13 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Budaya Populer di Kalangan Mahasiswa: Membaca Buku atau Belanja Terus Sampai Mati

HidayatbyHidayat
February 2, 2018
inOpini

Foto: Mursal Buyung

18
SHARES

 

Selama toko buku ada, pustaka dapat dibentuk kembali. kalau perlu dan memang perlu, makanan dan pakaian dikurangi. ~Tan Malaka~

Saat kita memasuki kampus, pemandangan yang disuguhkan adalah penampilan molek mahasiswa-mahasiswi yang begitu wah, membuat siapapun terkagum-kagum. berpenampilan dengan produk-produk yang dikenakan mulai dari ujung rambut sampai ujung kaki adalah cerminan seberapa besar keterlibatan pada konsumsi massa. Jarang ditemui pemandangan berupa aktivitas mahasiswa yang sedang asik membaca buku di bawah pohon yang rindang. Pun kita akan jarang menemui sekelompok mahasiswa yang sedang diskusi, katakanlah membahas buku.

Zaman mendorong kita mengikuti perubahan yang diciptakan sebagai upaya pemenuhan-pemenuhan kebutuhan hidup. Segala hal yang dicipta tak lain adalah untuk memudahkan terpenuhinya kebutuhan hidup manusia itu sendiri. Produksi yang terus bertambah berbanding lurus dengan konsumsi massa. Konsumsi menjadi iman baru, agama baru. Dan industri adalah setan penggoda yang manis, menggoda dengan manja dan tak terkira. Industri hadir seolah menjadi Tuhan. Menjadi penolong kesenangan dan kepuasan sesaat.

Kebiasaan konsumsi di Abad 21 ini berlangsung karena media, baik cetak maupun elektronik. Kebiasaan suatu masyarakat disetir oleh media masa. Lewat majalah atau koran yang dengan sengaja menawarkan gambar-gambar artis cantik untuk memamerkan nilai jual produk membuat masyarakat tersihir dan berfantasi terhadap produk tersebutTayangan-tayangan iklan pun demikian. Kemudian, konsumsi seperti pakaian, handphone, alat transportasi, dan lain-lain menjadi kebutuhan yang tak terbantahkan dan penting untuk di-update. Media masa menjembatani apa yang dikehendaki oleh industri.

Menurut Jean Paul Baudrillard, Konsumsi adalah sebuah perilaku aktif dan kolektif, ia merupakan sebuah paksaan, sebuah moral. Maka, dapat disimpulkan bahwa konsumsi merupakan sebuah sistem yang memaksa masyarakat untuk tunduk terhadap kebiasaan umum (konvensional).

Sebagai mahasiswa, kebutuhan hidup barangkali menjadi penting. Mau tak mau harus tunduk pada sistem. Terlebih kebutuhan akan konsumsi buku, smartphone, laptop, pakaian, dan lain-lain. Hal-hal yang sama pentingnya tersebut mau tak mau harus dikonsumsi untuk memenuhi kebutuhan sebagaimana mahasiswa. Mahasiswa butuh buku sebagai acuan belajar dan rekreasi.

Dibutuhkannya smartphone tak lain untuk menunjang kemudahan komunikasi yang cepat dan instan. Laptop sebagai kebutuhan akan tugas-tugas yang serba digital. Biasanya diketik dengan rapi lewat microsoft word. Terdapat celah-celah yang memunculkan niat nakal mahasiswa. Fenomena copy-paste adalah bentuk perlawanan terhadap tingkat kesulitan tugas yang diberikan. Mahasiswa yang malas akan mengambil jalan pintas dengan cara demikian. Fenomena tersebut merupakan akibat dari rendahnya minat literasi dan tingginya kepuasaan konsumsi terhadap teknologi.

Teknologi penting namun dapat merusak tatanan literasi masyarakat terlebih mahasiswa jika tidak dipergunakan dengan bijak. Yang paling dikhawatirkan adalah rusaknya insan cendekia (baca:mahasiswa). Mahasiswa tak bisa lepas dari smartphone yang menjadi alat komunikasi. Kemudahan akses internet lewat perangkat digital memudahkan mahasiswa menelusuri berita di seluruh dunia serta berbagai macam literasi. Sehingga buku di perpustakaan dan toko-toko buku menjamur tak terbeli. Hal yang wajar dari konsekuensi meluasnya budaya populer.

Budaya populer terdiri dari dua kata yaitu “Budaya” dan “Populer”. Menurut Williams, budaya diartikan sebagai segala sesuatu yang mengacu pada suatu proses umum perkembangan intelektual, spiritual, dan estetis. Sedangkan populer, Williams memberikan empat makna yang mengandung pengertian yakni : (1) banyak disukai orang; (2) jenis kerja rendahan; (3) karya yang dilakukan untuk menyenangkan orang (4) budaya yang memang dibuat oleh orang untuk dirinya sendiri.

Pengertian dapat didefinisikan bahwa budaya pupuler merupakan kehendak yang diciptakan atas kelanjutan dari budaya sebelumnya. Dalam hal ini, terdapat ketidakpuasan terhadap hasil dari kebudayaan, sehingga muncullah usaha-usaha baru yang dirasa perlu untuk kesenangan.

Berdasar pengertian pribadi, maka buku termasuk produk budaya. Suatu produk kebudayaan yang dihasilkan elit cendekiawan. Sekalipun buku diperuntukkan untuk kalangan luas, namun lebih dekat dengan cendekiawan (baca:mahasiswa). Di tengah memuncaknya budaya populer, buku seolah menjadi tidak penting. Buku menjadi terpinggir karena perannya diambil alih oleh kemudahan teknologi. Budaya populer membuat buku-buku semakin menjamur dan tak lagi memiliki kemuliaan.

Teknologi lebih mulia dari buku. Demikianlah kenyataan saat ini. Kemudahan yang ditawarkan teknologi lebih diminati dari apapun. Diterimanya teknologi internet di kalangan akademisi tak lain adalah untuk memudahkan akses literasi dari berbagai dunia (misalnya Google). “Dunia dalam genggaman”, kata salah satu pelaku industri digital.

Di zaman serba digital, berbagai literasi tak bisa lepas dari Internet memang. Pengetahuan seperti: agama, filsafat, biologi, hukum, fisika, dan ilmu-ilmu lain begitu mudah diakses. Di era teknologi, banyak pula buku-buku yang tersebar secara digital, katakanlah e-book.Serta, semua orang baik elit cendekiawan maupun bukan bisa secara bebas mempublikasikan tulisan dan membaca tulisan orang lain, dengan melalui blog pribadi, situs komersial, maupun di media sosial.

Namun adanya media sosial seperti instagram, twitter, line, snapchat, bigolive, facebook dan sejenisnya membuat mahasiswa/i kian asik dan nyaman bermanstrubasi dengan produk kecantikan, pakaian bermerek, akasesoris, dan idola masing-masing. Lihat bagaimana mahasiswa di kampusnya berdandan sedimikian rupa. Seolah kampus adalah tempat untuk berlomba memamerkan eksistensi. Mahasiswa maupun mahasiswi memakai pakaian sedemikian sama, baju, celana, sepatu, hingga alat-alat kecantikan. Hal ini tak lain adalah perilaku meniru idola yang dipertontonkan lewat iklan di media massa.

Hal tersebut disindir Efek Rumah Kaca lewat lagu “Belanja Terus Sampai Mati”. “akhir dari sebuah perjalanan/mendarat di sudut pertokoan/buang kepenatan. . .atas bujukan setan hasrat yang dijebak zaman/kita belanja terus sampai mati. . . dst. “Belanja Terus Sampai Mati. Sebuah judul yang menyindir orang-orang yang memiliki kebiasaan konsumsi (baca: belanja). Seolah belanja tak pernah akan berhenti, dan hanya berhenti ketika sudah mati.

Juga lewat lagu “Kenakalan Remaja di Era Informatika” yang menggambarkan bagaimana perilaku remaja di media sosial. “Senang mengabadikan tubuh yang tak berhalang/padahal halnya iseng belaka/ketika birahi yang juara/etika menguap entah ke mana. . .dst. Generasi muda, katakanlah mahasiswa/mahasiswi begitu narsis di media sosial. Mengunggah apa saja, mulai dari keluhan dan kebagaian kehidupan pribadi, berduaan bersama pacar, aktifitas sehari-hari, bahkan sampai foto-foto yang senonoh. Fenomena tersebut menunjukkan bahwa budaya populer begitu menyenangkan dan menyegarkan. Senang pamer apa saja untuk menunjang eksistensi.

Sebuah masyarakat yang (katanya) intelektual (baca: mahasiswa) begitu mudahnya terpengaruh dan cenderung meniru. Keadaan demikian tentu tidak salah, itu adalah konsekuensi yang harus diterima dengan lapang dada. Media telah membuat realitas semu yang seolah nyata. Media elektronik, baik internet maupun televisi telah mereduksi peran generasi muda.

Kita semua tahu dan sadar, minat di indonesia cenderung rendah. Budaya populer yang digandrungi sebagai gaya hidup kekinian membuat buku-buku menjamur dan mutu literasi yang rendah.

Survei Perpustakaan Nasional Indonesia pada 2015 lalu mendapatkan temuan : “90 persen penduduk Indonesia gemar menonton televisi dan tidak suka membaca”, ujar Kepala Kantor Perpustakaan Nasional Sri Sularsih dalam acara Safari Gerakan Nasional Gemar Membaca di Yogyakarta, Oktober 2015 lalu. Objek survei tersebut memang bukan mahasiswa saja. Namun, hal tersebut perlu sebagai perenungan. Tak lain, rendahnya minat baca adalah pengaruh media massa (baca:media elektronik).

Pengaruh yang sedemikian besar dan nyaris tak terbendung, minat baca menjadi penting untuk dipertanyakan kembali. Sebagaimana yang telah dijelaskan diatas, teknologi internet tak bisa ditolak. Hadirnya teknologi internet memang mendorong munculnya buku-buku digital yang dapat dipergunakan sebagai bahan belajar. Tak dapat dipungkiri bahwa nantinya akan banyak buku-buku digital.

Beruntung, hadirnya media sosial ternyata dapat difungsikan sebagai media promosi dan motivasi untuk menumbuhkan kesadaran literasi. Di instagram, akun-akun seperti : berdikaribook, bukuakik, sabdaperubahan dan lain-lain secara getol mempromosikan buku dan mengunggah kata-kata motivasi dari kalangan filsuf, akademisi, sastrawan dari berbagai negara.

Kesadaran akan literasi adalah kewajiban bagi mahasiswa. Aktifitas membaca dan menulis tidak boleh macet di tengah jalan. Boleh ngopi namun jangan lupa membaca. Boleh beraktifitas di organisasi, kesenian dan sebagainya namun jangan lupa membaca dan menulis. Bergaya seperti artis idaman juga boleh, tapi sekali lagi : jangan lupa literasi. Kunjungi perpustakaan dan toko-toko buku. (T)

Tags: BudayaBukumahasiswapopuler
Previous Post

Mahasiswa Masa Kini: Mahasiswa Fasilitas, Mahasiswa Gajian, Mahasiswa Populer

Next Post

Bencana Gunung Agung, Berkaca dari Yogya

Hidayat

Hidayat

Berasal dari ujung timur pulau Jawa alias Banyuwangi. Sedang terdampar di sisi utara Pulau Dewata. Bercita-cita memiliki kedai kopi lengkap dengan perpus, tempat nonton film serta tempat diskusi. Bisa dijumpai di akun inatagram : cethe21

Next Post

Bencana Gunung Agung, Berkaca dari Yogya

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ulun Pangkung Menjadi Favorit: Penilaian Sensorik, Afektif, atau Intelektual?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • ”Married by Accident” Bukan Pernikahan Manis Cinderella

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Duel Sengit Covid-19 vs COVID-19 – [Tentang Bahasa]

    11 shares
    Share 11 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Pendidikan di Era Kolonial, Sebuah Catatan Perenungan

by Pandu Adithama Wisnuputra
May 13, 2025
0
Mengemas Masa Silam: Tantangan Pembelajaran Sejarah bagi Generasi Muda

PENDIDIKAN adalah hak semua orang tanpa kecuali, termasuk di negeri kita. Hak untuk mendapatkan pendidikan yang layak,  dijamin oleh konstitusi...

Read more

Refleksi Visual Made Sudana

by Hartanto
May 12, 2025
0
Refleksi Visual Made Sudana

JUDUL Segara Gunung karya Made Sudana ini memadukan dua elemen alam yang sangat ikonikal: lautan dan gunung. Dalam tradisi Bali,...

Read more

Melihat Pelaku Pembulian sebagai Manusia, Bukan Monster

by Sonhaji Abdullah
May 12, 2025
0
Melihat Pelaku Pembulian sebagai Manusia, Bukan Monster

DI Sekolah, fenomena bullying (dalam bahasa Indoneisa biasa ditulis membuli) sudah menjadi ancaman besar bagi dunia kanak-kanak, atau remaja yang...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

May 13, 2025
“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

May 8, 2025
Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

May 7, 2025
Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

April 27, 2025
Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

April 23, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Pendekatan “Deep Learning” dalam Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila 
Khas

Pendekatan “Deep Learning” dalam Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila

PROJEK Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P-5) di SMA Negeri 2 Kuta Selatan (Toska)  telah memasuki fase akhir, bersamaan dengan berakhirnya...

by I Nyoman Tingkat
May 12, 2025
Diskusi dan Pameran Seni dalam Peluncuran Fasilitas Black Soldier Fly di Kulidan Kitchen and Space
Pameran

Diskusi dan Pameran Seni dalam Peluncuran Fasilitas Black Soldier Fly di Kulidan Kitchen and Space

JUMLAH karya seni yang dipamerkan, tidaklah terlalu banyak. Tetapi, karya seni itu menarik pengunjung. Selain idenya unik, makna dan pesan...

by Nyoman Budarsana
May 11, 2025
Fenomena Alam dari 34 Karya Perupa Jago Tarung Yogyakarta di Santrian Art Gallery
Pameran

Fenomena Alam dari 34 Karya Perupa Jago Tarung Yogyakarta di Santrian Art Gallery

INI yang beda dari pameran-pemaran sebelumnya. Santrian Art Gallery memamerkan 34 karya seni rupa dan 2 karya tiga dimensi pada...

by Nyoman Budarsana
May 10, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

May 11, 2025
Ambulan dan Obor Api | Cerpen Sonhaji Abdullah

Ambulan dan Obor Api | Cerpen Sonhaji Abdullah

May 11, 2025
Bob & Ciko | Dongeng Masa Kini

Bob & Ciko | Dongeng Masa Kini

May 11, 2025
Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

May 10, 2025
Puisi-puisi Pramita Shade | Peranjakan Dua Puluhan

Puisi-puisi Pramita Shade | Peranjakan Dua Puluhan

May 10, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co