Prasi di Bali merupakan lukisan yang dibuat pada daun lontar. Lukisan itu biasanya berisi cerita-cerita rakyat yang disusun secara berurutan, seperti komik. Prasi belakangan mulai populer, bahkan dalam Bulan Bahasa Bali tahun 2021 selama sebulan penuh pada Februari diadakan pameran prasi di Taman Budaya Denpasar.
Yohanes Soubirius de Santo, adalah mahasiswa Program Studi Pendidikan Seni Rupa Undiksha, Singaraja, yang punya minat yang sangat besar terhadap prasi. Tugas akhirnya untuk mendapat gelar S1, adalah karya seni berupa prasi.
Prasi karya Yohanes intinya sama dengan prasi yang dibuat di Bali. Medianya sama-sama daun lontar. Cara melukisnya juga sama dengan cara melukis prasi secara tradisional di Bali, yakni dengan menggunakan pengrupak (pisau kecil) untuk alat menggurat, kemudian diusap minyak kemiri agar guratan bisa tampak dengan jelas.
Yang berbeda, jika di Bali lukisan pada daun lontar itu bisanya mengandung cerita-cerita rakyat Bali, prasi yang dibuat Yohanes berisi cerita rakyat Nusa Tenggara Timur (NTT), daerah asal dia.
Inilah antara lain karya-karya prasi Yohanes:
TRADISI PENANGKAPAN PAUS
Prasi ini berisi gambaran tentang tradisi penangkapan paus. Di situ digambarkan situasi pantai lamalera yang terjal dan bertebing batu cadas dan kampung nelayan.
Lalu, ada upacara sebelum pergi menangkap paus, yakni Tobu nama fatta berarti duduk, berkumpul di pasir tepi pantai. Dalam ritual ini tuan tanah melakukan ritual adat menaiki gunung dimana terdapat lima tempat perhentian yang berbeda. Pada ritual ini terdapat lambang penggunaan tombak dan gong sebagai simbol.
Kemudian, misa arwah dilakukan satu hari sebelum misa lefa. Penyelenggaraan misa arwah dilakukan dengan mengunjungi makam serta membakar lilin di atas pusara. Secara khusus bagi leluhur yang meninggal di laut, misa arwah dilakukan pada sore hari di pantai.
Misa ini merupakan puncak acara pembukaan musim berburu ikan paus di Lamalera. Setelah selesai misa lefa, pastor melakukan pemberkatan pada semua peledang milik warga. Untuk menandai pembukaan pasar ikan, secara simbolis dilepas peledang praso sapang.
Musyawarah pembuatan alat penangkapan paus. Pembuatan senjata dan perahu. Pemberkatan senjata, tali, layar, dan Perahu dengan air yang sudah diberkati. Lalu gambaran keberangkatan para penangkap paus (meninggalkan rumah dan keluarga).
Waktu pencarian ikan paus dilalui selama berbulan-bulan. Lalu ada gambaran saat pemburuan di laut. Lalu ucapan syukur atas hasil tangkapan. Pembagi bagian hasil tangkapan. Terakhir, pengolahan hasil tangkapan.
___
PERMAINAN ALAT MUSIK SASANDO
Inspirasi pembuatan Sasandu diperoleh Pupuk Soroba saat menyaksikan seekor laba-laba yang besar sedang asyik memainkan jaring (sarangnya) sehingga terdengar alunan bunyi yang indah. Berdasarkan pengalamannya itu Ia ingin menciptakan suatu alat yang dapat mengeluarkan bunyi yang indah
Untuk merealisir idenya itu, mula-mula Pupuk Soroba mencungkil lidi-lidi daun lontar yang mentah, lalu disenda, kemudian dipetik. Pikiran Soroba makin berkembang, terakhir ruas bamboo dipasang pada haik yang terbuat dari dun lontar, serta senar atau dawai mula-mula dibuat dari serat akan pohon beringin, sesudah itu dibuat dari usus musang yang kering, dan ternyata menghasilkan resonansi bunyi yang lebih besar
Berdasarkan sejarah, sasando dulunya digunakan sebagai media penyembuhan bagi penderita penyakit kusta yang saat itu mewabah di Pulau Rote dan sekitarnya. Alat musik ini biasanya digunakan sebagai pengiring seni tradisional, hiburan dalam acara duka, dan dapat pula digunakan sebagai hiburan dalam pengiringan lagu.
Alat musik ini bisa digunakan sebagai media untuk mengisi berbagai macam acara upacara adat yang dilakukan masyarakat setempat. Upacara adat yang bisa diiringi dengan menggunakan alat musik sasando ini adalah upacara adat pernikahan, upacara penyambutan tamu, dan upacara adat lainnya.
___
SEJARAH PULAU KOMODO
Pada zaman dahulu kala hiduplah seorang putri yang diberi nama Putri Naga yang hidup dan tinggal di sebuah pulau. Tak lama kemudian sang putri hamil dan melahirkan anak kembar 2 (dua) berjenis kelamin laki-laki. Namun kedua anak kembar tersebut mempunyai bentuk yang berbeda. Satu berbentuk manusia dan satu lagi berbentuk kadal. Hal ini membuat putri naga dan moja malu.
Hari berlalu dan tahun demi tahun berganti Gerong bertumbuh menjadi seorang pemuda yang tangkas dan gagah berani. Diceritakan suatu saat Gerong hendak berburu rusa disebuah hutan, dan dia bertemu dengan sebuah kadal raksasa.
Gerong lantas mengejar kadal raksasa itu dan hendak membunuhnya dengan tombak. Tiba-tiba, si Putri Naga muncul dan mencegah Gerong menghunuskan tombaknya ke arah kadal raksasa tersebut. Si Putri Naga memberitahu Gerong bahwa kadal raksasa itu adalah komodo yang merupakan saudara kembar Gerong.
Selepas dari kejadian itu, masyarakat sekitar memperlakukan komodo itu dengan baik. Komodo hidup di hutan dengan berburu hewan lain seperti rusa, kambing atau babi hutan. Kadal raksasa itu pun hidup berdampingan dengan penduduk lokal yang hidup tinggal di Pulau Komodo sampai saat ini.
___
TARI CACI ATAU TARI PERANG
Tari ini dipentaskan sebagai ucapan syukur atas hasil panen, yang teridiri dari ritual pembukaan, pertunjukan tari, dan ritual penutupan
Caci dimainkan dua orang laki-laki, satu lawan satu, tetapi memukul dilakukan secara bergantian. Para pemain dibagi menjadi dua kelompok yang secara bergantian bertukar posisi sebagai kelompok penyerang dan kelompok bertahan.
Tarian Danding atau tandak Manggarai ditarikan sebagai pembuka pertunjukan caci. Untuk menggelar permainan caci, masyarakat melakukan beberapa ritual, diantaranya dilakukan di sawah dan mata air yang berada di desa tersebut. Pada malam sebelum permainan ini dimulai dilakukan upacara pemanggilan roh leluhur yang di dalamnya terdapat penyembelihan ayam.
___
LEGENDA DANAU TIGA WARNA
Pada zaman dulu, di puncak Gunung Kelimutu hidup Konde Ratu beserta rakyatnya. Di antara rakyatnya itu, ada dua orang yang bisa menggunakan sihir. Ata Bupu misalnya, ia adalah orang yang baik dan suka melindungi orang lain, sedangkan Ata Polo, sahabatnya, dianggap penyihir jahat karena suka memakan manusia.
Suatu hari, datang sepasang Ana Kalo (anak yatim piatu) kepada Ata Bupu. Mereka berdua meminta Ata Bupu untuk melindungi mereka, dikarenakan kedua orangtuanya telah meninggal. Ata Bupu setuju untuk melindungi mereka berdua, tetapi dengan syarat mereka berdua tidak boleh meninggalkan ladang milik Ata Bupu agar tidak menjadi mangsa Ata Polo.
Suatu hari, Ata Polo datang ke rumah Ata Bupu dan mengetahui keberadaan kedua anak yatim tersebut. Ata Polo sempat akan memangsa anak yatim itu, namun Ata Bupu berhasil mencegahnya. Ya, Ata Bupu meminta Ata Polo untuk menunggu hingga kedua anak yatim itu tumbuh dewasa. Akhirnya… setelah dewasa, anak yatim itu menjadi Koo Fai dan Nuwa Muri.
Lalu, Ata Polo datang untuk menagih janjinya dan memangsa kedua anak yatim itu. Namun, Ata Bupu tidak menginginkan kedua anak itu menjadi mangsa temannya.
Akhirnya ia mencegah serangan Ata Polo. Selanjutnya, Ata Bupu pergi ke perut bumi bersama dengan kedua anak yatim itu untuk menghindar. Namun, Ata Polo terus mengejar mereka. Hingga akhirnya, kedua penyihir itu pun tertelan bumi, begitu juga dengan kedua anak yatim itu, mereka terkubur hidup-hidup.
Tak lama setelah kejadian itu, muncul air berwarna biru dari tempat terkuburnya Ata Bupu. Sedangkan dari tempat Ata Polo muncul air berwarna merah. Dan air berwarna hijau, muncul dari tempat terkuburnya kedua anak yatim tersebut. Nah, itulah cerita di balik keindahan Danau Tiga Warna, berdasarkan legenda masyarakat sekitar.
___
Yohanes jadi Pemenang
Selain mengantarkan Yohanes meraih gelar sarjana, prasi yang ditekuninya ternyata mengantarkan dia dalam meraih prestasi di tingkat dunia. Awal tahun 2021 ini Yohanes meraih penghargaan internasional awal tahun ini.
Ia ditetapkan menjadi salah satu pemenang dalam event United Nations Development Programme From The Desk of The Executive Secretary yang diselenggarakan oleh PBB.
Pada event yang digelar PBB, pesertanya puluhan ribu orang yang datang dari 193 negara di dunia. Ada yang berasal dari serikat pekerja, asosiasi, badan perusahaan, seniman, pekerja seni, dan pengrajin seni, yang berasal dari 193 negara.
Di event PBB ini Yohanes memang memamerkan prasi yang memvisualisasikan kebudayaan NTT yang merupakan karya tugas akhir penciptaan dalam kuliah, yakni prasi tentang Tradisi Penangkapan Paus dan Legenda Danau Tiga Warna.
Selain itu, di tempat berbeda ia juga meraih juara satu pada event Art And Artisans yang diselenggarakan oleh Integrated Learning Institute For Sustainable Development dan Forum Global Challenges di Kanada.
“Kedua event ini berlangsung pada Januari sampai Februari 2021. Yang di PBB diadakan di daerah London, Inggris. Saya terpilih sebagai pemenang. Yang di Kanada di daerah Lombard Ave saya terpilih menjadi juara satu,” kata Yohanes.
Untuk di Kanada, ia memamerkan karya seni drawing yang bertemakan tentang perebutan peran di masa pandemi ini.
Saat pulang kampung ke NTT, Yohanes tetap akan melanjutkan pembuatan prasi dengan visualisasi kebudayaan NTT. “Apalagi di NTT banyak terdapat pohon lontar. Jadi, daun lontar tak akan kekurangan,” katanya. [T]
- Editor: Adnyana Ole
_____