Perupa I Ketut Suasana Kabul kembali menggelar pameran tunggal. Special dalam pameran ini adalah perupa asal Tabanan akan menggelar di daerah sendiri selama ini Kabul sering melanglang buana pameran berbagai tempat baik di luar Bali hingga di manca negara.
Puri Anom Tabanan adalah venue display karya Kabul pameran ini bertajuk Solo Painting Exhibition – LINE DANCE menampilkan belasan lukisan figuratif yang mempesona akan dibuka pada hari Minggu, 9 Februari 2020, pagi.
Tokoh Tabanan asal Puri Anom, AA. Ngurah Panji Astika, ST., selaku penyelenggara sekaligus tuan rumah acara menuturkan puri atau istana sejak jaman kerajaan memiliki tempat terhormat dalam strata kehidupan sosial Bali. Ruang di dalamnya juga memiliki dimensi sakral dan profan. Keterhubungan dan kerjasama dengan kalangan seniman baik itu seniman ukir, seniman wadah, seniman arsitektur bangunan begitu erat sejak jaman kerajaan lampau hingga era modern ini.
“Karya-karya arsitektur dan dekorasi di dalam puri juga lahir dari cipta, rasa dan karsa yang tinggi dari para seniman yang memiliki posisi terhormat pada zamannya. Dilahirkan dari tangan-tangan para sangging dan undagi tersohor yang dipilih oleh pihak puri terutama oleh Raja”, jelasnya.
Turah Panji begitu panggilan akrabnya juga mengisahkan beberapa seniman yang hebat pada masanya seperti sosok Sangging Prabangkara yang melegenda masa Dalem Waturenggong, Sangging Modara abad ke-18 di Puri Klungkung, sangging dari golongan Brahmana Ida Pendanda Sidemen di Sanur dan sangging serta undagi abad ke-20, I Gusti Nyoman Lempad dari Ubud, Gianyar. Lempad adalah seniman yang tersohor di seluruh dunia dengan kekuatan garisnya.
Ketua Umum Pelestari Budaya Tabanan (FPBT) ini kembali menegaskan untuk meneruskan tradisi yang telah lama terjalin tersebut Puri Anom Tabanan kini bekerjasama dengan perupa Bali menggelar sebuah projek pameran berjudul “LINE DANCE” (Perupa Mengintepretasi Cultural Heritage).
“Sekarang kami mengundang dan memfasilitasi pelukis muda berbakat seperti sosok Kabul menggelar pameran lukisan tunggal di sini. Demi mendukung projek ini, pihak penyelenggara secara proaktif menjalin kerjasama dengan pelaku pariwisata Bali, asosiasi pariwisata, biro perjalanan (travel agent) dan pihak-pihak terkait. Guna menjadikan projek ini sebagai sebuah destinasi alternatif bagi model pengembangan pariwisata yang berbasis nilai budaya,” paparnya.
Di sela-sela persiapan pameran kepada wartawan Kabul mengutarakan pameran lukisannya digelar atas dasar kegelisahannya dalam berkarya untuk menghasilkan visualisasi eksotis dari inspirasi dan eksplorasinya selama ini. Semua gagasan menurutnya menarasikan riak kehidupan dan menuangkannya di atas kanvas. Semua berawal dan tercipta dari lekukan dan tarian garis (Line Dance).
“Melukis bagi saya adalah berkarya dan selalu berkarya. Menggores garis dan mengikuti iramanya hingga melewati batas imajinasi. Dari garis terbentuk gagasan dan mengeksplorasinya sebagai elemen yang dominan. Lukisan figuratif kontemporer yang akan saya tampilkan kali ini jumlahnya sekitar 15 buah. Saya berkeinginan kuat mengambil lokasi di Tabanan karena supaya pernah berpameran di tanah kelahiran. Sebelumnya saya sudah sering berpameran di berbagai tempat dan event di luar,” ungkapnya. [T][*]