Bersama istrinya Ni Luh Asih, I Kadek Merta ( 36 tahun) setiap jam 16.00 Wita sampai 20.00 Wita berjualan ikan tuna yang di panggang. Kadek Merta berjualan di Jalan Batumulapan, Nusa Penida, persis di depan rumahnya.
Dengan peralatan dan bahan memanggang ikan seperti arang batok kelapa, drum dan kipas,Kadek Merta mengipasi ikan yang ia panggang secara berjejer dengan bara batok kelapa.
Menurut pengakuannya Minggu, 28 Juli 2019, dirinya berjualan ikan panggang setelah mengantar wisatawan. Karena Kadek Merta selain menjadi penjual ikan panggang, sehari-harinya ia berprofesi menjadi sopir untuk wisatawan yang hendak berlibur ke Nusa Penida.
“Seusai mengantar tamu baru saya berjualan ikan panggang. Sehari minimal 40 ekor ikan panggang laku. Kalau ramai bisa mencapai 150 ekor. Yang membeli kebanyakan masyarakat lokal untuk laku pauk mereka”
”Tetapi ada pula wisatawan asing yang membeli ikan panggang kami. Untuk mereka para bule saya mengenakan harga double, dua kali lipat dibandingkan warga lokal. Mereka senang, dimakan langsung atau dobawa ke penginapan“, Kata Kadek Merta.
Lebih lanjut ia mengaku keuntungan dari menjual ikan panggang lumayan untuk menambah uang dapur. Kadek Merta mengatakan sehari ia bisa mengantongi untung minimal Rp. 100 ribu.
”Sehari rata-rata dapat untung Rp. 100 ribu. Justru saat tangkapan nelayan sepi, saya bisa menjual ikan panggang lebih banyak. Agar ikan tongkol yang saya stock tetap segar, saya memiliki cold storage yang cukup besar. Bisa menampung 1000 ekor ikan tongkol“, tutur I Kadek Merta. [T]