24 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

31 Seniman Lintas Generasi Baca Puisi dalam Video Garapan Teater Sastra Welang

tatkalabytatkala
January 27, 2021
inPertanian
31 Seniman Lintas Generasi Baca Puisi dalam Video Garapan Teater Sastra Welang

Moch Satrio Welang dalam sebuah sesi pemotretan

Membuka 2021, tahun yang penuh harap ini, Teater Sastra Welang kembali meluncurkan video pembacaan puisi yang tidak tanggung- tanggung, kali ini melibatkan 31 seniman lintas generasi dari beragam disiplin ilmu. Mereka terdiri dari barisan penyair, aktor teater, penyanyi, musisi, aktor film dan juga praktisi seni lainnya.

Para seniman lintas generasi tersebut adalah sastrawan senior Ketut Syahruwardi Abbas, sastrawan senior Warih Wisatsana, aktris teater senior Putu Suwartini, sutradara Dadi Reza Pujiadi yang kini tinggal di Jakarta dan aktor serta sutradara Hendra Utay.

Para seniman senior itu berpadu dengan barisan seniman muda seperti penyair Pranita Dewi, penyair Mira MM Astra, penyair Kadek Surya Kencana, penyair Achmad Obe Marzuki, aktris film dan penyanyi Heny Shanti, penyanyi dan aktris teater Eba Ayu Febra, aktris teater Sukma Uma,  penyanyi Risma Putri, kritikus seni muda Dwi S Wibowo, musisi dan sutradara teater Heri Windi Anggara, dan musisi Wendra Wijaya.

Ada juga sutradara dan penulis naskah drama Wayan Sumahardika, aktris teater Desi Nurani, produser film dan teater  Ryan Indra Darmawan, novelis Jingga Kelana (Banyuwangi), penyanyi dan aktor Inda Mpol, musisi Bayu Reinhard,  penyanyi Goldyna Rarasari, praktisi program seni  Dwi Putri Rejeki, penyanyi Tukko Manuel,sutradara dan penata artistik Legu Adi Wiguna, penyair Imam Barker, penyair Bonk Ava, aktor De Ogie, dosen akademisi sastra Linda Ayu Darmurtika (Mataram), dan tentu saja Moch Satrio Welang selaku penulis puisi sekaligus founder Teater Sastra Welang yang menutup parade pembacaan kolosal ini. 

Puisi ‘Dengan Apa Kutulis Sajak Ini?’ karya Moch Satrio Welang ini merupakan sebuah perenungan yang tidak hanya berangkat dari ruang pribadi, namun juga berkembang dalam beragam tema kehidupan berikut problematika di dalamnya. Ada nada kekhawatiran, keresahan, ada pula nuansa kerinduan, juga otokritik diri, dalam pesan ‘lalu sampai kapan sembunyi di larik syair? Berlindung di kemegahan kata, tak pernah sampai di kedalaman puisi’. 

Moch Satrio Welang mengajak para pembaca, penonton dan pendengar untuk masuk ke dalam diri, lebih dalam lagi. Karena dalam gelap, seringkali manusia akan melihat sesuatu dengan lebih terang. Lelaki yang lahir di Surabaya, 14 April 1982 ini merintis kegiatan seni teaternya berawal dari teater Orok Universitas Udayana hingga kemudian mendirikan Teater Sastra Welang pada 2010 silam.

Salah satu penyair yang turut dalam parade pembacaan puisi kolosal ini yakni Kadek Surya Kencana pun menyampaikan bahwa puisi memiliki tugas untuk menjernihkan perasaan, menjadi media berekspresi, pemurnian jiwa, melatih empati, dalam proses pencarian makna akan nilai-nilai kehidupan. Puisi bermain dalam ranah rasa yang menjadikan para penulisnya atau pun penikmatnya seyogyanya dapat menjadi pribadi yang lebih baik.

Kadek Surya Kencana sendiri selain menekuni jalur kepenyairan , ia juga merupakan aktor teater mumpuni yang juga sempat menjadi pengajar bahasa dan sastra di SMA Lab Undiksha selama hampir lima tahun.

Penyair senior Bali, Warih Wisatsana pun menambahkan bahwa ini adalah sebuah upaya positif yang layak diberi apresiasi. Pandemi harus disikapi secara kreatif. Kehadiran puisi dan pembacaan puisi melalui ragam seni virtual seperti ini menjadi bagian dari kenyataan kita bahwa di samping kehidupan-kehidupan  kreatif  dan bentuk-bentuk kesenian yang selama ini  hadir secara luring kini juga harus diupayakan atau disiapkan sebagai satu sajian berbentuk daring. Upaya yang dilakukan Satrio Welang ini layak diapresiasi lebih jauh. Penyair Warih Wisatsana ini pun baru saja menerbitkan buku puisi tunggalnya yang bertajuk Batu Ibu.  

Dalam suasana pandemi seperti ini, Teater Sastra Welang tetap memilih untuk berproses kreatif walau dilakukan dengan jarak jauh. Hal ini tidak menghentikan para seniman untuk terus berkreasi, dengan kemajuan teknologi digital, proses pengambilan gambar dan pengeditan dapat dilakuan dengan lebih leluasa. Proses ini diharapkan mendekatkan karya sastra dalam hal ini puisi ke masyarakat luas. Agar masyakarat tidak melihat sastra sebagai benda asing atau tamu misterius melainkan menjadi satu kesatuan yang organis dalam nafas kehidupan yang lebih raya. [T] [***]

https://www.youtube.com/watch?v=_VVYaJZJYaM&feature=youtu.be
Video pembacaan puisi kolosal 31 seniman Bali
Previous Post

Berbagai Kekeliruan Tentang Vaksin

Next Post

Antara Keindahan dan Kehancuran | Wacana Lingkungan Alam dalam Puisi Indonesia Modern Karya Penyair di Bali Periode 1970-an Hingga 2010-an

tatkala

tatkala

tatkala.co mengembangkan jurnalisme warga dan jurnalisme sastra. Berbagi informasi, cerita dan pemikiran dengan sukacita.

Next Post
Antara Keindahan dan Kehancuran | Wacana Lingkungan Alam dalam Puisi Indonesia Modern Karya Penyair di Bali Periode 1970-an Hingga 2010-an

Antara Keindahan dan Kehancuran | Wacana Lingkungan Alam dalam Puisi Indonesia Modern Karya Penyair di Bali Periode 1970-an Hingga 2010-an

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Galungan di Desa Tembok: Ketika Taksi Parkir di Rumah-rumah Warga

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Sujiwo Tejo, Kim Nam Joon, dan Najwa Shihab: Siapa yang Didengar, Siapa yang Ditiru?

by Stebby Julionatan
May 23, 2025
0
Sujiwo Tejo, Kim Nam Joon, dan Najwa Shihab: Siapa yang Didengar, Siapa yang Ditiru?

DALAM dunia pendidikan, kemampuan berbicara bukan hanya tentang menyampaikan kata-kata, melainkan juga menyangkut kepercayaan diri, daya pikir kritis, dan keterampilan...

Read more

HP Android dan Antisipasi Malapetaka Moral di Suku Baduy

by Asep Kurnia
May 21, 2025
0
Tugas Etnis Baduy: “Ngasuh Ratu Ngayak Menak”

DALAM beberapa tulisan yang pernah saya publikasikan, kurang lebih sepuluh tahun lalu saya sudah memperkirakan bahwa seketat dan setegas apa...

Read more

Mari Kita Jaga Nusantara Tenteram Kerta Raharja

by Ahmad Sihabudin
May 20, 2025
0
Syair Pilu Berbalut Nada, Dari Ernest Hemingway Hingga Bob Dylan

Lestari alamku, lestari desaku, Di mana Tuhanku menitipkan aku. Nyanyi bocah-bocah di kala purnama. Nyanyikan pujaan untuk nusa, Damai saudaraku,...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

May 13, 2025
“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

May 8, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
“ASMARALOKA”, Album Launch Showcase Arkana di Berutz Bar and Resto, Singaraja
Panggung

“ASMARALOKA”, Album Launch Showcase Arkana di Berutz Bar and Resto, Singaraja

SIANG, Jumat, 23 Mei 2025, di Berutz Bar and Resto, Singaraja. Ada suara drum sedang dicoba untuk pentas pada malam...

by Sonhaji Abdullah
May 23, 2025
Pesta Kesenian Bali 2025 Memberi Tempat Bagi Seni Budaya Desa-desa Kuno
Panggung

Pesta Kesenian Bali 2025 Memberi Tempat Bagi Seni Budaya Desa-desa Kuno

JIKA saja dicermati secara detail, Pesta Kesenian Bali (PKB) bukan hanya festival seni yang sama setiap tahunnya. Pesta seni ini...

by Nyoman Budarsana
May 22, 2025
Membaca Taiwan, Merenungi Indonesia
Tualang

Membaca Taiwan, Merenungi Indonesia

PERTENGAHAN April 2025 lalu untuk pertama kalinya saya mendarat di Formosa, nama lain dari Taiwan. Selasa (15/04/25), Bandara Taoyuan menyambut...

by Arif Wibowo
May 22, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [16]: Genderuwo di Pohon Besar Kampus

May 22, 2025
Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

May 17, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [15]: Memeluk Mayat di Kamar Jenazah

May 15, 2025
Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

May 11, 2025
Ambulan dan Obor Api | Cerpen Sonhaji Abdullah

Ambulan dan Obor Api | Cerpen Sonhaji Abdullah

May 11, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co