16 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Wicaksandita: Mendalang, Menjaga Marwah Leluhur

Santana Ja DewabySantana Ja Dewa
February 2, 2018
inKhas

Dalang Wicaksandita. /Foto: Santana

14
SHARES

 

SECARA esensial, kesenian wayang kulit adalah media pencerahan. Melalui cerita epos terkenal Mahabarata dan Ramayana, wayang memberi sesuluh, memberi penerangan jiwa agar terbit terang dan hidup makin cerah.

Di Bali wayang dianggap sebagai kesenian wali, dipentaskan saat upacara dilangsungkan. Seiring perkembangan dunia hiburan, wayang yang memberi pencerahan justru makin redup karena digempur berbagai bentuk seni hiburan lain. Maka dalang melakukan inovatif dan kreativitas menyuguhkan lebih aktraktif. Sehingga marwah wayang kulit kembali diminati penikmatnya.

Seperti salah satunya dilakukan Wayang Cenk-blonk di Tabanan. Sentilan yang diselipkan penuh tawa, tata lampu dimainkan, sehingga setiap kehadirannya dinantikan masyarakat. Pakemnya tetap, namun dikombinasikan banyolan sesuai dengan keadaan sekarang, baik berasal dari problema sosial, politik dan urusan paling spesifik terhadap Tuhan.

Awalnya Dalang Cilik

Tidak banyak anak-anak mau belajar mendalang. Tentu saja, karena mendalang tidaklah mudah. Biasanya kemampuan itu berasal dari faktor keturunan, lingkungan ditambah dukungan keluarga. Banyak anak-anak muda berpendapat mendalang hanya digeluti kaum tua. Jika ditelisik, jurusan dalang di kampus ISI Denpasar pun paling rendah peminatnya ketimbang jurusan lain.

Dari yang sedikit itu tersebutlah sosok pemuda asal Nusa Penida, Klungkung. Mendalang, bagi anak muda itu, adalah laku berkesenian mulia untuk ersembahan kepada masyarakat dan Tuhan sekaligus. Dia adalah I Dewa Ketut Wicaksandita.

Sejak masih kecil Wicaksandita tampil di berbagai kompetisi mendalang dan sudah tidak terhitung lagi jumlah prestasinya. Salah satu di antaranya yang paling berkesan masuk dalam 5 Besar Dalang Cilik Nasional dalam ajang Festival Dalang Remaja Nasional 2010 yang diselenggarakan SENAWANGI dan PEPADI pusat di Jakarta. Saat itu ia sebagai duta Provinsi Bali

Kiprah mendalangnya bermula dari tahun 2006 ketika Pemkab Klungkung sedang mencari dalang cilik untuk diikutkan dalamlomba di Pesta Kesenian Bali. Kebetulan ayahnya, I Dewa Ketut Wicaksana, mendengar info tersebut dari Disbudpar. Maka Wicaksandita disarankanlah untuk mencoba ngewayang. Pada saat itu ia kelas 5 SD.

Si cilik itu pun mau. Padahal saat itu ia lebih suka melukis, ikut pramuka dan paskibra. Ia mau karena iming-iming ayahnya, kalau mau ngewayang bisa beli banyak mainan’. Ia terbawa rayuan dan pada akhinya terbujuk untuk melakoni laku dalang. Dalang cilik.

Jalur Akademis

Wicak – begitu ia bisa dipanggil – pun giat belajar. Dalang yang berperan besar atas pijakan awal sosoknya dalam ngewayang adalah Mangku Made Lamu. Selain itu, putranya yang kala itu kuliah pedalangan di ISI Denpasar bernama I Wayan Mulyana mendukung secara teknis kemampuan Wicaksandita dalam bermain wayang.

Sejak kiprah pertama tahun 2006 di PKB, ternyata membuat nama dan popularitasnya muncul. Ditanggaplah ia untuk mementaskan ” wayang lemah ” di berbagai tempat. Sampai beberapa event pentas wayang baik formal (lomba-festival) maupun informal (ngayah) yang diadakan dari tingkat regional sampai nasional.

Tak lama berselang ketertarikan dan kiprah di dunia pedalangan/pewayangan menuntun saya menggali ilmu lebih dalam di SMK N 3 Sukawati (dulu Kokar/SMKI) jurusan Pedalangan. Relasi seni yang banyak membuka matanya akan langkahnya orang yang mau belajar ngewayang secara akademis. Hal tersebut memacu dirinya untuk terus melakoni dunia pedalangan dan mempelajari aspek-aspek teknis, seperti teknis pementasan dan cara bermain dengan segala unsur estetik.

Pementasan pertama dengan lakon “Guru Susrusha” yang diambil dari serta cerita Dewa Ruci menjadi pementasan pertama yang dirancang dengan setting dan proses akademis berjenis pertunjukan konvensional dengan konteks ujian akhir karya.

Selanjutnya ia meneruskan kiprah mendalang melalui pendidikan formalistas dengan mauk ISI Denpasar, dengan menekuni bidang Pedalangan (pengkajian). Pendidikan itu mengajaknya terus menyelami dunia kajian seni dengan berbagai metode dan teori kajian di dalamnya.

Selama 4 tahun perkuliahan, dunia pedalangan sempat memberi kesempatan untuk berangkat menempuh pendidikan selama satu semester di Malaysia dalam rangka Asean International Mobility for Student (AIMS) oleh Dirjen Dikti. Akhirnya 4 tahun genap rampunglah pendidikannya di perguruan tinggi itu dengan skripsi yang menjadi tugas akhir dengan predikat “dengan pujian”. Predikat itu tidak membuat ia berbesar kepala, sebaliknya beban tanggungjawab akan predikat tersebut dirasa makin besar.

Ia pun sadar akan kurangnya skill dan pengetahuan di bidang seni (pedalangan) maka diputuskan untuk melanjutkan lagi studi S2 minat pengajian di ISI Denpasar pula. Adapun kegiatan yang menyibukkannya sembari mengisi perkuliahan mulai mengajar privat gender ke berbagai tempat dan di tempat latihan sendiri, kegiatan seni di adat, dan lain-lainnya.

Dalam kiprahnya mendalang ia selalu berpegang pada tokoh panutan. Tokoh yang dimaksud tidak lainya adalah ayah dan ibunya sendiri. Ayahnya sendiri merupakan dosen pedalangan yang telah acap dan mengetahui dengan baik seluk-beluk dunia pedalangan sejak masih muda hingga sekarang. Walau jarang pentas, ayahnya diyakini memiliki pengetahuan yang seimbang, di dunia praktisi maupun akademis.

Sosok ayahnya konsen menyumbangkan pemikirannya bagi kepentingan kelestarian dunia pedalangan dan pewayangan di Bali. Sementara ibunya, Jro Ketut Wikanti, juga merupakan dalang wanita dan dulu sempat mengenyam pendidikan pedalangan di SMKI.

Selain dari kedua orang tua terdapat pula sesepuh dalang asal Desa Bona, Gianyar, I Made Sija, dan sesepuh dalang asal Sukawati Gianyar, I Wayan Wija, juga sesepuh dalang yang merupakan gurunya di SMKI, I Made Persib. Serta dalang kawakan asal Belayu, I Wayan Nardayana (Cenk Blonk), dan dalang-dalang lain.

Wicak berpandangan bahwa bukan bagaimana dunia pedalangan mendukung tapi bagaimana si dalang mau berkembang dan berkiprah kembali kepada dalangnya. Ia termotivasi dari keluarga yang juga keturunan dalang.

“Merasa punya tanggung jawab moral untuk melanjutkan kiprah dan jalan yang diberikan oleh Ide Nak Lingsir. Apapun jadinya saya dalam prosesnya bukan bagaimana menjadi tenar mendalang seperti beliau-beliau, karena ketenaran memiliki tempat dan masanya. Maka dalam masa saya mengikuti arahan kedua orang tua dan minat pada akhirnya membawa ke luasnya samudra ilmu pedalangan/pewayangan yang tidak akan habis untuk dipelajari, ” kata Wicak bijak.

Prestasi yang dipernah diraih:

  • Dalang Cilik duta kab klungkung th 2006
  • Juara 1 Dalang Cilik HUT Bali TV 2009
  • 5 besar dalang Cilik Nasional yg diselenggarakan oleh SENAWANGI dan PEPADI pusat di Jakarta, duta Prov Bali
  • Peserta dalam Festival Dalang Remaja Nasional rentang th 2010 duta Prov Bali
  • Pentas wayang dgn lakon sutasoma di RRI Dps th 2008
  • Juara 2 lomba wayang Ramayana Remaja, PKB 2015 duta Kab Klungkung
  • Ngayah wayang lemah di Pura Karang Jangkong Lombok, th 2009
  • Ngayah wayang lemah di Pura Penataran (Semarang) 2008.
  • Dalang fragmentari Ramayana Patih Sukasrana duta Kab Klungkung. PKB 2016.
  • Dalang fragmen ogoh2 juara 3 duta Kec Nusa Penida dlm menyambut hari raya nyepi di Klungkung.

Belajar dan Belajar

Kiprah mendalang dari tahap belajar hingga kini dikenal luas, tak membuat Wicak merasa jumawa atas prestasi, melainkan tetap belajar dan belajar pada dalang senior yang dijumpai saat ngayah di berbagai tempat. Ia memegang teguh prinsip, mengkuti kata hati, memperkokoh karakteristik diri.

Banyak anak muda punya problem tidak percaya diri, sehingga merasa malu belajar ngewayang dan menjadi dalang. Tapi Wicak justru terbalik. Ia melawan rasa malu untuk berkomunikasi di depan publik. “Biarkan saja orang bilang gila yang terpenting di sini saya gila akan berkesenian. Maka jangan diam atau pura-pura malu mempelajari ketika punya potensi. Tetap semangat dan lakukan pelestarian wayang dengan cara kita sendiri,” pesannya.

Pemuda kelahiran Jogjakarta, 20 Maret 1995, tentu juga punya duka selain suka. Namun suka dukanya berjalan bersamaan dengan pengalaman-pengalamannya. Pernah suatu ketika pementasan diguyur hujan dan pementasan batal. Pernah juga tangannya terkena minyak tumpahan blencong (lampu) yang panas. Tetapi tak jarang terdapat pula hal menyenangkan, misalnya ketika tidak sengaja ide dalam beretorika muncul dan penonton menanggapi dengan antusias.

Selamat berkreatifitas, Wicak. Kelestarian dan pengembangan wayang ada di tanganmu. (T)

Tags: DalangKlungkungseni pertunjukanwayang
Previous Post

Melinting Kertas Bekas jadi Cindera Mata

Next Post

Tempat, Persinggungan antara Ruang dan Kekuasaan – Pengantar Pameran “Place” Undiksha Singaraja

Santana Ja Dewa

Santana Ja Dewa

Pecinta kampung halaman. Tinggal di Sampalan, Nusa Penida

Next Post

Tempat, Persinggungan antara Ruang dan Kekuasaan – Pengantar Pameran “Place” Undiksha Singaraja

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ulun Pangkung Menjadi Favorit: Penilaian Sensorik, Afektif, atau Intelektual?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • ”Married by Accident” Bukan Pernikahan Manis Cinderella

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

‘Prosa Liris Visual’ Made Gunawan

by Hartanto
May 15, 2025
0
‘Prosa Liris Visual’ Made Gunawan

SELANJUTNYA, adalah lukisan “Dunia Ikan”karya Made Gunawan, dengan penggayaan ekspresionisme figurative menarik untuk dinikmati. Ia, menggabungkan teknik seni rupa tradisi...

Read more

Mengharapkan Peran Serta Anak Muda untuk Mengembalikan Vitalitas Pusat Kota Denpasar

by Gede Maha Putra
May 15, 2025
0
Mengharapkan Peran Serta Anak Muda untuk Mengembalikan Vitalitas Pusat Kota Denpasar

SIANG terik, sembari menunggu anak yang sedang latihan menari tradisional untuk pentas sekolahnya, saya mampir di Graha Yowana Suci. Ini...

Read more

‘Puisi Visual’ I Nyoman Diwarupa

by Hartanto
May 14, 2025
0
‘Puisi Visual’ I Nyoman Diwarupa

BERANJAK dari karya dwi matra Diwarupa yang bertajuk “Metastomata 1& 2” ini, ia mengusung suatu bentuk abstrak. Menurutnya, secara empiris...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

May 13, 2025
“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

May 8, 2025
Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

May 7, 2025
Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

April 27, 2025
Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

April 23, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
45 Tahun Rasa itu Tak Mati-mati: Ini Kisah Siobak Seririt Penakluk Hati
Kuliner

45 Tahun Rasa itu Tak Mati-mati: Ini Kisah Siobak Seririt Penakluk Hati

SIANG itu, langit Seririt menumpahkan rintik hujan tanpa henti. Tiba-tiba, ibu saya melontarkan keinginan yang tak terbantahkan. ”Mang, rasanya enak...

by Komang Puja Savitri
May 14, 2025
Pendekatan “Deep Learning” dalam Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila 
Khas

Pendekatan “Deep Learning” dalam Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila

PROJEK Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P-5) di SMA Negeri 2 Kuta Selatan (Toska)  telah memasuki fase akhir, bersamaan dengan berakhirnya...

by I Nyoman Tingkat
May 12, 2025
Diskusi dan Pameran Seni dalam Peluncuran Fasilitas Black Soldier Fly di Kulidan Kitchen and Space
Pameran

Diskusi dan Pameran Seni dalam Peluncuran Fasilitas Black Soldier Fly di Kulidan Kitchen and Space

JUMLAH karya seni yang dipamerkan, tidaklah terlalu banyak. Tetapi, karya seni itu menarik pengunjung. Selain idenya unik, makna dan pesan...

by Nyoman Budarsana
May 11, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [15]: Memeluk Mayat di Kamar Jenazah

May 15, 2025
Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

May 11, 2025
Ambulan dan Obor Api | Cerpen Sonhaji Abdullah

Ambulan dan Obor Api | Cerpen Sonhaji Abdullah

May 11, 2025
Bob & Ciko | Dongeng Masa Kini

Bob & Ciko | Dongeng Masa Kini

May 11, 2025
Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

May 10, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co