BAGI sebagian orang mungkin ini rasanya sama seperti ditinggal mantan saat lagi sayang-sayangnya. Ratusan warga Jakarta memenuhi Balai Kota DKI Jakarta untuk memberikan semangat bagi Ahok. Puluhan karangan bunga memenuhi sudut-sudut Balai Kota.
Warga yang hadir untuk memberikan semangat kepada Ahok kebanyakan dari pendukung dan penggemar Ahok yang masih susah move on. Mungkin hal semacam ini baru pertama kali terjadi. Mungkin karena bagi sebagian orang sosok Ahok memang layak untuk diidolakan, memiliki cara unik saat memimpin, karena ketegasannya atau karena senyumnya yang manis.
Ya, ada banyak cara untuk mengidolakan seseorang. Bisa saja pepatah “dari mata turun ke hati” masih relevan dengan Ahok, dari melihat senyumnya langsung jatuh cinta dan mengidolakannya.
Diunggahnya beberapa foto karangan bunga di media sosial sontak membuat pengguna media sosial ramai menanggapainya. Ada berbagai respon, mulai dari sedih, senang hingga gundah gulana karena setelah 6 bulan sisa masa kerjanya, Ahok tak akan lagi menjabat sebagai Gubernur DKI. Tentu ada juga pemilik akun media sosial yang tak peduli dan ada yang justru mentertawakannya dengan ejekan khas pengguna media.
Lucu memang ketika melihat tingkah polah fenomena dunia saat ini. Orang-orang sangat cepat dan senang meluapkan perasaan mereka dengan beragam cara, bahkan terkesan sangat unik dan antimainstream. Dari hal karangan bunga untuk Ahok ini misalnya. Ada yang bahkan membuatkan lirik lagu untuk Ahok di karangan bungannya. Di bawah ini beberapa karangan bunga yang dapat dijumpai di sosial media.
“Terima kasih Pak Ahok-Djarot atas peluh keringat yang tercurah buat Jakarta” dari kami yang patah hati ditinggal saat lagi sayang-sayangnya.
“GOD always bless you Pak Ahok & Pak Djarot. Thank you for everything, you are the best gov we ever had” dari cupuers yang gagal move on.
“Pak Ahok & Pak Djarot, tahukah bapak, hati kami masih pilu. Tetap semangat ya pak. We love you”
Terlepas dari berbagai bentuk cara dan pernyataan lucu nan menggemaskan yang dibuat untuk Ahok, sudah sepantasnya orang-orang yang sedang berada di pemerintahan saat ini melihat dan bertanya pada diri sendiri “kok bisa gitu ya?”
Seperti mantan pemimpin di daerah saya, setelah menjabat dia ..*uhuk di penjara, tapi ini kok beda? Ah, orang-orang sosial media memang punya banyak cara dan tafsir dalam menilai orang. Dan, jangan diseriuskan, tulisan ini mungkin saja juga salah tafsir. (T)