Bali adalah satu-satunya pulau yang mempunyai satu hari spesial untuk lockdown setiap tahunnya. Nyepi (Day Off Silent) yang dilaksanakan sehari setelah tilem atau bulan mati atau Sasih Kasanga atau bulan kesembilan.
Semua akses transportasi ditutup, bandara, pelabuhan, dan jalanan pun sepi. Aktivitas krama Bali semuanya berhenti di hari yang spesial itu. Krama Bali sunyi dalam kesepian untuk mempertajam penglihatan dalam gelap dan menguatkan pendengaran dalam kesunyian.
Dan pergantian tahun baru Saka 1942, yang jatuh pada 25 Maret 2020, dirayakan sangat berbeda. Lebih special lagi. Pada hari pengerupukan, sehari sebelum Nyepi, tidak ada keramaian, keseruan, dan ketegangan dalam penggarapan ogoh-ogoh. Upacara pemelastian dilakukan secara ngubeng (dirayakan secara lebih sederhana dengan keterbatasan orang).
Hal tersebut tiada lain disebabkan oleh ancaman penyebaran wabah virus Covid-19, dimana orang Bali menyebut suatu kejadian seperti ini sebagai Mrana, gering, grubug agung, dan lain-lain.
Dalam tradisi Bali hal-hal seperti ini dihadapi dengan melaksanakan upacara Nangluk Mrana, upacara yang biasanya dilaksanakan pada sasih kaenem (ke-6). Tiada lain bertujuan untuk menolak bala, dan bahaya yang d tang. Nyepi tahun ini menjadi solusi yang sangat efektif ditengah himbauan pemerintah dengan cara mengatur menjaga jarak, mengurangi aktivitas di luar (di rumah saja), dan menghindari kerumunan massa.
Gubenur Bali Dr. Ir. I Wayan Koster, M.M. dan Pemerintab Provinsi Bali mengambil keputusan untuk menghindari penyebaran Covid-19 dengan sangat baik. Dengan mengeluarkan surat himbauan kepada seluruh masyarakat Bali yang ditandatangani, Senin 23 Maret 2020.
Himbauan No.45/Satgascovid19/III/2020 ini dibuat berdasarkan arahan Presiden RI melalui pidato 15 Maret 2020 dan Maklumat Kapolri terkait penanganan penyebaran virus corona (Covid-19). Ada lima poin penting yang tercantum dalam imbauan tersebut. Salah satunya agar masyarakat Bali tetap di rumah sehari pasca-hari raya Nyepi. Khusus dalam point nomor 4 dihimbau kepada seluruh masyarakat Bali untuk tetap berada di rumah masing-masing pada hari Kamis, 26 Maret 2020.
Perayaan hari raya Nyepi Caka 1942 pada tahun 2020 ini menjadi hal yang sangat efektif untuk Nangluk Mrana (menolak bala), dengan cara sederhana diam di rumah saja. Cara yang sudah mulai diberlakukan di beberapa negara di dunia ini.
Mungkin cara tersebut tidak dilaksanakan hanya sehari saja, namun akan berlangsung berhari-hari. Kuncinya adalah kedisiplinan yang kuat untuk menghindari bepergian, mengurangi mobilitas, keramaian , kerumunan, dan membatasi kontak dengan sahabat, teman, ataupun keluarga.
Nyepi adalah jawaban untuk memutus rantai penyebaran Covid-19. Dalam Nyepi bukan hanya lockdown yang harus dilakukan, tapi bila perlu adalah shutdown. Maka patuhi dan jagalah kedisiplinan untuk mengikuti himbauan yang diberikan pemerintah. Ini bukan zona nyaman karena libur kita ditambah, ini adalah zona aman untuk kita semuanya. Semoga semuanya selalu dalam lindungan Tuhan. [T]