Serpent Crown”

Next Post

Saṃpradāya Kuno Sampaikah ke Nusantara?*

Angga Wijaya

Angga Wijaya

Bernama lengkap I Ketut Angga Wijaya. Lahir di Negara, Bali, 14 Februari 1984. Belajar menulis puisi sejak bergabung di Komunitas Kertas Budaya asuhan penyair Nanoq da Kansas. Puisi-puisinya pernah dimuat di Warta Bali, Jembrana Post, Independent News, Riau Pos, Bali Post, Jogja Review, Serambi Indonesia dan Antologi Puisi Dian Sastro for President! End of Trilogy (INSIST Press, 2005). Bekerja sebagai wartawan di Denpasar.

Next Post
Covid-19 dalam Alam Pikir Religi Nusantara – Catatan Harian Sugi Lanus

Saṃpradāya Kuno Sampaikah ke Nusantara?*

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Film “Mungkin Kita Perlu Waktu” Tayang 15 Mei 2025 di Bioskop

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Sunyi yang Melawan dan Hal-hal yang Kita Bayangkan tentang Hidup : Film “All We Imagine as Light”

by Bayu Wira Handyan
May 28, 2025
0
Sunyi yang Melawan dan Hal-hal yang Kita Bayangkan tentang Hidup : Film “All We Imagine as Light”

DI kota-kota besar, suara-suara yang keras justru sering kali menutupi yang penting. Mesin-mesin bekerja, kendaraan berseliweran, klakson bersahutan, layar-layar menyala...

Read more

Karya-karya ‘Eka Warna’ Dollar Astawa

by Hartanto
May 28, 2025
0
Karya-karya ‘Eka Warna’ Dollar Astawa

SALAH satu penggayaan dalam seni rupa yang menarik bagi saya adalah gaya Abstraksionisme. Gaya ini bukan sekadar penolakan terhadap gambaran...

Read more

Waktu Terbaik Mengasuh dan Mengasah Kemampuan Anak: Catatan dari Kakawin Nītiśāstra

by Putu Eka Guna Yasa
May 28, 2025
0
Pawisik Durga, Galungan, dan Cinta Kasih

DI mata orang tua, seorang anak tetaplah anak kecil yang akan disayanginya sepanjang usia. Dalam kondisi apa pun, orang tua...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

May 13, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025
Panggung

Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025

LANGIT Singaraja masih menitikkan gerimis, Selasa 27 Mei 2025, ketika seniman-seniman muda itu mempersiapkan garapan seni untuk ditampilkan pada pembukaan...

by Komang Puja Savitri
May 28, 2025
Memperingati Seratus Tahun Walter Spies dengan Pameran ROOTS di ARMA Museum Ubud
Pameran

Memperingati Seratus Tahun Walter Spies dengan Pameran ROOTS di ARMA Museum Ubud

SERATUS tahun yang lalu, pelukis Jerman kelahiran Moskow, Walter Spies, mengunjungi Bali untuk pertama kalinya. Tak lama kemudian, Bali menjadi...

by Nyoman Budarsana
May 27, 2025
Pameran “Jaruh” I Komang Martha Sedana di TAT Art Space
Pameran

Pameran “Jaruh” I Komang Martha Sedana di TAT Art Space

ANAK-ANAK muda, utamanya pecinta seni yang masih berstatus mahasiswa seni sudah tak sabar menunggu pembukaan pameran bertajuk “Secret Energy Xchange”...

by Nyoman Budarsana
May 27, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [16]: Genderuwo di Pohon Besar Kampus

May 22, 2025
Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

May 17, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [15]: Memeluk Mayat di Kamar Jenazah

May 15, 2025
Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

May 11, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co