“Libido adalah energi ketidaksadaran psikologi. Ia dapat bertentangan dengan perilaku yang beradab.” (Sigmund Freud)
___
Media sosial, telah banyak merampas kebebasan manusia. Ia, tanpa belas kasihan mengacak-acak lakon privat manusia yang sungguh rahasia menjadi obrolan sarkas netizen. Meski ketika rahasia itu pun bukan sebuah kesalahan atau pelanggaran hukum.
Kita tetap suka membicarakannya sembari menambahkan cibiran atau rasa geli. Bahkan saat kita pun, dengan diam-diam, mungkin pernah melakukan hal yang sama. Entah sejak kapan, dari keadaan apa atau dengan cara apa, kita belajar budaya hipokrit seperti ini.
Saya merasa perlu lagi menulis tentang seks, fenomena kehidupan yang sesungguhnya sedemikian sederhana pangkalnya, namun menjadi sedemikian rumit ujungnya. Sebelumnya saya telah menulis artikel tentang seks berjudul “Seks, Barang dan Gaya Itu-itu Saja, Yang Rumit adalah Persepsinya” yang telah dimuat di sini, beberapa bulan yang lalu. Saya ingin lagi berbagi gagasan soal seks saat media sosial telah diramaikan oleh kasus “bidan dan mentimun” beberapa hari yang lalu.
Sigmund Freud, psikolog tersohor itu, bahkan telah menyadari betapa seks itu memang akan dapat mempengaruhi hidup manusia. Melalui teori kontroversial yang dalam bidang sains dikenal sebagai “psikoanalisa”, ia mengemukakan bahwa pengalaman seksual, bahkan di masa kanak-kanak akan membentuk kepribadian seseorang. Seluruh sifat dan kepribadian seseorang, bukan saja orientasi seksualnya semata.
Menurut Sigmund Freud, kepribadian sebagian besar dibentuk saat individu berusia lima tahun. Awal perkembangan berpengaruh besar dalam pembentukan kepribadian dan terus mempengaruhi perilaku di kemudian hari. Jika tahap-tahap psikoseksual selesai dengan sukses, hasilnya adalah kepribadian yang sehat. Jika fase tertentu tidak diselesaikan pada tahap yang tepat, fiksasi dapat terjadi.
Fiksasi adalah fokus yang gigih pada tahap psikoseksual tertentu. Sebelum konflik ini diselesaikan, individu akan tetap “terjebak” dalam tahap ini. Misalnya, seseorang yang terpaku pada fase oral (mulut) mungkin kelak akan cenderung bergantung pada orang lain dan dapat mencari rangsangan oral melalui merokok, minum, atau makan.
Selanjutnya setelah fase oral, perkembangan psikoseksual dilanjutkan pada fase-fase anal (anus dan kemih), phalic (kelamin), laten dan genital (seksual).
Fase genital (seksual) yang lalu terbawa hingga dewasa, tampaknya juga dipengaruhi kuat oleh lingkungan dan persepsi lingkungan. Maka dari sana setiap orang, terutama oleh dorongan energi yang tak dapat dielakkan telah memilih sikap seksualnya. Apapun itu, sesungguhnya ia tak memiliki gradasi benar salah atau baik buruk.
Kenapa? Karena ia bersumber dari dorongan energi yang sulit dijangkau pikiran. Entah ia memilih heteroseksual atau homoseksual, entah ia lalu menyelesaikannya sendiri dalam fantasi bersama selembar foto, bra atau mentimun! Bahkan saat seseorang lalu tertarik kepada anak-anak (pedofilia) pun sesungguhnya itu bukanlah cita-citanya.
Dan karena kita harus melindungi anak-anak kita, maka kaum pedofil mesti “ditangkap” untuk diterapi seharusnya, bukan diadili. Cara berpikir ini pun dapat memberi kesempatan untuk kita lalu dapat menghargai mereka yang gay, waria atau transgender yang lain.
klik
Itulah yang telah terjadi di Afrika Selatan, bulan yang lalu, drama pernikahan sejenis yang dilakukan oleh Li Huanwu, cucu pendiri Singapura Lee kuan Yew, dengan pasangan lelakinya Heng Yirui. Mereka menikah di ujung selatan bumi itu lantaran Singapura hingga saat ini masih melarang pernikahan sesama jenis. Di Asia baru negara Taiwanlah yang melegalkannya.
Apakah mereka berdosa? Entahlah.
Yang jelas mereka boleh dibilang melanggar hukum, namun bukan karena telah merugikan siapapun, namun karena sebuah undang-undang yang dibuat manusia telah melarangnya, hanya karena sikap dan cara mereka yang minoritas. Begitu juga, saat seorang wanita yang untuk memuja dunia erotis rahasianya telah memilih mentimun, adakah kita punya hak untuk mengukur moralitasnya? Ataukah kualitas mental kita saja yang cuma setara mentimun? [T]