Biarkanlah kami hidup mengikuti aliran air. Dengan suara air ini, biarkan irama musik kami mengalir…
ITULAH inti musikalisasi puisi ‘Irama Air Guru Jiwa’ garapan Teater Limas SMAN 5 Denpasar dan Rumah Lima. Musikalisasi puisi itu tampil dalam acara gelar seni akhir pekan (GSAP) Bali Mandara Nawanatya II, Sabtu 20 Mei 2017 malam di Gedung Ksirarnawa, Taman Budaya, Denpasar.
Teater Limas memainkan sembilan puisi antara lain Doa karya Chairil Anwar, Tanah Air Mata (Sutardji Calzoum Bachri), Dalam Gelap (Muda Wijaya) dan Blabar Momo (Kadek Widiasih). Ada juga Sajak Bulan Mei 1998 karya WS Rendra, Reportoar Laut (Muda Wijaya), Gegendingan Buung (Tatukung), Kayu Cenana (Ki Dusun) dan Nyanyia Ruang Kecil (Muda Wijaya) sebagai puisi penutup.
Musikalisasi puisi itu sejak awal terus mengalir tiada henti. “Kami sengaja membiarkan pemain bergerak keluar masuk pentas ibarat air yang terus mengalir kemana-mana,” terang pembimbing Teater Limas, Kardanis Muda Wijaya.
Bagi Muda Wijaya ia tidak berani mengatakan ini sebagai musikalisasi puisi. “Melainkan gubahan musik pada puisi,” tutur Muda Wijaya.
Muda Wijaya mengaku dalam penggarapan musikalisasi puisi ini ia menguatkan antara harmonisasi music dan puisi agar ada pendalaman para pemain. “Kalau proses pembuatan musik saya serahkan ke Yusna (Kadek Yusna Saputra –red) dan kawan-kawan,” ujar Muda Wijaya.
Pimpinan Produksi sekaligus yang mengarasemen kembali puisi itu, Kadek Yusna Saputra, mengatakan, untuk pemilihan lagu dan mengarasemen kembali puisi-puisi tersebut dilakukan kurang lebih dua bulanan, walau tidak penuh. “Setelah ketemu aransemennya baru kami kolaborasikan dengan tabuh. Ini juga perlu proses harmonisasi dari nada oktatonik dengan pentatonik,” jelas Yusna Saputra.
Penampilan Yusna Saputra dkk di Teater Limas mendapat apresiasi dari kurator Bali Mandara Nawanatya II, Mas Ruscita Dewi. “Untuk penampilan anak-anak SMA sudah cukup bagus walau ada beberapa hal yang perlu diperbaiki,” apreasiasi Mas Ruscita.
Menurut Mas Ruscita, beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain harmonisasi antara vocal dan musik yang terkesan masih belum harmonis, penghayatan terhadap materi puisi yang tercermin dari ekspresi pemain dan arasemen musik beberapa puisi yang belum pas. (T/rilis